Kamis, Agustus 14Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Penulis: admin

FLP: Berbakti, Berkarya dan Berarti

FLP: Berbakti, Berkarya dan Berarti

Opini
FLP.or.id,- FORUM LINGKAR PENA (FLP) merupakan komunitas (calon) penulis, pembaca dan pencinta dunia literasi yang didirikan oleh Helvy Tiana Rosa dan kawan-kawannya pada 22 Februari 1997. Artinya pada 22 Februari 2014 ini menginjak remaja dan sudah berusia 17 tahun; sweetseventeen. Usia 17 tahun merupakan angka yang dianggap spesial. FLP bagaikan anak remaja dan akan menginjak masa kedewasaan. Ide pendirian FLP berasal dari diskusi tidak formal para alumni Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Mendesaknya kebutuhan umat akan bacaan yang baik serta banyaknya pemuda yang memiliki potensi dalam bidang kepenulisan tanpa tersalurkan menjadi alasan terbentuknya FLP. Hingga saat ini FLP sudah tersebar di 31 wilayah propinsi.  Kalimantan Barat termasuk salahsatunya dan juga sudah dibentuk di ber...
Menunggu

Menunggu

Puisi
Menunggu... Panggilan berseru... Terburu, Cemburu..   Membisu... Dingin yang membeku, Disaat mulai melaju, Ke tempat yang dituju...   Baling-baling menderu... Bisu, Haru, Di dalam ruang besi yang kaku...   Ohh, Pesawatku... Terbangkan Aku, Menuju Mimpi... dan, Citaku.       Salam Hangat, Aulia Prasetioadi Citilink QG971 PDG-CGK 9/10/14   Aulia Prasetioadi adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Sahid Jakarta, penyuka puisi, filsafat dan sastra. Aulia tinggal di Jakarta
Setelah 17 Tahun: Popularitas dan Pengaruh

Setelah 17 Tahun: Popularitas dan Pengaruh

Berita
Milad FLP ke 17 yang dilaksanakan di Surabaya kali ini, dimeriahkan dengan seminar, launching Rumah Cahaya, Launching 17 karya FLP, Launching website FLP. 17 tahun menjadi bagian dari literasi Indonesia, FLP ingin terus belajar dan berbagi tentang seribu satu kisah ajaib seputar dunia literasi. Acara seminar dipandu Arul Chairullah, ex pengurus FLP Hadhramut Yaman yang telah memperoleh penghargaan bergengsi. banyak yang bisa diambil dari acara ini, antara lain: Menulis, bukan pekerjaan yang memiskinkan. Tengoklah pak Dukut Imam Widodo, meski beliau tidak menyebutkan angka pasti di depan bilangan 0, tetapi beliau mengatakan bahwa untuk 1 buku beliau dibayar sejumlah uang yang angka nominalnya memiliki jumlah 0 delapan. Wah berapa kira-kira? Bahkan, suatu ketika beliau dibayar dengan jumlah ...
FLP dan Fitrah Perubahan

FLP dan Fitrah Perubahan

Opini
Bagiku, FLP adalah air dalam kehidupan. Ia merupakan sesuatu yang dapat memberikan nutrisi hidup, khususnya bagi orang yang berkecimpung di dalamnya. Menjaga orang-orang untuk tetap konsisten dalam memaknai langkah hidup bersama, memelihara kejernihan iman di dalam setiap gores karya dan senantiasa melakukan proses perbaikan. Sekumpulan pembelajar yang sedang melakukan proses perbaikan. FLP bukan sekedar komunitas biasa. Ia adalah keluarga, bagian dari peradaban. Terlalu sederhana jika kita mengatakan bahwa FLP hanya sekedar komunitas penulis. Terlalu sempit ketika orang-orangdi dalamnya hanya termotivasi menjadi penulis bahkan menjadi seorang pengrajin buku sekalipun. Karena FLP adalah komunitas karya. Ia menjadi tempat berkumpul para pembelajar untuk beredar bersama dan menghasilkan kary...
Organisatoris dan Aktivis Sosial Itu Telah Pergi

Organisatoris dan Aktivis Sosial Itu Telah Pergi

Berita
Jumat pagi, 24 Januari 2014, berita mengentak datang dari rombongan LAZIS Mafaza yang sedang dalam perjalanan menuju lokasi pengungsian banjir di Pamanukan, Subang, Jawa Barat.  Relawan kemanusiaan Shinta Ardjahrie wafat dalam kecelakaan tunggal. Mobil Carry yang ditumpangi lima orang relawan dan membawa bantuan untuk korban banjir, mengalami selip dan tercebur ke sungai pinggir jalan. Kecelakaan terjadi di daerah Larangan, Brebes, Jawa Tengah, hari Kamis, (23/1) pukul 23.45 WIB.  Shinta wafat, sedangkan ketiga relawan berhasil menyelamatkan diri, sementara seorang relawan dikabarkan kritis,paru-parunya dipenuhi air. Beberapa media online serentak mengabarkan kematian gadis kelahiran Tegal, 25 Mei 1987 ini. Shinta Ardjahrie adalah Ketua Regu Tim Formula Subang II (Tim Mafaza Purwokerto), y...
Adakah Teladan Untuk Indonesia?

