Selasa, Februari 4Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Kepenulisan

[Seri Dua Minggu di Australia (bag.2)] Bertemu Professor Pookong Kee

[Seri Dua Minggu di Australia (bag.2)] Bertemu Professor Pookong Kee

Kepenulisan
Dua Minggu di Australia (2): Catatan Peserta MEP Grup 1 2015 Tiba di Melbourne Pukul sepuluh kuranglebih waktu setempat. Kami tiba di Melbourne setelah ketinggalan pesawat karena cukup lama ‘antri’ pemeriksaan bagasi di Customs & Border Protection. Berlapis-lapis pemeriksaan membuat jarak antara landing di Sydney dengan take off ke Melbourne menjadi sangat cepat. Selain pemeriksaan pakai detector dan semacamnya, beberapa anjing juga mengendus koper kami. Masing-masing menjaga jarak dengannya. “Untuk memastikan tidak ada narkoba,” kata salah seorang kawan. Untuk masuk ke negara orang memang kita diminta untuk men-declare apa-apa yang kita bawa, kemudian diperiksa lagi beberapa lapis. Walau kita sudah berlari-lari dorong bagasi, tetap waktunya tidak cukup. Tapi baiknya kami tetap bis...
[Seri Dua Minggu di Australia (bag.1)] Kali Pertama ke Negeri Kangguru

[Seri Dua Minggu di Australia (bag.1)] Kali Pertama ke Negeri Kangguru

Kepenulisan, Pojok
Dua Minggu di Australia (1): Catatan Peserta Muslim Exchange Program (MEP) Grup 1 2015 “Bagi orang yang dibesarkan di kampung, luar negeri adalah maju, modern, dan bangunannya tinggi-tinggi.” Bayanganku waktu kecil seperti itu. Luar negeri juga, dalam bayangan saya waktu kecil, adalah: Kristen. Orang-orang Barat, dalam pandangan masa kecil, adalah orang-orang Kristen, persis seperti pertanyaan salah seorang keluarga saya beberapa waktu lalu di Tobelo, sebuah kota kecil di utara Pulau Halmahera, seminggu setelah kembali dari Australia, “Apa ada orang Islam di Australia?” Catatan ini saya tulis memiliki beberapa tujuan: (1) sebagai kenangan bagi diri saya sendiri bahwa pada bagian tertentu dalam hidup, saya pernah mendapatkan kesempatan berharga untuk melihat negeri tetangga di benua sebe...
Empat Tips Menulis Buku

Empat Tips Menulis Buku

Hikmah, Kepenulisan, Pojok
“JIKA kau ingin hidupmu berhasil, kau harus membangunnya,” begitu kutipan sebuah film, judulnya Runner Runner di layar lebar. Dalam konteks menulis,  kutipan tadi bisa diubah menjadi, “Jika kau ingin jadi penulis, kau harus menulis!” Konon, ada yang pernah bertanya kepada budayawan Kuntowijoyo, bagaimana cara jadi menulis. Kata beliau, cara menjadi penulis itu cuma tiga: 1. Menulis, 2. Menulis, dan 3. Menulis! Ternyata, tetap sama, menulis-menulis juga jawabannya. Hampir sama dengan dua kutipan di atas, novelis Stephen King punya nasihat untuk mereka yang ingin menulis. “Kunci untuk menjadi penulis,” kata King, dalam Stephen King On Writing, ada dua cara yang intinya: 1. Banyak-banyak membaca, dan 2. Banyak-banyak menulis! Bagaimana cara menulis buku? Ada empat tips yang bisa kita perhatik...
Menjadi Penulis, Tak Sekadar Royalti (2)

Menjadi Penulis, Tak Sekadar Royalti (2)

Kepenulisan, Pojok, Senandika
Emang, punya duit royalti dosa? Ya, enggak lah. Malah, dapat pahala karena membantu kemandirian. Dari royalti disisihkan infak, dapat memberi hadiah kepada orang tua dan saudara, dapat membantu teman yang kesulitan. Plus membeli barang yang dibutuhkan. Tapi kalau royalti satu-satunya tujuan, cepat sekali impian ini menjadi redup. Pasalnya, royalti yang dibayar per 3 bulanan, 4 bulanan, 6 bulanan atau malah ada yang per tahun; baru terasa besarannya bila buku terjual sekitar 2000 eksemplar. Eit, jangan keburu senang mendengar buku kita terjual 2000 eksemplar, sebab buku itu telah terjual tetapi boleh jadi uang yang beredar dari toko buku dan distributor belum masuk seluruhnya ke kas keuangan penerbit sehingga bisa jadi royalti yang terbayar ½ atau ¼ dari total buku terjual. Bicara masalah r...
Menjadi Penulis, Tak Sekadar Royalti (1)

Menjadi Penulis, Tak Sekadar Royalti (1)

