Sabtu, November 2Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Kepenulisan

Penulis Gegge S. Mappangewa: “Saya Semakin Menyadari, Saya Tak Berbakat Menulis”

Penulis Gegge S. Mappangewa: “Saya Semakin Menyadari, Saya Tak Berbakat Menulis”

Kepenulisan
Menulis Itu Gampang, kata Arswendo Atmowiloto. Buku inilah yang membuatku optimistis bahwa saya bisa jadi penulis. Saya mengenal buku Menulis Itu Gampang di rumah teman kelompok belajar saya saat SMP di kampung. Bertemu buku itu lagi, 5 tahun ke depan saat saya kuliah Teknik Mesin di UMI Makassar. Saya masuk perpustakaan hanya untuk membaca dan membaca buku ini lagi, karena tak bisa dipinjam keluar. Selain membaca buku itu, saya juga rajin membaca majalah remaja. Belinya yang bekas biar murah. Bukan irit, tapi memang saat kuliah, saya termasuk orang berada; berada dalam kesulitan. Majalah Aneka dan Anita paling sering. Kadang, cerpen yang paling kusuka, kubaca berulang-ulang, berkali-kali kumurajaah, semua demi mudah menulis. Nama-nama penulis yang masih kuingat meski lupa judul cerpenny...
Inilah 4 Ilmu yang Harus Dikuasai Penulis Agar BMDBDB

Inilah 4 Ilmu yang Harus Dikuasai Penulis Agar BMDBDB

Kepenulisan, Pojok
JAKARTA, FLP.or.id -- Penulis dituntut rajin untuk memahami dan mengamalkan ilmu-ilmu kepenulisan. Dalam penjelasannya pada Selasa (4/10/2016), Topik Mulyana, Koordinator Divisi Karya Badan Pengurus Pusat (BPP) FLP, menyampaikan ada 4 ilmu yang harus dikuasai para penulis. Inilah ilmu-ilmu yang harus dikuasai agar 'bisa menulis dengan benar dan bagus': 1. Logika Logika adalah dasar semua ilmu. Ilmu adalah upaya mencapai kebenaran melalui nalar. Logika adalah alat untuk mencapai kebenaran tersebut. 2. Gramatika Gramatika adalah ilmu tata bahasa. Melalui gramatikalah logika bisa diekspresikan, diwujudkan. 3. Stilistika Stilistika adalah seni menggayakan bahasa. Dengan stilistika, bahasa tidak hanya benar, tapi juga indah (enak dibaca). 4. Estetika Ini harus dikuasai bagi para penulis ka...
“7 Formula Agar Buku Pertama Jadi Best-Seller” Dibahas di Kajian Pekanan FLP Bandung

“7 Formula Agar Buku Pertama Jadi Best-Seller” Dibahas di Kajian Pekanan FLP Bandung

Berita, Kepenulisan, Pojok
BANDUNG, FLP.or.id – Sabtu (1/10), Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Bandung mengadakan kajian pekanan dengan tema “Belajar Nulis Novel Pertamaku dari Novel-novel Best Seller’ bersama Mahab Adib Abdillah, penulis novel ‘Ramadhan Terakhir Ludwig’ dan kumpulan cerpen (kumcer) ‘Cinta dalam Tumpukan Jerami’, di Selasar Timur Masjid Salman, Bandung, Jawa Barat. Kegiatan ini terbuka untuk umum dan diselenggarakan sebagai upaya peningkatan wawasan kepenulisan atau literasi di kalangan penulis maupun calon penulis. Pada kesempatan itu, Kang Ujo (panggilan akrab pemateri) menyampaikan banyak hal seputar dunia kepenulisan dan penerbitan kepada para peserta. Diawali dengan diskusi tentang para penulis yang karya pertamanya langsung melejit alias laku keras di pasaran. Antara lain: Ahmad Fuadi penulis ...
Sekilas Cerita dari Ketua FLP Cabang Bogor, Gara-gara (Konten) Blog …

