Minggu, September 28Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Penulis: admin

Membangun Jejak Kepenulisan; Oleh-oleh dari Yogyakarta (1/2)

Membangun Jejak Kepenulisan; Oleh-oleh dari Yogyakarta (1/2)

Karya
Oleh FAIDA ZUHRIA, FLP.or.id - Forum Lingkar Pena bukanlah nama yang asing sejak masaku di bangku SMA, tahun 2000 waktu itu. Mengenal dan membaca berbagai bukunya, bahkan mulai dari sanalah hijrahku dimulai dengan berhijab. Banyak cerita yang bisa diambil hikmahnya, yang memberikan wacana lebih luas tentang agama, tanpa menggurui, tanpa menghakimi, namun cukup mampu mengambil hati. Membaca memang menjadi rutinitas sejak SD, bahkan tidak terlewat satu hari pun tanpa membaca. Hingga SMA, membaca karya sastra, novel, cerpen, dan sebagainya masih rutin dilakukan. Pada masa SMA pun mulai menulis dan sempat masuk dalam majalah sekolah. Akan tetapi, keinginan menjadi penulis masih belum begitu kuat karena kesibukan belajar. Aktivitas yang rutin adalah membaca. Masa kuliah yang masuk tahun 2003 ...
Konde Nenek

Konde Nenek

Hikmah, Pojok
Oleh SRI WIDYASTUTI, FLP.or.id -Konde dan Syariah agama. Tidak ada yang salah pada konde. Pun pada kebaya. Bertahun lalu, nenekku memakainya setiap hari. Konde kecil dari gelungan rambutnya yang panjang yang semakin menipis. Diselendangkannya sehelai kerudung menutupi rambutnya yang mulai memutih. Dia duduk di tempat tidurnya sambil menghadap al qur'an usai shalat duha. Kebaya dan kain batik mempercantik tubuhnya yang renta. Nenekku setiap hari membaca Al Quran dengan berpakaian kebaya dan konde kecil di kepalanya. Dibalut kerudung panjang berhias sulaman tangannnya. Setiap tiga hari khatam al quran. Nenek tak pernah benci suara adzan sebab itulah suara yang paling disukainya. Adzan semacam penjaga yang senantiasa mengingatkannya pada waktu waktu bertemu dengan Tuhannya. Kidung nenek, k...
Ma’rifat Danarto

Ma’rifat Danarto

Opini
Oleh YANUARDI SYUKUR, FLP.or.id - Pada sebuah sore, Selasa (10/4/2018) tersebar berita bahwa sastrawan Danarto (77 tahun) ditrabrak motor di dekat kampus UIN Ciputat. Tubuhnya kemudian dibawa ke RS Fatmawati. Kritis. Tak lama kemudian dia pergi untuk selamanya. Menurut berita, istri Danarto sudah tiada. Dia juga tidak punya anak. Keluarganya yang di Jakarta juga tidak diketahui. Orang-orang hanya tahu, Danarto lahir di Sragen Jawa Tengah. Sebagai penulis, saya sering mendengar nama Danarto. Kendati saya tidak bisa menulis fiksi, tapi karya fiksinya membuat saya tertarik untuk beli. Di sebuah siang di Masjid UI Depok, saya lihat buku merah judulnya "Ikan-Ikan dari Laut Merah." Saya tidak bisa fiksi, tapi saya penasaran isi buku itu. Dalam cerpen tersebut, Danarto membahas tentang tawaka...
FLP NTB dan 1000 Inspirasi di Tanahnya

