Selasa, Oktober 21Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Penulis: admin

Bagai Debu di Padang Pasir

Bagai Debu di Padang Pasir

Hikmah
Pernahkah kita melihat debu? Bagaimanakah bentuknya? Kecilkah atau besarkah? Itulah gambaran manusia yang tinggal di muka bumi ini. Manusia hanyalah sebatas debu yang bertebaran di padang pasir. Debu diantara debu-debu. Masih adakah rasa ingin berbangga hati dan sombong dengan kondisi manusia? Belum sadarkah kita dengan kondisi ‘debu’ diri ini? Manusia tak ada apa-apanya antara satu dengan yang lainnya. Bahkan kita semua pun sama. Sama-sama dikaruniakan kelebihan dan kekurangan dan pada dasarnya dihadapan-Nya kita tetap sama bagaikan debu di padang pasir yang tiada berarti. Bagaimanakah cara kita menjadikan diri ini untuk lebih berarti? Tentu, dengan kesadaran diri bahwa memang kita ini kecil, hina, tak ada apa-apanya sehingga dari sini kita mengakui kebesaran-Nya yang mutlak Dia miliki. P...
Haruskah Menunggu “Risma” Berikutnya?

Haruskah Menunggu “Risma” Berikutnya?

Opini
Semalam (12 Februari 2014), saya menyaksikan Mata Najwa yang menampilkan sosok Bu Risma. Selama ini saya sudah cukup sering mendengar kiprah beliau. Kebetulan, ada beberapa rekan yang tinggal di Surabaya dan dari mereka, saya mendengar prestasi-prestasi luar biasa dari Bu Risma. Namun tetap saja, semalam saat menyaksikan Mata Najwa, saya terkesima dengan sosok seorang Tri Rismaharini. Saya pun membuat status di facebook, dan banyak teman yang sependapat dengan status saya. Kabarnya, di jagad twitter pun banyak yang mengkicaukan apresiasi pada beliau. Pagi ini, saya menemukan dua artikel menarik. Artikel-artikel ini menggambarkan betapa sosok seorang Risma yang berhasil mengubah Surabaya tidak lahir dalam semalam. Ia pun tidak lahir dengan dukungan dan puja-puji elemen politik lain di Surab...
Seminar Sastra Milad Ke-17 FLP

Seminar Sastra Milad Ke-17 FLP

Agenda
Tak terasa, gerakan literasi yang digaungkan oleh Forum Lingkar Pena, telah menginjak tahun ke-17. Sebuah angka yang tak lagi sedikit, meski juga tak bisa dibilang telah cukup matang. Akan tetapi, mempertahankan untuk terus berkonsisten memberi kontribusi di dunia literasi hingga selama itu, bukanlah sesuatu yang mudah. Dalam rangka memperingati Milad ke-17 Forum Lingkar Pena, Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena menggelar Seminar Sastra dengan tema: "Penulis Muslim dalam Keriuhan Jagat Sastra" Bersama: Helvy Tiana Rosa (Pendiri FLP, Penulis, Dosen Sastra UNJ) Dukut Imam Widodo (Sastrawan, Penulis buku "Soerabaya Tempo Doeloe") Sirikit Syah (Sastrawan, Budayawan Perempuan) Sinta Yudisia II (Ketua Umum FLP pusat. Penulis) Zawawi Imron (Sastrawan, Budayawan Nasional) Dimeriahkan j...
Lomba Musikalisasi Puisi Helvy Tiana Rosa

Lomba Musikalisasi Puisi Helvy Tiana Rosa

Agenda
Anda memiliki minat tinggi terhadap puisi dan musik sekaligus? Kami tantang Anda untuk berkreasi. Mari bergabung, karena barangkali, Andalah sang pemenang dari ajang spesial ini. LOMBA MUSIKALISASI PUISI HELVY TIANA ROSA Persyaratan: Peserta terbuka untuk berbagai kalangan, merupakan kelompok. Puisi yang dilagukan dipilih dari karya Helvy Tiana Rosa. Lagu harus baru, belum pernah dipublikasikan sebelumnya dimanapun. Alat musik yang digunakan bebas. Peserta merekam musikalisasi puisinya dan diunggah ke Youtube.com. dengan durasi rekaman maksimal 15 menit, menggunakan hashtag #musikalisasipuisihelvy Copy-paste URL Youtube musikalisasi puisi ke akun Facebook dan Twitter peserta. Untuk Facebook, peserta men-tag minimal 20 teman, untuk Twitter mention @helvy dan @sahabathelvy serta hashta...
FLP Kalbar: Mendidik Anak Lapas di Pontianak

FLP Kalbar: Mendidik Anak Lapas di Pontianak

Berita
Percayakah Anda bahwa sastra mampu memperhalus budi, mempertajam akal serta membangun karakter positif anak? Sebagai organisasi yang mencintai dunia literasi tentu FLP tak pernah jenuh mengajak semua elemen masyarakat untuk gemar membaca dan menulis. salah satunya adalah FLP Kalbar yang secara rutin mengkampanyekan pentingnya membaca dan menulis. Seringkali kami menggelar roadshow ke sekolah-sekolah, pondok pesantren, panti asuhan dan lapas anak. Sabtu, 8 Februari 2014 kemarin, FLP Kalbar menyambangi Lapas Anak untuk berbagi cita serta memperkenalkan sastra kepada Anak-anak yang menjadi korban buruknya lingkungan dan pergaulan. Harapannya, Anak-anak dengan masa lalu kelam tersebut memiliki cara pandang baru terhadap dunia serta mampu menghidupkan kembali asa yang kadung padam oleh aksi kej...
Tak Malukah Kita?