Sekilas Cerita dari Ketua FLP Cabang Bogor, Gara-gara (Konten) Blog …

Kepenulisan, Pojok
JAKARTA, FLP.or.id -- Blogging atau nge-blog menjadi kian lumrah bagi netizen nusantara. Meski dulu sempat diramal bakal tenggelam, tapi itu tidak terbukti dalam kenyataan. Tak sedikit yang bermula dari postingan blog, kemudian malah postingannya berhasil dibukukan. Lain padang lain belalang, lain blogger lain pengalaman. Salah satunya dialami Ketua FLP Cabang Bogor yang juga blogger di bangsyaiha.com. "Menulislah untuk keabadian! karena kita nanti akan mati, tapi tulisan-tulisan kita tidak!" demikian terpampang di kepala blognya. Selain banyak bertutur kisah sehari-hari dan tentang kepenulisan, Bang Syaiha juga kerap mengulas tema pendidikan, pernikahan, dan dunia blogging itu sendiri. Melalui postingan Facebook-nya, Bang Syaiha menyampaikan fragmen singkat, yang terjadi "gara-gara" ak...
Writer’s Block? Kamu Dapat Mencoba Tips Teruji dari 5 Penulis FLP Ini

Writer’s Block? Kamu Dapat Mencoba Tips Teruji dari 5 Penulis FLP Ini

Kepenulisan, Pojok
JAKARTA, FLP.or.id -- Writer's block? Buntu kala menulis? Tenang, fenomena ini bisa terjadi kepada siapa saja. Bukan cuma penulis pemula, penulis ternama pun mengalaminya, sejak dulu kala. Mulai dari kekurangan ide orisinil, hingga yang selama bertahun-tahun tak lagi mampu berkarya. Bagaimana untuk mengatasinya? Tips-tips dari 5 penulis anggota Forum Lingkar Pena (FLP) ini sepertinya dapat kamu intip, bisa kamu coba. 1. RILEKS "Kalau aku lagi buntu pas nulis, tarik nafas dalam-dalam, hembuskan perlahan. Buat diri serileks mungkin lalu pejamkan mata dan berbaring. Bukan tidur lho ya, tapi membayangkan kembali, itu tulisan mau dibuat seperti apa." Suwanda, Ketua FLP Wilayah Lampung 2016-2018 yang baru terpilih 2. MEMBACA SANTAI "Saya akan berhenti berusaha menulis, lalu membaca dengan sa...

Kebutuhan Penulis pada Pemahaman

Kepenulisan
Penulis dengan segala aktivitas literasinya adalah syiar. Ia menyiarkan nilai-nilai dan ide-ide. Nilai-nilai itu menjadi anutan bagi kehidupan pembacanya. Ide-ide itu menjadi arahan bagi kehidupan pembacanya. Karenanya, ada kebutuhan mendasar bagi seorang penulis; yaitu Pemahaman. Pemahaman akan nilai-nilai, sebelum nilai-nilai itu tersyiarkan ke segenap penjuru menjadi anutan. Pemahaman akan ide-ide, sebelum ide-ide itu tersebarkan ke segenap penjuru menjadi arahan. Pemahaman akan nilai yang kita usung menjadikan diri mampu menyampaikan nilai secara tepat dalam konteks ruang dan waktu di tengah masyarakat kita. Sehingga masyarakat nyaman menerima nilai itu dan mudah menjadikannya sebagai anutan. Pemahaman akan ide yang kita usung menjadikan diri mampu menyampaikan ide secara tepat dala...
[Seri Dua Minggu di Australia (Bag.5)] Bertanya pada Ahli Dzikr

[Seri Dua Minggu di Australia (Bag.5)] Bertanya pada Ahli Dzikr

Kepenulisan, Pojok
Al Anbiya 7 Dua orang siswi duduk santai di depan sebuah gawang kecil berwarna putih-oranye. Mereka baru saja bermain bola kaki dengan beberapa siswi lainnya. Pakai jilbab, kaos panjang, dan celana training. Tak jauh dari situ beberapa siswa juga sedang duduk santai setelah setelah bermain bola. Ini pemandangan pertama saat kami memasuki Senior Campus Australian International Academy (AIA) yang terletak di 56 Bakers Road, North Coburg. Kata Rowan Gould, Coburg adalah salah satu kawasan yang banyak dihuni imigran muslim dari Timur Tengah. Mengutip Abdullah Saeed (2003) dalam Islam in Australia, untuk Melbourne komunitas Islam juga dapat ditemukan di Meadow Heights, Reservoir, Dallas, dan Noble Park. Melihat jadwal, kami rencana bertemu dengan Abdul Karim Galea, pimpinan Kampus AIC Melbourn...
[Seri Dua Minggu di Australia (bag.4)] MIE GORENG, BALCOMBE, DAN GREEDY KANGAROO

