Selasa, November 26Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Perjuangan Hidup Gadis Penderita APS

Ilustrasi Sampul Assalamualaikum, BeijingAsma adalah gadis enerjik yang periang sebelum serangan stroke melumpuhkannya. Tapi ternyata, itu baru awal, karena setelahnya dia mengalami serangan jantung dan pingsan berkali-kali. Hingga kemudian diketahui dari hasil pemeriksaan darah bahwa Asma menderita APS—Antiphospholipid Syndrome atau sindrom pengentalan darah.

Sederhananya, APS adalah penyakit autoimun yang terjadi karena darah terlalu cepat mengental. Jika darah mengental di ginjal, yang terjadi adalah penderita APS akan terkena penyakit ginjal. Jika pengentalan darah terjadi di mata, mata akan mengalami gangguan penglihatan sampai kebutaan. Asma sendiri mengidap APS Primer, artinya sindrom tersebut akan selamanya berada dalam tubuh (hal. 162-163).

Penyebab APS memang belum bisa diketahui secara pasti. Bisa karena faktor genetik, merokok, mobilitas tinggi, seperti perjalanan panjang dengan pesawat lebih dari enam jam, dehidrasi, dan pil KB (hal. 184).

Sejak saat itulah, hidup Asma seolah jungkir-balik. Dia terpaksa keluar dari pekerjaannya sebagai reporter dan harus lebih sering berbaring istirahat sambil rutin meminum dan disuntik obat pengencer darah. Hubungan cintanya kandas, karena sang pacar justru menikahi gadis lain. Sementara itu, orang yang melimpahinya dengan curahan kasih dan perhatian hanyalah Mama dan Sekar, sahabatnya.

Kehadiran dua orang itu menambah kuat ketahanan diri Asma. Kesadaran betapa semakin kaburnya jarak yang tercipta antara dia dan kematian, memacu semangat gadis itu. Dia semakin gila membaca dan rajin menulis. Asma tidak melawan penyakitnya itu, tapi justru menikmatinya dengan cara memberikan semangat dan membangun persahabatan dengan sesama penderita APS. Dia rajin mengirim catatan doa-doa untuk diamalkan pasien-pasien penderita APS, karena menurutnya, “Doa selalu menenangkan dan memberikan harapan.” (hal. 244).

Hingga suatu ketika, Asma mendapat kunjungan dari Zhongwen, pemuda Tionghoa yang dikenalnya saat meliput berita di Beijing. Pemuda itu mengaku sangat terkesan dan banyak belajar dari kepribadian Asma selama pertemuan mereka di Beijing yang dilanjutkan komunikasi via internet. Dia bahkan memperoleh pencerahan agama setelah banyak berdiskusi dengan Asma. Kunjungan pemuda itu ke Jakarta adalah untuk melamar Asma menjadi istrinya, meski akhirnya dia tahu kalau Asma menderita APS (hal 301).

Tepat setelah ijab kabul pernikahan, Asma justru kembali terkena serangan stroke yang selanjutnya membuat dia kehilangan banyak memori dan sukar bicara. Tapi Zhongwen tidak berpaling. Dia tetap menemani Asma, menyemangati, dan mendoakannya. Setelah keadaan Asma  membaik, mereka bahkan dapat berbulan madu ke Beijing, melakukan napak tilas pertemuan mereka dulu (hal. 326).

Pada akhirnya, novel ini dapat dijadikan penyemangat dan wujud empati bagi saudara-saudara yang berjuang dengan APS, maupun sindrom atau penyakit lainnya.

Judul        :  Assalamualaikum, Beijing!
Penulis     :  Asma Nadia
Penerbit    :  Noura Books
Cetakan    :  Pertama, Oktober 2013
Tebal        :  x + 344 halaman
ISBN         :  978-602-1606-15-5

 

1 Comment

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Share This