Tak Malukah Kita?

Hikmah
Pukul berapakah setiap pagi kita bangun? Apakah pada saat adzan berkumandang ataukah pada saat matahari mulai memancarkan cahayanya? Semoga kita telah terbangun dari ‘mati sesaat’ maksimal pada saat adzan subuh berdengung memecah keheningan waktu subuh.. aamiin.. Bersyukurlah jikalau kita termasuk dari golongan orang-orang yang minoritas yakni orang-orang yang mau beranjak dari kasur untuk segera mengambil air wudhu demi bersegera melaksanakan sholat Subuh. Jikalau kita seorang lelaki pantanglah bagi kita untuk sholat Subuh tidak secara berjamaah di rumah-Nya yang mulia sebab sungguh telah disediakan bagi orang-orang yang mau berjalan dikegelapan waktu subuh pahala yang sangat berlimpah tiada taranya. Adapun jika kita seorang perempuan pantanglah bagi kita untuk sholat Subuh tidak diawal w...
Rekam Jejak Kemelut 1998

Rekam Jejak Kemelut 1998

Resensi
Putri adalah anak walikota Malang. Meski begitu, Putri tidak suka kalau orang-orang tahu identitasnya sebagai anak pejabat. Ia ingin lebih dikenal sebagai gadis biasa saja. Karena itu, Putri suka menghindari dari teman-teman yang bergaya hidup glamor dan hura-hura. Putri lebih senang bergaul dengan teman-teman aktifis seperti Neno, Heni, Marzuki, Gundul, Rudi, dan Zizi. Meskipun Putri termasuk generasi apolitik, ia tidak menghindar dari diskusi panas soal keadaan politik Indonesia, termasuk mengenai kekuasaan Suharto yang sudah lebih dari tiga dasawarsa. Belakangan, Putri penasaran ingin membaca roman-roman karya Pramoedya Ananta Toer yang dinyatakan terlarang oleh pemerintah kala itu. Di sisi lain, Putri memiliki hubungan yang akrab dengan kedua orangtuanya: Suwarno dan Ninik. Di mata Put...
Muswil FLP Maluku Utara

Muswil FLP Maluku Utara

Berita
TERNATE - Irawati, lulusan IAIN Ternate bergelar Ahli Madya Perbankan Syariah (A.Md, Pb.S), terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Maluku Utara periode 2014-2016 dalam Musyawarah Wilayah III FLP Malut yang digelar di SMAN 1 Ternate (9/2). Irawati praktis menggantikan ketua sebelumnya, Yanuardi Syukur, yang menjadi ketua sejak 2007 hingga 2014. “Ini merupakan amanah yang berat, dan diharapkan agar kita bersama-sama mengembangkan FLP Malut ke depan,” harap Irawati yang saat ini sedang menunggu proses terbit kumpulan cerpennya. Beberapa nama yang masuk sebagai calon ketua adalah Irawati, Umar Juma Sau, Riyandi Kodja, Putri Anggraini dan Safrudin Kader. Kelima nama ini kemudian ditanyakan kesediaannya, dan diadakan pemilihan secara aklamasi. Jika aklamasi tidak...
Ice Cream

Ice Cream

Cerpen
There was nothing special about me. I did not have much to tell you except the fact that I am a thirteen year-old boy who was crazy about ice cream. Yes. I liked ice cream very much. Chocolate, strawberry, vanilla, any tastes of ice cream that I could find in the small town I was living in. I’d like to eat ice cream in any kind of seasons; raining or shining, it had no difference for me. Shortly, I was an ice cream boy, just like what my friends called me. At first my mom prohibited me consuming ice cream too much. “It is not good for your health, “She said. But you see, I could not help myself to stop eating ice cream. I did not waste another minute as I saw the sweet melted frozen cream was served in front of me. I would definitely enjoy it right away. As every teenager in this town, I w...
Waktu Untuk Dia

Waktu Untuk Dia

Hikmah
Berapakah waktu yang kita alokasikan untuk menonton TV? Bekerja? Tidur? Ataupun aktivitas lainnya? Namun, adakah alokasi waktu untuk Dia? Manusia hidup di dunia diberikan jatah waktu yang sama yakni 24 jam selama sehari semalam tidak kurang dan tidak pula lebih waktu yang dilimpahkan kepada kita. Waktu 24 jam itu apakah akan kita habiskan seluruhnya untuk aktivitas dunia? Kita ketahui bersama bahwa kehidupan di dunia hanyalah kehidupan yang bersifat sementara. Ibarat pepatah yang mengatakan laksana orang yang mampir sejenak. Sebab, lewat dunia inilah manusia akan menyiapkan bekal yang akan dibawa ke suatu tempat yang kekal dan abadi kelak di hari akhir. Sadarkah kita sekarang? Berapakah waktu yang kita khususkan untuk DIa? Bukankah kita sama-sama sepakat untuk bisa bahagia di dunia dan jug...

Pin It on Pinterest