Selasa, November 26Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Opini

FLP Jaya Sepanjang Masa

FLP Jaya Sepanjang Masa

Opini
Oleh Akbar Baehaqi, Anggota FLP Maluku - Problematika umat manusia ini begitu rumit, bak benang kusut yang harus diurai satu per satunya. Aspek problemnya pun begitu kompleks sungguh membutuhkan waktu yang begitu banyak untuk menyelesaikannya. Sayangnya waktu manusia begitu terbatas, sementara masalah terus meradang sepanjang kehidupan. Peran-peran para pengayom dan penanggung jawab kehidupan umat belum mampu menjawab segala kerumitan itu. Sementara keadilan dan pemerataan kesejahteraan umat menjadi tuntutan. Umat begitu mengharapkan datangnya jawaban atas problematika-problematika kehidupan. Disaat para pemangku jabatan belum mampu menjulurkan tangan sampai ke pelosok negeri ini. Maka hadirlah sesosok kelompok yang ambil andil dalam perubahan yang dikenal dengan FLP (Forum Lingkar Pena)....
Pesan Maxwell Untuk Ketua Umum FLP 2017-2021: Afifah Afra

Pesan Maxwell Untuk Ketua Umum FLP 2017-2021: Afifah Afra

Opini
John Calvin Maxwell (lahir 1947), penulis Amerika yang spesialis membahas soal kepemimpinan memiliki sebuah kutipan menarik berbunyi, "A Leader is one who knows the way, goes the way, and shows the way." Pemimpin, tulis dia, adalah orang yang mengetahui jalan, berjalan di jalannya, dan menunjukkan jalan. Sebagai ketua umum FLP yang terpilih secara demokratis pada Munas IV FLP (4/11), dalam konteks kepemimpinan diharapkan telah mengetahui jalan-jalan kepemimpinan, berjalan di jalanan yang telah tersedia, dan menunjukkan jalan kepada kader FLP untuk memberikan yang terbaik untuk lembaga ini. Seorang pemimpin perlu mengetahui secara persis jalanan yang hendak dilaluinya. Jalanan yang akan ditempuh oleh FLP tidak semuanya sama: ada yang mulus, berliku, bahkan terjal. Mereka yang beraktivitas d...
5 Hal yang (Mungkin) Buruk yang (Mungkin) Terjadi pada Penulis

5 Hal yang (Mungkin) Buruk yang (Mungkin) Terjadi pada Penulis

Karya, Opini
Di luar kebanggaan, sisi humanis dan kesabaran yang biasanya melekat pada diri penulis; ada beberapa hal (yang mungkin) buruk yang mungkin menghampiri seseorang ketika ia memutuskan menajdi penulis. Hal ini harus disadari sejak awal, agar orang tak hanya memikirkan hal muluk-muluk ketika menjadi penulis. 1. Perjalanan panjang, mungkin seumur hidup Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk jadi penulis mahir? 3 bulan, 6 bulan, 2 tahun? Ketika bukunya telah terbit 5 atau 10? Atau setelah ia mengikuti workshop selama puluhan jam? Saya ingin sedikit bercerita. Salah satu impian saya adalah jadi penulis buku anak-anak. Entah karena masa kecil saya terlalu bahagia atau malah kelewat sengsara hahaha. Yang pasti, senang sekali menonton film yang berkisah tentang anak-anak seperti Heidi, Little Hous...
Maukah Kamu Jadi Penulis?

Maukah Kamu Jadi Penulis?

Karya, Opini
Tidak ada universitas yang khusus memiliki fakultas atau jurusan yang mencetak seseorang menjadi penulis. Bahkan fakultas FIB sekalipun, tidak secara otomatis membuat mahasiswanya mengambil profesi penulis sebagai pekerjaan hidupnya. Penulis adalah pekerjaan lepas yang benar-benar ‘lepas’ : hanya orang-orang yang benar-benar niat jadi penulis, akan menjalani profesi sebagai penulis dengan segala lika likunya. Bertahun-tahun lalu, di era tahun 2000an, saat novel dan kumpulan cerpen di tanah air meledak penjualannya; orang ramai-ramai ingin jadi penulis. Pelatihan-pelatihan digelar dan pesertanya mengalir deras. Sekarang, acara-acara kepenulisan sepi peminat. Bedah buku jarang dihadiri khalayak. Orang enggan mengirimkan cerpen ke koran-koran atau majalah. Alasannya : menulis susah-susah, la...
Duka (Ridha) Sedalam Cinta

Duka (Ridha) Sedalam Cinta

Karya, Opini
Di antara yang membekas dalam benak penonton film Duka Sedalam Cinta adalah salah satu OST-nya, berjudul Jalan yang Kupilih. Lagu ini diaransemen oleh Dwiki Dharmawan dari puisinya Helvy Tiana Rosa. Lalu disenandungkan langsung oleh Hamas Syahid selaku pemeran Mas Gagah. Bagi saya, "Jalan yang Kupilih" telah cukup menyimpulkan pesan yang hendak diantarkan oleh film Duka Sedalam Cinta. Yaitu tentang Cinta dan Keridhaan. Bahkan bukan tentang duka itu sendiri sebagaimana tertera pada judul filmnya. Benar bahwa hidup ini tentang cinta, dan karena cintalah kita harus memilih. Memilih untuk bermakna. Sebab bila sungguh cinta, maka mestinya dapat bermakna. Dan cinta sejati akan menghantarkan ridha. Benar. Semua dalam diri dan dunia ini akan pergi. Yang abadi hanya iman dan amal diri. Inilah ya...
Menulis Selera Dunia Rasa Akhirat

