Adalah Yanuardi Syukur, seorang dosen di Universitas Khairun Ternate dan Staf Divisi Advokasi Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena, saat ini beliau sedang mengikuti program pertukaran Tokoh Muslim Muda Indonesia-Australia 2015. Program yang diikutinya selama 2 minggu ini adalah program pertukaran yang bergengsi dan banyak peminatnya.
Prestasinya ini bukan prestasi yang turun begitu saja dari langit. Beliau berusaha mendapatkannya dengan mengirimkan aplikasi sebagai calon pertukaran Tokoh Muslim Muda Indonesia.
Menurut pengakuannya, setelah lolos dari 300 berkas, kemudian ia menjadi salah satu dari 25 orang yang diwawancara di Jakarta. Dari hasil wawancara Yanuardi Syukur terpilih menjadi satu dari lima orang tokoh muslim muda Indonesia untuk mengikuti program pertukaran ini. Program yang akan diikutinya ini bermula pada 15 Maret 2015 hingga 28 Maret 2015. Yanuardi Syukur dan keempat rekannya akan menjelajahi Australia dan mendapatkan berbagai pengalaman menarik selama di sana terkait pendidikan, sosial dan budaya setempat. Berita terkait aktifitasnya di Australia bisa dibaca di sini.
Selama di Australia, sebagai seorang penulis yang telah menerbitkan 30 buku, Yanuardi memberikan kenang-kenangan berupa buku hasil karyanya. Menurut pengakuannya, ia hanya membawa dua judul buku. Buku Rahasia Berbakti Kepada Ayah diberikan kepada Kepala Sekolah Kristen dan buku Ternyata Sayap Lalat Mengandung Obat diberikan kepada beberapa profesor dan kepada Tokoh Muslim Australia.
Forum Lingkar Pena atau biasa disingkat FLP, sebagai salah satu lembaga kepenulisan muslim terbesar di Indonesia ini, bangga atas prestasi yang diraih Yanuardi Syukur. Dalam program ini FLP menjadi salah satu lembaga yang merekomendasikan putra Ternate ini menuju Australia. Selain FLP ada tiga lembaga lain yang merekomendasikan. Ketiga lembaga itu adalah Masjid Al Munawar Ternate, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Ternate dan The Indonesian Society For Middle East Studies (ISMES) Jakarta.
Menurut Sekjen FLP, Yeni Mulati, bukan hanya tahun ini saja pernah merekomendasikan anggotanya untuk mengikuti program-program pertukaran ini. “Pada tahun 2006, FLP pernah merekomendasikan Ernawati Aziz, Ketua FLP Kalimantan Timur, untuk mengikuti program pertukaran yang sama di Australia. Rekomendasi FLP cukup ampuh. Hal ini menunjukan bahwa FLP memiliki positioning yang cukup disegani.”
Selain itu, bagi anggota FLP yang sedang mendaftarkan diri dalam program beasiswa, bisa mencantumkan FLP sebagai lembaga yang menjadi tempat beraktifitas. Tak bisa dipungkiri, lembaga pendonor atau pemberi beasiswa, biasanya lebih menyukai para pemuda yang memiliki aktifitas yang positif dan aktif dalam lembaga sosial kemasyarakatan.
FLP sebagai organisasi penulis Muslim terbesar di Indonesia, memiliki tujuan keluar, yaitu berperan aktif dalam memperluas pengaruh FLP tak hanya di ranah nasional tetapi juga internasional. Inilah yang menjadi faktor pendorong FLP untuk senantiasa memberikan dukungan dan rekomendasi kepada semua anggotanya menjadi duta bangsa dibidang sastra Islami dan pendidikan.