Kamis, Desember 4Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Kepenulisan

Syarat Sukses Menulis (1)

Syarat Sukses Menulis (1)

Kepenulisan, Pojok
Gagal menulis? Ditolak berkali-kali? Buku jeblok di pasaran? Bosan jadi penulis? Mungkin sedikit nasehat ini dapat membantu. Awalnya, hanya mendengar penjelasan dari QS 8: 45-47. Tapi sungguh, Al Quran itu memang obat yang makjleb di hati. Sungguh langsung mengena pada diri seorang penulis seperti saya yang kadang dihantui rasa lelah. InsyaAllah, tidak ingin meninggalkan dunia kepenulisan (karena saya cinta dan merasa menulis adalah katarsis). Tapi, salah satu kekalahan kita adalah semakin malas dan jauh dari target-target menulis. Apa sih sebetulnya isi QS 8 : 45 -47? Sebetulnya surat ini banyak berisi penjelasan peperangan di zaman Rasulullah. Kalau begitu, apa relevansinya dengan zaman sekarang? Kita sudah tidak punya musuh Belanda, Portugis, Jepang lagi. Coba deh, baca lagi dan akan se...
Hukum Menulis Cerpen

Hukum Menulis Cerpen

Kepenulisan, Pojok
Sebagai penikmat sastra –dan kadang-kadang iseng menulis karya sastra– pernah terlintas di benak saya bagaimana hukum menulis cerpen (apalagi novel)? Bukankah ada seperti unsur membohongi gitu? Menulis cerpen itu kan mengarang (insya') dan mengarang itu kan mengada-ada –heheh–, apa nggak "ngapusi", membohongi? Kan tokoh-tokohnya, kejadiannya, latar belakangnya, tempat kejadiannya; bias jadi rekaan semua,walau diangkat dari kejadian sehari-hari dengan merubah pelakunya. Hal ini pernah merisaukan pikiran saya lumayan agak lama, sebelum saya mendiskusikannya dengan beberapa Guru-Guru Besar saya yang masing-masing memberikan jawaban berbeda sesuai dengan wijhah nadhor (sudut pandang) masing-masing, meski inti jawaban adalah sama. Cerpen, dalam istilah Arab disebut "Riwayah" atau "qisshoh qos...
Mengadili Pembaca

Mengadili Pembaca

Kepenulisan, Pojok
Apakah Anda pernah menulis dan tulisan Anda mengundang komentar buruk dari pembaca? Jika Anda seorang penulis yang sering mempublikasikan karyanya di media (cetak, internet, dll), tentu komentar—baik maupun buruk—merupakan keniscayaan yang Anda peroleh. Jika komentar itu positif, tentu kita sangat berbahagia. Namun, bagaimana jika komentar itu negatif? Apa yang harus kita lakukan sebagai penulis? Sebagai penulis, tentu kita tak mungkin melakukan apa-apa. Karena begitu karya tulis itu dipublikasi di ruang publik, maka penulis gugur seketika itu. Saya tidak sedang mengatakan bahwa teks itu otonom seperti yang dipahami para strukturalis. Sebab sebuah teks yang dikarang manusia tentu saja merupakan refleksi realitas yang telah terintepretasi oleh pengarangnya. Sehingga untuk menilai sebuah k...

Pin It on Pinterest