Senin, November 25Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Tag: travel writer

Venesia & Jejak Akulturasi Dengan Dunia Islam (3/3)

Venesia & Jejak Akulturasi Dengan Dunia Islam (3/3)

Travelling
TRAVELING, FLP.or.id - Saya meneruskan perjalanan ke sisi luar Piazza San Marco. Dari sini Istana Doge tampak lebih jelas. Sangat mirip dengan Masjid Ibnu Tulun, yang hanya saya bandingkan melalui foto. Tak jauh dari Istana Doge, tampak turis berkerumun di sebuah jembatan kecil. Aha, inilah Bridge of Sigh. Konon dahulu para tahanan yang dihukum mati akan melewati jembatan ini. Di sinilah mereka diberi kesempatan untuk menarik napas terakhir sebelum dieksekusi. Karena itu jembatan ini dinamakan “Bridge of Sigh” (Jembatan Desah). Sejujurnya, sebelum ke Venesia saya tak menyangka akan menemukan jejak akulturasi dan hubungan erat antara Venesia dengan dunia Islam. Piazza San Marco adalah buktinya. Hubungan dagang dengan dunia Islam memang sangat penting bagi Venesia. Yang menarik, kala itu Ve...
Venesia & Jejak Akulturasi Dengan Dunia Islam (2/3)

Venesia & Jejak Akulturasi Dengan Dunia Islam (2/3)

Berita
TRAVELLING, FLP.or.id - Jejak Akulturasi dengan Dunia Islam Piazza San Marco atau St. Mark Square alias alun-alun Santo Markus adalah tujuan utama saya. Setelah melintasi Ponte dei Scalzi dan memperhatikan peta, saya “berijtihad” belok kanan, berharap jalan tersebut akan membawa saya ke San Marco. Perlu waktu hampir dua setengah jam untuk sampai di alun-alun yang tak pernah sepi tersebut. Meski kaki pegal dan beberapa kali saya dan teman duduk beristirahat, tapi labirin jalan dengan kanal-kanal begitu memukau kami. Bangunan-bangunan saling menempel rapat, beragam warna cat dinding bangunan menyegarkan mata. Di beberapa bagian tampak lumut dan air laut menggerogoti bangunan. Di setiap kelokan jalan selalu ada hal-hal menarik yang saya temui. Toko-toko suvenir, lukisan dan cermin-cermin de...
Venesia & Jejak Akulturasi Dengan Dunia Islam (1/3)

Venesia & Jejak Akulturasi Dengan Dunia Islam (1/3)

Travelling
TRAVELLING, FLP.or.id - Keriuhan menyambut saya saat keluar dari stasiun kereta Venezia St. Lucia. Musim panas memang hampir berlalu, tapi aura liburan masih sangat terasa di kota yang menjadi tujuan utama wisata di Italia. Ribuan turis lalu lalang, keluar masuk dari stasiun. Jalan Kaki Saja! Setelah dua kali memutari stasiun untuk mencari-cari tempat penitipan barang, saya dan teman sejenak duduk di tangga depan stasiun. Aroma laut menguar dari Grand Canal, kanal utama, tepat di hadapan. Semalam sebelumnya saya menginap di Mestre, kota kecil yang terletak sekitar 6 km dari Venesia. Meski harus mengeluarkan ongkos kereta 1,2 euro dari Mestre ke Venesia, tapi saya dapat menghemat 15 euro bila menginap di Venesia. Ya, Venesia memang salah satu kota tujuan wisata di Italia dengan biaya yang ...
Suatu Hari di Jambi (2/4): Polemik Sriwijaya

Suatu Hari di Jambi (2/4): Polemik Sriwijaya

Travelling
Sejak pemerintah RI mulai melakukan pemugaran kawasan candi pada tahun 1979, diikuti dengan penelitian arkeologis intensif yang dilakukan Pusat Penelitian Arkeologi Nasional dari tahun 1981, beberapa ahli sejarah mulai memunculkan fakta-fakta baru mengenai pusat Kerajaan Sriwijaya yang selama ini diyakini ada di Palembang. Kawasan Candi Muaro Jambi lah yang diyakini sebagai pusat Kerajaan Melayu dan juga pusat Kerajaan Sriwijaya. Salah satu hipotesis tentang ini adalah: pusat kerajaan Sriwijaya ada di Melayu, Melayu ada di Jambi, dan banyak jejak-jejak yang menampakkan bahwa Candi Muaro Jambi pernah menjadi pusat kerajaan. Kunjungan seorang pendeta Buddha Tiongkok bernama I-Tsing sekitar tahun 671 Masehi lah yang sempat memunculkan “Polemik Sriwijaya”. Ahli-ahli sejarah berbeda pendapat ...
Suatu Hari di Jambi (1/4): Candi Muaro Jambi; Venesia Rasa Melayu

Suatu Hari di Jambi (1/4): Candi Muaro Jambi; Venesia Rasa Melayu

Travelling
Bersepeda dari satu candi ke candi lain dengan pemandangan hutan atau kebun dengan sungai di sisinya? Rasanya di Indonesia hanya dapat dilakukan di Jambi. Kabut asap masih menyelimuti kota ini saat saya tiba Bandara Sultan Thaha. Beruntung, penerbangan dari Jakarta tidak dibatalkan, hanya delay sekian jam. Padahal hari-hari sebelumnya banyak penerbangan dibatalkan. “Beberapa waktu lalu lebih parah, Mbak,” kata Berlian Santosa, rekan yang menemani saya selama di Jambi. “Kami harus mengenakan masker. Beberapa kabupaten bahkan meliburkan sekolah-sekolah.” Kebakaran hutan memang masih menjadi pekerjaan rumah bagi negeri ini. Masyarakat di kawasan Sumatra, yang paling terkena dampaknya. Bahkan kabut asap bisa melaju hingga negeri jiran. Namun semangat menjelajah Jambi, meski hanya tiga hari, ...
Ketika 17 Orang Penulis Lampung Jalan-jalan …

Ketika 17 Orang Penulis Lampung Jalan-jalan …

Berita
JAKARTA, FLP.or.id -- "Jika ingin hidupmu berwarna, lakukanlah perjalanan. Jelajahi kotamu atau pergi ke negara lain. Lalu tuliskanlah. Ini adalah cara agar kamu selalu menjadi manusia pembelajar dan tahu cara dan arti bersyukur. Dengan melakukan perjalanan, kita sebetulnya sedang membaca diri kita," demikian ungkapan travel writer Gol A Gong yang menghiasi sampul belakang buku antologi para penulis Lampung. Buku yang berstempelkan pula "Lampung Traveler" itu diberi judul "17 Kisah Perjalanan dari Lampung hingga Canberra". Di dalamnya terkumpul karya dari 17 orang penulis Lampung. Belasan penulis tersebut merupakan anggota Forum Lingkar Pena di Wilayah Lampung. Ketujuhbelas orang itu ialah Fetra Akriani, Trisia Riadewi, Yandigsa, Tri Sujarwo, Destiani, Firman Junaedi, Nova Nur Azizah, Am...

Pin It on Pinterest