Selasa, November 26Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Karya

Dari Meja Pengadilan Penulis (2/8): Menyoal Robi Afrizan Saputra dan “Sedang Memperjuangkanmu”

Dari Meja Pengadilan Penulis (2/8): Menyoal Robi Afrizan Saputra dan “Sedang Memperjuangkanmu”

Kritik Sastra
KRITIK KARYA, FLP.or.id - Bertindak sebagai Hakim yakni M. Irfan Hidayatullah, Jaksa Penuntut Topik Mulyana, serta Pengacara Dedi L. Setiawan dan M. Dzanuryadi. Ada sebanyak 8 terdakwa dihadapkan ke meja tulis yaitu HD Gumilang, Robi Afrizan Saputra, M. Ginanjar Eka Arli, Asep Dani, Sri Wahyuni Sastradiharjo, Aya NH, Tuti Frutty, dan Windra Yuniarsih. Itulah susunan petugas dalam Pengadilan Penulis 2017. FLP Wilayah Jawa Barat mencatatkan sejarah dengan menghidupkan kegiatan tersebut. Persidangannya diselenggarakan pada Sabtu, 24 Desember 2017 di Sekolah Alam Jatinangor. Kegiatan itu diadakan di antara rangkaian acara Musyawarah Wilayah ke-5 FLP Jabar. Kendati semula direncanakan berlangsung selama 1 jam, tetapi serunya persidangan membuat pengadilan digelar hingga lebih dari 2 jam. Menu...
Dari Meja Pengadilan Penulis (1/8): Tentang HD Gumilang dan Selayang Pandang Sirah Nabawiyah

Dari Meja Pengadilan Penulis (1/8): Tentang HD Gumilang dan Selayang Pandang Sirah Nabawiyah

Kritik Sastra
KRITIK SASTRA, FLP.or.id - FLP Wilayah Jawa Barat mencatatkan sejarah dengan menghidupkan kegiatan Pengadilan Penulis. Persidangannya diselenggarakan pada Sabtu, 24 Desember 2017 di Sekolah Alam Jatinangor. Kegiatan itu diadakan di antara rangkaian acara Musyawarah Wilayah ke-5 FLP Jabar. Kendati semula direncanakan berlangsung selama 1 jam, tetapi serunya persidangan membuat pengadilan digelar hingga lebih dari 2 jam. Bertindak sebagai Hakim yakni M. Irfan Hidayatullah, Jaksa Penuntut Topik Mulyana, serta Pengacara Dedi L. Setiawan dan M. Dzanuryadi. Ada sebanyak 8 terdakwa dihadapkan ke meja tulis yaitu HD Gumilang, Robi Afrizan Saputra, M. Ginanjar Eka Arli, Asep Dani, Sri Wahyuni Sastradiharjo, Aya NH, Tuti Frutty, dan Windra Yuniarsih. Menurut penulis Nurbaiti Hikaru yang sempat men...
Petaka Tanah Manusia

Petaka Tanah Manusia

Karya, Puisi
Merindu katup-katup pintu tertutup sayu tersebab malu pada gulita yang merayap sejengkal demi sejengkal di akhir tiap angka almanak. Menunggu bayang sang kepayang petantang pulang kala petang. Bawakan sesuap nyawa demi nyawa yang tadinya tersangkut di kawat-kawat perbatasan. Batas antara hidup dan mati. Batas manusia dan manusia yang tak jua dimanusiakan. O, tingginya kenang alang-kepalang Ilusi memata-mata sepenuh bayang Sungguhnya tercatat nasib tercacat malang Tanah kita sudah lupa cara berkebun dan bercocok tanam angka-angka nominal di kertas berharga yang diperdagangkan pada pangkal tiap angka almanak. Jiwa-jiwa telah dipasung oleh ribu peluru yang tertanam di halaman semua rumah, sebagai tapal batas antara air mata dan darah. Tanpa jalan pintas berujung selamat. Mimpi anak-anak me...
Terimakasih, FLP

Terimakasih, FLP

Karya, Puisi
terik matahari bukan panas bumi elok kata hati peredam panas kepala ridho hujan kepada kota yang belum berilmu inapkan rezeki langit menjadi bencana bumi manusiakan pemikir untuk jadi pengolah panas sang surya adabkan pekerja keras untuk tetap bersyukur di kala topan badai kita bersama sebagai manusia, berkumpul sebagai pengasah yang tumpul adalah kita yang berjuang di tangan kanannya pena dan di tangan kirinya kitab suci segala hormat kita berjalan menuju keandalan ingatkan segala kita tidak saling mengandalkan hidupi hidup dengan saling menguatkan visi Forum Lingkar Pena telah merumahi mereka yang bersungguhsungguh, lalu meneduhkan lelahkan hari dan hati mereka untuk dicintai Allah, sebagai hamba penulis dan pejuang keras padamu, aku berterima kasih, FLP Kab. Bandung, 6 November 2017 ...
HIKAYAT