[Seri Dua Minggu di Australia (bag.4)] MIE GORENG, BALCOMBE, DAN GREEDY KANGAROO

Kepenulisan, Pilihan Editor, Pojok
Mie Goreng dan Sepasang Kekasih Jam menunjukkan pukul 06.30. Ahmad Saifulloh mengambil dua bungkus mie goreng. Dimasukkan ke dalam panci kecil dengan dua butir telur yang telah disiapkan Ibu Chris di lemari pendingin. Aromanya sudah mulai terasa saat saya keluar dari kamar. “Mas, sarapan dulu. Ada indomie di panci,” kata Mas Ahmad. Merasa cukup lapar pagi ini, saya bergegas mengambil piring, dan mencoba masakan lelaki berhati lembut asal Ponorogo itu. “Indomie-nya enak Mas. Saya tambah lagi, gak apa-apa, ya?” “Monggo, Mas. Itu buat antum, kok, semuanya.” Tiba-tiba saya teringat masa-masa ketika jadi santri. Kadang kalau makanan di math’am habis (kata teman-temanku, dalam hal makanan jangan pakai istilah sabar, karena man shabara, intaha—siapa ‘bersabar’, kehabisanlah dia) dan keuangan l...
[Seri Dua Minggu di Australia (bag.3)] ABC, Abdullah Saeed, dan Yahudi Muda

[Seri Dua Minggu di Australia (bag.3)] ABC, Abdullah Saeed, dan Yahudi Muda

Kepenulisan, Pilihan Editor, Pojok
Dua Minggu di Australia: Catatan Peserta MEP Grup 1 2015 Langkah Panjang hingga Konflik Peradaban Hari masih pagi. Seorang wanita paruh baya berjalan di depan Ganache Chocolate. Mengenakan kaos lengan panjang berwarna cokelat muda dan menenteng sebuah tas, ia berjalan agak cepat. Orang sini langkahnya panjang-panjang, saya bergumam di dalam hati. Sudah lebih dari dua puluh jam saya melihat langkah-langkah panjang itu di negeri asli para Kangguru dan Koala ini. Tak jauh dari situ, beberapa orang—dengan langkahnya yang panjang juga—menyeberang Collins Street, sebuah jalanan ‘tua’ yang jika kita berjalan terus ke arah timur akan tiba di gedung Parliament House-nya negara bagian Victoria, tak jauh dari St. Patrick’s Cathedral. “Orang di sini langkahnya panjang-panjang ya?” tanya saya pada...
[Seri Dua Minggu di Australia (bag.2)] Bertemu Professor Pookong Kee

[Seri Dua Minggu di Australia (bag.2)] Bertemu Professor Pookong Kee

Kepenulisan
Dua Minggu di Australia (2): Catatan Peserta MEP Grup 1 2015 Tiba di Melbourne Pukul sepuluh kuranglebih waktu setempat. Kami tiba di Melbourne setelah ketinggalan pesawat karena cukup lama ‘antri’ pemeriksaan bagasi di Customs & Border Protection. Berlapis-lapis pemeriksaan membuat jarak antara landing di Sydney dengan take off ke Melbourne menjadi sangat cepat. Selain pemeriksaan pakai detector dan semacamnya, beberapa anjing juga mengendus koper kami. Masing-masing menjaga jarak dengannya. “Untuk memastikan tidak ada narkoba,” kata salah seorang kawan. Untuk masuk ke negara orang memang kita diminta untuk men-declare apa-apa yang kita bawa, kemudian diperiksa lagi beberapa lapis. Walau kita sudah berlari-lari dorong bagasi, tetap waktunya tidak cukup. Tapi baiknya kami tetap bis...

Pin It on Pinterest