FLP NTB dan 1000 Inspirasi di Tanahnya

Jarwil, Pojok
Ahad, 18 Maret 2018. Aroma pagi hari masih terasa ketika saya mendarat di Kota Seribu Masjid, julukan bagi Mataram, ibukota provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Kehadiran saya di sini dalam rangka menjalankan amanat Ketua Umum FLP untuk menghadiri Musyawarah Wilayah (Muswil) ke-2 FLP wilayah NTB. Inilah wilayah yang dirintis oleh sekelompok anak muda yang mencintai dunia literasi. Mereka berkumpul mendirikan FLP NTB, dan bertekad untuk merealisasikan tujuan-tujuan literasi FLP di NTB. Awalnya, FLP NTB dirintis di kota Bima, sesuai domisili penggagasnya, Akhi Dirman. Saya menikmati betul nuansa kota ini. Begitu menjejakkan kaki di tanahnya, langsung terasa pesona yang sangat indah dari negeri mataram. Wilayah ini punya daya pikat berupa hamparan pantai berpasir putih dengan paduan deburan o...
Mengenang Ibu

Mengenang Ibu

Hikmah, Pojok
Oleh GANJAR WIDHIYOGA, FLP.or.id - Ibu saya adalah perempuan kelahiran tahun 1950. Merasakan masa-masa sulit negeri ini, kadang bercerita pada kami tentang antrian beras dan minyak yang mengular kala itu. Bukan untuk berkubang di masa lalu melainkan agar kami bersyukur dengan masa kini. Ibu saya istimewa. Kala masyarakat saat itu belum peduli pendidikan, Ibu telah menjadi mahasiswi IKIP Yogyakarta. Merantau, membuka cakrawalanya dan kemudian mengabdi menjadi guru selama puluhan tahun. Meski tak mendapatkan sertifikasi guru karena syaratnya yang aduhai tak mampu dipenuhi Ibu yang telah menua. Ibu saya istimewa karena mengijinkan mbak saya memakai jilbab. Ini tahun 1990-an, ketika mengenakan jilbab masih asing di masyarakat. Kala orang tua lain khawatir anak perempuan yang pakai jilbab aka...
Film 5PM: Mencintai Masjid, Mencintai Indonesia

Film 5PM: Mencintai Masjid, Mencintai Indonesia

Resensi
Oleh Yanuardi Syukur (Koordinator Divisi Litbang FLP Pusat. IG: @yankoer)   Film yang baik adalah film yang mengubah benci jadi cinta, malas jadi rajin, ragu-ragu jadi yakin. Saya seorang sufi, suka film, walau tidak pintar meneliti film. Tapi, setelah menonton Gala Premier “5PM” atau “Lima Penjuru Masjid”, saya mencoba untuk sedikit beri pendapat. Katanya, salah satu kunci sukses sebuah film adalah ketika film itu menggerakkan penonton untuk mengikuti apa keinginan dari film tersebut. Film 5PM ini bercerita tentang para pemuda yang menemukan masjid sebagai tempat yang damai bagi hidup mereka. Karakter para pemuda dalam film ini digambarkan sebagai pemuda yang punya masalah akan tetapi mereka dapat solusi dari masjid. Dari sini tampak bahwa salah satu tujuan dari film ini adalah ...
Yuk, Nonton Film 5PM

Yuk, Nonton Film 5PM

Berita
*5 Komentar untuk Film 5PM* Jum'at, 6 April 2018. FLP diundang oleh Bedasinema untuk turut menjadi saksi tayang perdana film keduanya, yaitu film 5PM (Lima Penjuru Masjid). Maka hadirlah beberapa pengurus pusat Forum Lingkar Pena ke CGV Grand Indonesia, tempat layar Gala Premiere dibentangkan. Nah, apa komentar mereka sepulang dari nobar Gala Premiere tersebut? Inilah 5 komentarnya untuk film 5PM: 1⃣ "Filmnya lumayan bagus," begitu kata Wiwiek Sulistyowati, Bendahara FLP. Kok lumayan bagus? Ya, tentu saja ada kekurangannya. Tapi, Lima Penjuru Masjid baginya lebih bagus dari beberapa film positif yang belakangan muncul. Digarap serius, dengan tetap menghibur, meski tak menggadaikan amanat nilai-nilai positifnya. 2⃣ "Keren pengambilan gambarnya," begitu kata Irfan Azizi, Koordinator Div...
5 PM, Bukan Sekadar Kisah 5 Pemuda Ganteng