HIKAYAT

Karya, Puisi
Pagi dibuka lembaran kaku berisi separuh namamu Katakata yang pernah mampir di gendang telinga membiru sudutnya Cerita cita yang tiarap kedap bersama ujung hayat Melihatmu lambai gemulai: senyap gegas terbentang Bahwa hikayat kita serupa hujan terhalang angin Lantas melipir pada takdir yang salah tempat Rinai tiada sempat berpamit pada telapak yang kugenggam Kita diamdiam berselimut muram bermuka masam Apa yang kita tuang di siang hari menukar nasib di rembang petang Lantas sengketa adalah kisikisi tiap kelana Menusuk rusuk gulita meraja Gelagat segala rupa luka Senja dimulai saat engkau datang kelang Rinai kita berjatuhan di dedaun kenang Janji tak jua tertopang hingga pagi bersuci Hikayat terberai lagilagi Demang Lebar Daun, 05/11/17 Azzura Dayana
BANDUNG NOVEMBER ’17

BANDUNG NOVEMBER ’17

Karya, Puisi
Senja masih basah di kotaku Tatkala mereka datang dari berbagai penjuru Dengan pesawat bus kereta dan kapal laut Dengan wajah riang dan mata syahdu Dengan hati senang dan bertumpuk rindu Malam mengekalkan rindu di kotaku Tatkala mereka bersalaman berpelukan dan bercengkerama seru Tentang agama keluarga dan karya terbaru Juga berbincang haru Tentang Rohingya dan Traktat Balfour Lalu merekamnya dalam buku-buku Pagi masih menuliskan buku di kotaku Dengan pena sebatang perdu Dengan tinta bertetes embun Menuliskan janji suci Berjuang bersama demi ridha ilahi Siang bernaung mendung di kotaku Menjadi semacam ayat-ayat cinta Yang memandu langkah mereka Menuju haribaan Allah Ta'ala  
Pesan Maxwell Untuk Ketua Umum FLP 2017-2021: Afifah Afra

Pesan Maxwell Untuk Ketua Umum FLP 2017-2021: Afifah Afra

Opini
John Calvin Maxwell (lahir 1947), penulis Amerika yang spesialis membahas soal kepemimpinan memiliki sebuah kutipan menarik berbunyi, "A Leader is one who knows the way, goes the way, and shows the way." Pemimpin, tulis dia, adalah orang yang mengetahui jalan, berjalan di jalannya, dan menunjukkan jalan. Sebagai ketua umum FLP yang terpilih secara demokratis pada Munas IV FLP (4/11), dalam konteks kepemimpinan diharapkan telah mengetahui jalan-jalan kepemimpinan, berjalan di jalanan yang telah tersedia, dan menunjukkan jalan kepada kader FLP untuk memberikan yang terbaik untuk lembaga ini. Seorang pemimpin perlu mengetahui secara persis jalanan yang hendak dilaluinya. Jalanan yang akan ditempuh oleh FLP tidak semuanya sama: ada yang mulus, berliku, bahkan terjal. Mereka yang beraktivitas d...
5 Hal yang (Mungkin) Buruk yang (Mungkin) Terjadi pada Penulis

5 Hal yang (Mungkin) Buruk yang (Mungkin) Terjadi pada Penulis

Karya, Opini
Di luar kebanggaan, sisi humanis dan kesabaran yang biasanya melekat pada diri penulis; ada beberapa hal (yang mungkin) buruk yang mungkin menghampiri seseorang ketika ia memutuskan menajdi penulis. Hal ini harus disadari sejak awal, agar orang tak hanya memikirkan hal muluk-muluk ketika menjadi penulis. 1. Perjalanan panjang, mungkin seumur hidup Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk jadi penulis mahir? 3 bulan, 6 bulan, 2 tahun? Ketika bukunya telah terbit 5 atau 10? Atau setelah ia mengikuti workshop selama puluhan jam? Saya ingin sedikit bercerita. Salah satu impian saya adalah jadi penulis buku anak-anak. Entah karena masa kecil saya terlalu bahagia atau malah kelewat sengsara hahaha. Yang pasti, senang sekali menonton film yang berkisah tentang anak-anak seperti Heidi, Little Hous...
Maukah Kamu Jadi Penulis?

Maukah Kamu Jadi Penulis?

Karya, Opini
Tidak ada universitas yang khusus memiliki fakultas atau jurusan yang mencetak seseorang menjadi penulis. Bahkan fakultas FIB sekalipun, tidak secara otomatis membuat mahasiswanya mengambil profesi penulis sebagai pekerjaan hidupnya. Penulis adalah pekerjaan lepas yang benar-benar ‘lepas’ : hanya orang-orang yang benar-benar niat jadi penulis, akan menjalani profesi sebagai penulis dengan segala lika likunya. Bertahun-tahun lalu, di era tahun 2000an, saat novel dan kumpulan cerpen di tanah air meledak penjualannya; orang ramai-ramai ingin jadi penulis. Pelatihan-pelatihan digelar dan pesertanya mengalir deras. Sekarang, acara-acara kepenulisan sepi peminat. Bedah buku jarang dihadiri khalayak. Orang enggan mengirimkan cerpen ke koran-koran atau majalah. Alasannya : menulis susah-susah, la...

Pin It on Pinterest