Selasa, November 26Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Tag: Novel

Membaca Afifah Afra

Membaca Afifah Afra

Karya, Pojok
  Membaca Afifah Afra Oleh Bambang Kariyawan Ys Divisi Karya BPP FLP   “Aku sangsi, betulkah ada bangsa asing yang tulus membantu perjuangan negeriku tanpa ada pamrih apa pun?” (De Hoop Eiland h. 15).   Menyebut kata “sejarah” selalu terkesan eksotik dan misterius. Kata sejarah mengandung sejuta tanya dan gairah karena mengungkap tabir yang telah berlalu. Tabir sejarah bila berhasil diungkap akan memunculkan energi berkarya luar biasa. Berbagai medium dapat dihasilkan dari tabir sejarah yang terungkap seperti puisi dan prosa, termasuk novel sejarah. Pengakuan akan eksistensi diri dianggap puncak tertinggi dari teori kebutuhan menurut Maslow. Setiap profesi mendambakan capaian-capaian terbaik dalam menjalani tahapan berkarirnya. Penulis pun memiliki c...
Kaburu di FLP Jawa Timur

Kaburu di FLP Jawa Timur

Jarwil, Pojok
Ahad, 15 April 2018. Saya berkesempatan kunjung ke wilayah FLP yang memiliki cabang terbanyak. Itulah FLP wilayah Jawa Timur yang membawahi 22 cabang. Hampir 2/3 dari total kabupaten/kota di Jawa Timur telah ada cabang FLP. Di jalan Raya Lebo nomor 30 Sidoarjo, alamat toko buku Cahaya Pustaka yang sekaligus menjadi sekretariat FLP wilayah Jawa Timur dan FLP cabang Sidoarjo, saya sempat bersua sejenak dengan Mas Rafif Amir Ketua FLP Jawa Timur. Tak lebih dari 15 menit perbincangan kami, karena mas Rafif sudah ada agenda ke luar kota. Wilayah yang terbentuk pada 30 Juli 2000 ini termasuk wilayah yang tinggi intensitas geliatnya. Berbagai kegiatan terus bertumbuh dan berkembang di cabang-cabangnya. Bahkan FLP wilayah Jawa Timur termasuk 1 dari 4 wilayah yang memiliki Divisi Jaringan Cabang (...
Dua Novel Sekaligus! Inilah Karya Penulis Asal FLP Cabang Bandung

Dua Novel Sekaligus! Inilah Karya Penulis Asal FLP Cabang Bandung

Berita
JAKARTA, FLP.or.id -- Penulis yang tumbuh sejak lama di lingkungan Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Bandung kembali menerbitkan dua buah novelnya sekaligus. "Keduanya seperti anak yang terpisah jauh sejak kecil, berdiri sendiri, kesepian, dan saling mencari," kata sang penulis di laman Facebooknya pada Kamis (15/9/2016). Hendra Purnama adalah nama sang penulis itu. Kedua novelnya masing-masing berjudul "Masihkah Senyum Itu Untukku" dan "Senyum Sunyi Airin". "Mereka berdua bisa disatukan dalam 'Dwilogi Kesunyian'," lanjut Hendra yang juga memangku amanah sebagai Kadiv Humas Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena (BPP FLP). Bagi yang tidak merasa asing dengan judul buku novel itu, tak lain karena keduanya merupakan novel lama yang diterbitkan dan dicetak ulang. "Ini bukan novel baru. Ma...
Dua Anggota FLP Terpilih Mewakili Indonesia Ikuti Program MASTERA

Dua Anggota FLP Terpilih Mewakili Indonesia Ikuti Program MASTERA

Berita
JAKARTA, FLP.or.id - Program Penulisan yang digelar Majelis Sastra Asia Tenggara (MASTERA), sedang berlangsung di Cianjur dari tanggal 7 Agustus hingga 13 Agustus mendatang. Sebanyak 17 penulis terpilih menjadi peserta, setelah melalui berbagai seleksi. Mereka terdiri dari 13 penulis dari Indonesia, 2 penulis dari Malaysia, dan tiga penulis dari Brunei Darussalam. Dua orang peserta dari Indonesia ialah Nurbaiti dan Adibah L Najmy. Keduanya tak lain merupakan anggota Forum Lingkar Pena. Nurbaiti tercatat sebagai staf Divisi Bisnis Badan Pengurus Pusat (BPP) FLP. Sedangkan Adibah L Najmy adalah pegiat literasi di FLP Sulawesi Selatan. "Adibah adalah Ketua FLP Ranting Universitas Muslim Indonesia," kata Gegge Mapangewa, anggota BPP FLP yang juga pegiat FLP di Sulawesi mengonfirmasi. Melalui...
Sinta Yudisia: Jadi Penulis Adalah Cita-Cita Mulia

