POJOK BPP, FLP.or.id – Keterlibatan di Muswil ke-5 FLP Jabar memang cukup menyedot energi saya. Setelah di dua Muswil sebelumnya, tahun 2013 dan 2015, saya absen sekaligus istirahatnya saya dari Forum Lingkar Pena yang sudah 12 tahun saya geluti. Namun, di Muswil ke-5 FLP Jabar ini, seolah menjadi titik balik atau come back-nya saya setelah 4 tahun istirahat panjang.
Betapa tersedotnya energi saya. Setelah awal bulan Nopember lalu saya dipaksa untuk jadi delegasi Munas mewakili FLP Jabar, sekarang di Muswil pun selain dapat tugas untuk menyampaikan poin-poin penting kebijakan BPP melalui Divisi Jarwil, saya juga diminta panitia/pengurus untuk berbagi pengalaman keanggotaan saya di FLP, juga memberikan sedikit pengarahan tentang bagaimana Muswil FLP Jabar kali ini.
Yup, Muswil ke-5 FLP Jabar kali ini, konsepnya memang berbeda dari Muswil-Muswil sebelumnya. Jika Muswil sebelumnya hanya Laporan Pertanggungjawaban dan memilih ketua untuk periode selanjutnya, di Muswil ke-5 ini didesign menyerupai Musyawarah Nasional yang di dalamnya tidak hanya LPJ dan pemilihan ketua baru tapi juga membahas rekomendasi-rekomendasi untuk dijadikan acuan program kerja pengurus wilayah selanjutnya.
Tentunya sebagai upaya sinergitas dengan program kerja BPP, maka rekomendasinya pun mengacu pada rekomendasi Komisi B dan Komisi C hasil Munas 4 serta arah kebijakan BPP. Begitu juga draf-draf dan perlengkapan-perlengkapan sidang lainnya pun persis sama seperti di Munas, hanya tidak membahas atau mengubah AD/ART, karena pembahasan atau perubahan AD/ART hanya boleh dilakukan di Munas. Sementara di Muswil AD/ART dijadikan acuan atau “payung” dalam penyelenggaraan Muswil. Dalam perjalanan Muswilnya, setiap sidang berlangsung cukup dinamis. Artinya, dari delegasi yang hadir (Sukabumi, Cianjur, Bandung, Sumedang, Garut, Cirebon, Purwakarta) dapat berkontribusi gagasan untuk kemajuan FLP Jabar ke depan.
Dalam penjaringan calon ketua pun cukup berimbang antara generasi lama dan generasi baru. Setidaknya, ada 6 anggota yang dicalonkan, yaitu Nurul Maria Sisilia (Bandung), M. Ginanjar Eka Arli (Bandung), Eika Vio (Sumedang), Mahabb Adib Abdillah (Sumedang), Hd. Gumilang (Sumedang) dan saya sendiri, M. Dzanuryadi (Cianjur). Walaupun dari kelima calon tersebut, 1 tidak hadir, 2 mengundurkan diri dengan alasan, Nurul ingin fokus di Cabang dan Hd. Gumilang ingin fokus di BPP. Sementara Agi, Adib dan Saya maju ke babak berikutnya untuk menyampaikan visi dan misi serta musyawarah mufakat untuk menentukan siapa yang akan memimpin FLP Jabar periode 2017-2019.
Setelah musyawarah mufakat, akhirnya Mahabb Adib Abdillah diamanahi ketua FLP Jabar untuk periode 2017-2019 setelah sebelumnya saya dan Agi menyampaikan pandangan terkait posisi masing-masing di FLP. Kalau saya, karena terlibat di staf Litbang BPP juga persiapan cabang baru, maka terlalu berat jika rangkap jabatan. Sedangkan Agi, karena masih merasa minim pengalaman, maka siapapun yang menjadi ketuanya dia siap untuk mendukung dengan jadi formatur pengurus FLP Jabar. Terakhir Adib, dia tidak punya pilihan selain harus menerima tugas dan amanah ketua FLP Jabar berikutnya.
Selain itu, yang menjadi pembeda Muswil ke-5 ini dengan Muswil sebelumnya adalah diadakannya Teladan Pena bagi para anggota, ketua cabang dan cabang teladan. Juga yang pertama kali atau pioneer dalam sejarah Forum Lingkar Pena adalah dilaksanakannya Pengadilan Penulis, yaitu sebuah sidang dengan menghadirkan para penulis FLP Jabar yang kemudian karya-karyanya diadili dengan format dan suasana sama persis seperti forum pengadilan yang menghadirkan hakim, jaksa, pengacara juga terdakwa.
Terakhir, sebagai oleh-oleh Muswil ke-5 FLP Jabar, telah terdokumentasikannya karya-karya anggota FLP se-Jabar yang telah terpublikasikan mulai dari cerpen, artikel, buku antologi cerpen, antologi puisi, buku non fiksi, novel, dan lain-lain. Meski belum seratus persen terdata, paling tidak usaha FLP Wilayah Jabar ini dapat dijadikan langkah awal untuk pendokumentasian karya-karya anggota FLP Jabar berikutnya. Yang tidak kalah pentingnya juga, dengan semangat Muswil ke-5 ini, FLP Jabar berhasil mengumpulkan formulir kenaikan jenjang Muda, Madya dan Andal sebagai bahan verifikasi, pemetaan dan penilaian jenjang kaderisasi anggota FLP yang selama ini mungkin belum terkelola dan terpetakan dengan baik.
Masih dengan semangat Muswil ke-5 FLP Jabar, hadir juga para utusan dari calon cabang baru seperti Ciamis, Kab. Bandung, Cimahi, Kab. Bandung Barat dan Kab. Bogor. Kelima calon cabang tersebut, insyaallah tahun 2018 akan meramaikan suasana FLP Wilayah Jawa Barat.
Semoga, semangat Muswil ke-5 FLP Jabar ini menjadi tonggak awal kemajuan FLP Cabang se-Jawa Barat khususnya, dan FLP Wilayah Jawa Barat pada umumnya. Aamiin.