5 PM, Bukan Sekadar Kisah 5 Pemuda Ganteng

Breaking News
Oleh AFIFAH AFRA, Ketua Umum BPP FLP, FLP.or.id - Dari 5 penjuru, 5 pemuda tampan itu datang, membawa resah, gundah, dan kepedihan. Ada yang kesulitan dalam bisnis, musisi yang sepi order, juga akademisi yang cemas menanti turunnya bea siswa. Dari 5 penjuru, hati mereka bersatu dan tertambat dalam masjid yang mereka cintai sepenuh hati. Sungguh, saya merasa terharu. Di tengah pentas hedonisme yang ditawarkan dengan begitu banal kepada generasi muda, Beda Sinema berani menawarkan sebuah tema yang sangat tidak biasa. Film 5PM (5 Penjuru Masjid) persembahan Bedasinema Pictures dengan sutradara Humar Hadi ini rupanya mengangkat misi khusus, mengajak para pemuda untuk tertambat hatinya kepada masjid. Sebab dengan cara ini, bukan sekadar masalah duniawi yang terlepas. Di hari kiamat kelak, pem...
Inilah Program Ekstensifikasi dari Jaringan Wilayah di Triwulan Kedua 2018

Inilah Program Ekstensifikasi dari Jaringan Wilayah di Triwulan Kedua 2018

Jarwil, Pojok
Rabu, 4 April 2018. Melalui surat elektronik, Divisi Jaringan Wilayah BPP FLP telah mengirimkan program kerja Badan Pengurus Pusat Triwulan Kedua yang ada kaitannya dengan wilayah maupun kaitannya dengan anggota dan masyarakat umum yang berada di sekitaran setiap cabang. Pada Triwulan Kedua ini, dari April hingga Juni 2018, ada 6 Divisi + Sekretaris BPP yang memiliki program dalam kategori tersebut. Yaitu Sekretaris, Divisi Humas, Divisi Jaringan Wilayah, Divisi Bisnis, Divisi Litbang, Divisi Karya dan Divisi Kaderisasi. Untuk detailnya bisa ditanyakan ke Ketua Wilayah masing-masing. Tapi dalam tulisan ini, yang akan diulas adalah program kerja Divisi Jaringan Wilayah saja. InsyaAllah untuk program kerja divisi-divisi lainnya akan diulas oleh Koordinator Divisi masing-masing. Nah, setelah...
Penulis Gegge S. Mappangewa: “Saya Semakin Menyadari, Saya Tak Berbakat Menulis”

Penulis Gegge S. Mappangewa: “Saya Semakin Menyadari, Saya Tak Berbakat Menulis”

Kepenulisan
Menulis Itu Gampang, kata Arswendo Atmowiloto. Buku inilah yang membuatku optimistis bahwa saya bisa jadi penulis. Saya mengenal buku Menulis Itu Gampang di rumah teman kelompok belajar saya saat SMP di kampung. Bertemu buku itu lagi, 5 tahun ke depan saat saya kuliah Teknik Mesin di UMI Makassar. Saya masuk perpustakaan hanya untuk membaca dan membaca buku ini lagi, karena tak bisa dipinjam keluar. Selain membaca buku itu, saya juga rajin membaca majalah remaja. Belinya yang bekas biar murah. Bukan irit, tapi memang saat kuliah, saya termasuk orang berada; berada dalam kesulitan. Majalah Aneka dan Anita paling sering. Kadang, cerpen yang paling kusuka, kubaca berulang-ulang, berkali-kali kumurajaah, semua demi mudah menulis. Nama-nama penulis yang masih kuingat meski lupa judul cerpenny...

Pin It on Pinterest