Sinta Yudisia: Jadi Penulis Adalah Cita-Cita Mulia

Wawancara
Hello FLP’ers. Kita akan kenalan langsung dengan Ketua FLP Pusat periode 2013-2017. Pasti pengen tahu kan bagaimana “dapur” kreativitas Mbak Sinta Yudisia? Langsung saja simak hasil wawancaranya ya!   Mbak Sinta, apa motivasi menulisnya? Bagaimana menjaga untuk tetap disiplin menulis? Aku sering ketiduran nih. Saya juga sering ketiduran kok :D. Motivasi menulis karena insya Allah ingin melipat gandakan kebaikan. Dengan menulis, kalau nilai-nilai kebaikan kita dicontoh orang lain, insya Allah menjadi tabungan pahala. Disiplin menulis, yang penting setiap hari dijatah waktu meski sedikit untuk menuangkan gagasan dalam tulisan. Ada nggak ritual khusus yang dilakukan sebelum menulis? Diusahakan minimal membaca basmallah dan shalawat. Bila bangun tengah  malam, sholat dan baca Quran dulu, baru ...
Visi Ketuhanan dalam Berkarya (bag 1)

Visi Ketuhanan dalam Berkarya (bag 1)

Karya, Kritik Sastra
Sebuah karya sastra tidak lahir begitu saja. Ia tidak muncul dari ruang yang kosong. Karya sastra yang kuat biasanya lahir dari penulis yang pula kuat visi atau pandangan kepengarangannya. Dalam esai singkat ini kita mencoba menyimak visi ketuhanan khususnya keislaman dalam karang-mengarang. Dalam esai ini kita antara lain akan membaca dengan singkat beberapa karya dan pemikiran sastrawan Islam. Kuntowijoyo, Sutardji Calzoum Bachri, dan Danarto adalah contoh sebagian sastrawan yang menjadikan Tuhan sebagai sahabat dalam berkarya. Judul karangan ini mengacu pada kalimat Hamdy Salad dalam buku Agama Seni: Refleksi Teologis dalam Ruang Estetik (2000). Sementara pembahasan karya sastrawan yang disebut di muka sebagian besar merujuk pada paparan-paparan Abdul Hadi WM dalam buku esainya Kembali ...
Visi Ketuhanan dalam Berkarya (bag 2)

Visi Ketuhanan dalam Berkarya (bag 2)

Karya, Kritik Sastra
Menyimak Kuntowijoyo kita mendapatkan bahwa untuk sebuah sastra transendental yang terpenting ialah makna, bukan semata-mata bentuk. Oleh karenanya ia lebih bersifat abstrak, bukan konkret; spiritual, bukan empiris; dan yang di dalam, bukan yang di permukaan. Dalam esai “Saya Kira Kita Memerlukan Juga Sebuah Sastra Transendental” Kuntowijoyo menyatakan pembebasan pertama yang harus dilakukan oleh pengarang, berhubungan dengan sastra, adalah menyangkut bahan penulisan. Para pengarang selama ini, menurut dia, selalu terikat dan tergantung pada aktualitas. Keterikatan dan ketergantungan semacam ini harus dilepaskan agar seorang pengarang bisa mendapatkan sebuah gagasan murni tentang dunia dan manusia. Dengan cara demikian angan-angan dan pikiran kita sanggup mencipta sebuah “dunia tersendiri”...
KolFLP I (30 November 2013)

KolFLP I (30 November 2013)

Agenda
Salah satu buku yang hingga kini terus diminati adalah Novel dengan Genre apapun. Oleh karena itu, selain untuk memupuk bakat-bakat baru dalam menulis novel, sekaligus memperbanyak naskah-naskah novel yang inspiratif, Kelas Online Forum Lingkar Pena atau disingkat KolFLP mengadakan Kelas Novel. Peserta akan diberi pengalaman bagaimana menulis novel yang baik hingga menghasilkan sebuah novel. Kelas ini dimentori penulis-penulis yang berpengalaman dalam menulis novel dan diakui dalam dunia kepenulisan. Novel terbaik dari keseluruhan peserta juga akan difasilitasi untuk terbit di beberapa penerbit mayor. Mau ikut? Berikut info lengkapnya: Pengajar Afifah Afra Sinta Yudisia Azzura Dayana Gege Mappangewa Ali Muakhir Guest Star: Ifa Avianty (Penulis Fiksi yang sangat produktif)   ...
Melodrama Hamka dalam Raun Sebalik

Melodrama Hamka dalam Raun Sebalik

Karya, Resensi
Rinai Kabut Singgalang (RKS) karya Muhammad Subhan terbit pada Januari 2011 me­nye­marakkan dunia sastra Indonesia. Novel ini seperti gabungan antara novel semi­biografis dan novel islami, hanya saja menggunakan gaya bahasa klasik, seperti karya sastra Indonesia paruh pertama abad 20. Novel ini membawa ingatan saya pada gaya tutur roman Siti Nurbaya atau pun Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck; gaya bahasa yang men­dayu-dayu seperti puisi dan cenderung menggunakan kali­mat inversi—predikat menda­hului subjek. Muhammad Subhan secara tidak langsung telah memberi sinyal bahwa novelnya ini memang sangat terinpirasi—atau terobsesi?—dengan karya-karya Buya Hamka. Di awal buku, kita disuguhkan kutipan buku Hamka, “Seni tidak ada kalau cinta tidak ada. Apa sebabnya ada keindahan? Sebabnya ialah kare...

Pin It on Pinterest