Kepenulisan, Pojok
Punya passive income secara periodik. Nama yang dikenal. Orang-orang yang respect akan ide yang digulirkan. Dikejar-kejar penerbit. Sesekali ditampilkan media. Menerima permintaan pertemanan setiap pekan. Ada saja yang jadi follower di twitter. Ditakuti teman jika bersamaan ikut lomba menulis. Aaaah, enaknya! Maka banyak sekali orang yang bilang: aku mau jadi penulis! Aku punya banyak ide, lho. Aku sudah buat cerita ratusan halaman. Aku kepingin nulis cerita cinta, horor, detektif, petualangan, sains fiksi dan banyaaaak lagi. Semangat membara untuk melihat cover buku dengan nama kita tercetak di sampul depan. Biografi singkat di halaman belakang ditambah foto terakhir ukuran close up dengan senyum paling manis. Lalu beranjak 6 bulan. 1 tahun. 2 tahun. Impian itu meredup. Semangat layu. Cer...
Syarat Sukses Menulis (2)

Syarat Sukses Menulis (2)

Kepenulisan, Pojok
Ada enam syarat kesuksesan penulis. Sebelumnya telah dijelaskan dua syarat kesuksesan penulis, yaitu, tsabat dan sabar. Apakah makna syarat yang lainnya? Syarat berikutnya adalah taat kepada Allah dan RasulNya Sejak zaman dahulu kala, baik orang Jawa, China, Barat dan orang manapun dari belahan dunia mengenal prinsip “Untung. Hoki. Lucky”. Ada banyak orang kaya, cerdas di dunia ini. Jadi kaya dengan bekerja, Jadi cerdas dengan belajar. Jadi untung dengan…? Hoki atau keberuntungan seseorang itu sesuatu yang gaib. Sesuatu yang mirip tulisan saya yang sebelumnya “Rezeki 600 juta dan 62 M”. Kadang tidak bisa ditafsirkan. Lho, penulis itu karyanya biasa-biasanya saja, baru juga 5 buku keluar, kok sudah difilmkan? Kok sudah bisa beli mobil dan rumah? Sementara karya saya sudah 30 lebih masih beg...
Syarat Sukses Menulis (1)

Syarat Sukses Menulis (1)

Kepenulisan, Pojok
Gagal menulis? Ditolak berkali-kali? Buku jeblok di pasaran? Bosan jadi penulis? Mungkin sedikit nasehat ini dapat membantu. Awalnya, hanya mendengar penjelasan dari QS 8: 45-47. Tapi sungguh, Al Quran itu memang obat yang makjleb di hati. Sungguh langsung mengena pada diri seorang penulis seperti saya yang kadang dihantui rasa lelah. InsyaAllah, tidak ingin meninggalkan dunia kepenulisan (karena saya cinta dan merasa menulis adalah katarsis). Tapi, salah satu kekalahan kita adalah semakin malas dan jauh dari target-target menulis. Apa sih sebetulnya isi QS 8 : 45 -47? Sebetulnya surat ini banyak berisi penjelasan peperangan di zaman Rasulullah. Kalau begitu, apa relevansinya dengan zaman sekarang? Kita sudah tidak punya musuh Belanda, Portugis, Jepang lagi. Coba deh, baca lagi dan akan se...
Hukum Menulis Cerpen

Hukum Menulis Cerpen

Kepenulisan, Pojok
Sebagai penikmat sastra –dan kadang-kadang iseng menulis karya sastra– pernah terlintas di benak saya bagaimana hukum menulis cerpen (apalagi novel)? Bukankah ada seperti unsur membohongi gitu? Menulis cerpen itu kan mengarang (insya') dan mengarang itu kan mengada-ada –heheh–, apa nggak "ngapusi", membohongi? Kan tokoh-tokohnya, kejadiannya, latar belakangnya, tempat kejadiannya; bias jadi rekaan semua,walau diangkat dari kejadian sehari-hari dengan merubah pelakunya. Hal ini pernah merisaukan pikiran saya lumayan agak lama, sebelum saya mendiskusikannya dengan beberapa Guru-Guru Besar saya yang masing-masing memberikan jawaban berbeda sesuai dengan wijhah nadhor (sudut pandang) masing-masing, meski inti jawaban adalah sama. Cerpen, dalam istilah Arab disebut "Riwayah" atau "qisshoh qos...
Mengadili Pembaca

Mengadili Pembaca

Kepenulisan, Pojok
Apakah Anda pernah menulis dan tulisan Anda mengundang komentar buruk dari pembaca? Jika Anda seorang penulis yang sering mempublikasikan karyanya di media (cetak, internet, dll), tentu komentar—baik maupun buruk—merupakan keniscayaan yang Anda peroleh. Jika komentar itu positif, tentu kita sangat berbahagia. Namun, bagaimana jika komentar itu negatif? Apa yang harus kita lakukan sebagai penulis? Sebagai penulis, tentu kita tak mungkin melakukan apa-apa. Karena begitu karya tulis itu dipublikasi di ruang publik, maka penulis gugur seketika itu. Saya tidak sedang mengatakan bahwa teks itu otonom seperti yang dipahami para strukturalis. Sebab sebuah teks yang dikarang manusia tentu saja merupakan refleksi realitas yang telah terintepretasi oleh pengarangnya. Sehingga untuk menilai sebuah k...

Pin It on Pinterest