Menulis Selera Dunia Rasa Akhirat

Opini
Sebentar lagi FLP akan mengadakan Munas yang keempat. Ini munas perdana bagi saya. Di tengah ingar bingar calon ketua FLP yang baik mencalonkan diri, diam-diam dicalonkan, atau mau nyalon tapi malu, dan ada niat nyalon tapi tidak untuk sekarang. Apapun itu yang melatarbelakangi, saya berharap semua berangkat dari niat yang suci nan tulus. Bukan sebagai jalan melancarkan misi pribadi, efeknya akan terlihat pencitraan yang dibuat-buat. Dan akan sangat merugikan, walau secara biografi sangat potensial. FLP sekarang ini, tidak hanya memerlukan leader yang bisa menjadi contoh dalam karya-karyanya. Jauh lebih dari itu yang bisa membawa angota-anggotanya sebagai insan-insan literasi yang membumi dengan akhlak baik sebagai penyeru kebaikan atau da'i bertinta emas. Di sebuah cabang, pelosok sekali ...
Menonton Film Baik Sebelum Memusyawarahkan Kebaikan

Menonton Film Baik Sebelum Memusyawarahkan Kebaikan

Karya, Opini
Semacam catatan menyambut penyangan Duka Sedalam Cinta dan Munas FLP ke-4 Hujan renyai ketika mobil kami merangkak meninggalkan Serpong menuju Tebet bakda ashar. Meskipun tiba dua jam lebih lambat dari yang diperkirakan informan Google Maps yang gemar meralat prediksi waktu tempuh saban kemacetan memerangkap kami plus salah jalan yang sempat kami ambil, tapi tetap, Rabu, 18 September 2017, pukul 21.35 itu, kepenasaran atas kelanjutan film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) itu akhirnya siap saya tuntaskan di XXI Kota Kasablanka Mall. Kepenasaran itu sebenarnya lebih mewujud kelegaan, sebab saya yang sudah menungggu-nunggu jadwal penayangan Duka Sedalam Cinta (DSC), demikian sekuel KMGP ini dijuduli, belum juga mendapatkan informasi akurat terkait jadwal tayangnya di XXI, meskipun berbagai aku...
Menghidupkan Ekosistem Perbukuan di Indonesia (Bagian 2-Selesai)

Menghidupkan Ekosistem Perbukuan di Indonesia (Bagian 2-Selesai)

Karya, Opini, Pojok
Baca juga: Bagian 1 Menghidupkan Ekosistem Perbukuan di Indonesia - Berbagai Permasalahan Dunia Perbukuan Berbagai Usulan Solusi Secara umum, dunia perbukuan di Indonesia memang sedang dipayungi awan tebal. Agar buku tak lenyap dari negeri ini, para pelaku perbukuan harus segera mengambil langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, langkah dari pemerintah. Saat masih menjabat sebagai Mendikbud, Anies Baswedan menggencarkan ekosistem perbukuan sekolah. Buku-buku harus masuk ke sekolah sehingga terjadi interaksi yang baik antara siswa dengan pelaku perbukuan. Sejumlah aturan diterbitkan, misalnya Permendikbud No 23 Tahun 2015 yang mengatur tentang kegiatan sehari-hari di sekolah yang harus diterapkan, di antaranya membaca buku non-pelajaran 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai, disusul de...
Menghidupkan Ekosistem Perbukuan di Indonesia (Bagian 1)

Menghidupkan Ekosistem Perbukuan di Indonesia (Bagian 1)

Karya, Opini, Pojok
"Buku adalah jendela dunia," kata Bung Hatta. "Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas." Kamis 11/8 lalu, bertempat Hotel Megaland Solo, sejumlah penerbit anggota Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia) se-Jawa Tengah menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musda) Ke-8. Ir. H. Tomy Utomo Putro, MM (Intan Pariwara) yang sebelumnya menjabat sebagai ketua DPD Ikapi Jateng, terpilih sebagai ketua masa bakti 2016-2020, menggantikan ketua sebelumnya, H. Siswanto (Tiga Serangkai). Selamat bertugas, Pak Tomy! Tentu tak ringan menjadi ketua Ikapi di masa-masa suram dunia perbukuan dan literasi seperti saat ini. Tapi saya yakin, dengan semangat membangun ekosistem dunia perbukuan yang kuat dan berakar, berbagai masalah yang mendera akan terselesaikan. Berbagai Permasalahan Dun...
Brexit dan Tantangan Multikulturalisme di Britania Raya

Brexit dan Tantangan Multikulturalisme di Britania Raya

Karya, Opini, Pilihan Editor
Pada Jumat, 24 Juni 2016, hasil referendum masyarakat di Britania Raya dan Irlandia Utara tentang keanggotaan di Uni Eropa resmi diumumkan. Hasilnya, kubu Brexit memenangkan referendum dengan meraup 51.9% suara. Ini berarti, Britania Raya dan Irandia Utara menjadi negara pertama yang secara resmi akan keluar dari Uni Eropa. Perubahan ini tentu membawa banyak tantangan, salah satunya tentang masa depan multikulturalisme di Britania Raya. Britania Raya dan Irlandia Utara yang terdiri dari Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara memang memiliki pasang-surut dalam hubungannya dengan Uni Eropa. Perdebatan mengenai keluarnya Britania Raya dan Irlandia Utara dari Uni Eropa sebenarnya telah muncul sejak tahun 1973. Pada tahun 1975, dilaksanakan referendum untuk menentukan apakah Britania Ray...

Pin It on Pinterest