Adakah Teladan Untuk Indonesia?

Opini
Ketika mencoba mengurai benang kusut bertajuk Indonesia, selama ini saya selalu melontarkan bahwa dasar peliknya masalah di Indonesia adalah miskinnya teladan di Indonesia. Bagaimana tidak, para pemimpin yang seharusnya memberi teladan pada masyarakat ternyata satu demi satu terkena masalah. Mulai dari anggota dewan yang mengkhianati suara konstituennya, hakim yang menerima suap, sampai pemangku eksekutif yang alih-alih membangun negeri, malah membangun dinasti politik. Kerajaan Republik Indonesia, demikian seloroh pahit saya saat menyebutkan fenomena dinasti politik itu. Praktek yang sudah terjadi sejak lama, dan jamak di berbagai penjuru nusantara. Akhir-akhir ini saja media menyorot, itu pun terbatas di Banten. Bagaimana kabar dinasti politik di Jakarta? Miskinnya keteladanan, menjadi p...
Bagai Debu di Padang Pasir

Bagai Debu di Padang Pasir

Hikmah
Pernahkah kita melihat debu? Bagaimanakah bentuknya? Kecilkah atau besarkah? Itulah gambaran manusia yang tinggal di muka bumi ini. Manusia hanyalah sebatas debu yang bertebaran di padang pasir. Debu diantara debu-debu. Masih adakah rasa ingin berbangga hati dan sombong dengan kondisi manusia? Belum sadarkah kita dengan kondisi ‘debu’ diri ini? Manusia tak ada apa-apanya antara satu dengan yang lainnya. Bahkan kita semua pun sama. Sama-sama dikaruniakan kelebihan dan kekurangan dan pada dasarnya dihadapan-Nya kita tetap sama bagaikan debu di padang pasir yang tiada berarti. Bagaimanakah cara kita menjadikan diri ini untuk lebih berarti? Tentu, dengan kesadaran diri bahwa memang kita ini kecil, hina, tak ada apa-apanya sehingga dari sini kita mengakui kebesaran-Nya yang mutlak Dia miliki. P...
Haruskah Menunggu “Risma” Berikutnya?

Haruskah Menunggu “Risma” Berikutnya?

Opini
Semalam (12 Februari 2014), saya menyaksikan Mata Najwa yang menampilkan sosok Bu Risma. Selama ini saya sudah cukup sering mendengar kiprah beliau. Kebetulan, ada beberapa rekan yang tinggal di Surabaya dan dari mereka, saya mendengar prestasi-prestasi luar biasa dari Bu Risma. Namun tetap saja, semalam saat menyaksikan Mata Najwa, saya terkesima dengan sosok seorang Tri Rismaharini. Saya pun membuat status di facebook, dan banyak teman yang sependapat dengan status saya. Kabarnya, di jagad twitter pun banyak yang mengkicaukan apresiasi pada beliau. Pagi ini, saya menemukan dua artikel menarik. Artikel-artikel ini menggambarkan betapa sosok seorang Risma yang berhasil mengubah Surabaya tidak lahir dalam semalam. Ia pun tidak lahir dengan dukungan dan puja-puji elemen politik lain di Surab...
Seminar Sastra Milad Ke-17 FLP

Seminar Sastra Milad Ke-17 FLP

Agenda
Tak terasa, gerakan literasi yang digaungkan oleh Forum Lingkar Pena, telah menginjak tahun ke-17. Sebuah angka yang tak lagi sedikit, meski juga tak bisa dibilang telah cukup matang. Akan tetapi, mempertahankan untuk terus berkonsisten memberi kontribusi di dunia literasi hingga selama itu, bukanlah sesuatu yang mudah. Dalam rangka memperingati Milad ke-17 Forum Lingkar Pena, Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena menggelar Seminar Sastra dengan tema: "Penulis Muslim dalam Keriuhan Jagat Sastra" Bersama: Helvy Tiana Rosa (Pendiri FLP, Penulis, Dosen Sastra UNJ) Dukut Imam Widodo (Sastrawan, Penulis buku "Soerabaya Tempo Doeloe") Sirikit Syah (Sastrawan, Budayawan Perempuan) Sinta Yudisia II (Ketua Umum FLP pusat. Penulis) Zawawi Imron (Sastrawan, Budayawan Nasional) Dimeriahkan j...
Lomba Musikalisasi Puisi Helvy Tiana Rosa

Lomba Musikalisasi Puisi Helvy Tiana Rosa

Agenda
Anda memiliki minat tinggi terhadap puisi dan musik sekaligus? Kami tantang Anda untuk berkreasi. Mari bergabung, karena barangkali, Andalah sang pemenang dari ajang spesial ini. LOMBA MUSIKALISASI PUISI HELVY TIANA ROSA Persyaratan: Peserta terbuka untuk berbagai kalangan, merupakan kelompok. Puisi yang dilagukan dipilih dari karya Helvy Tiana Rosa. Lagu harus baru, belum pernah dipublikasikan sebelumnya dimanapun. Alat musik yang digunakan bebas. Peserta merekam musikalisasi puisinya dan diunggah ke Youtube.com. dengan durasi rekaman maksimal 15 menit, menggunakan hashtag #musikalisasipuisihelvy Copy-paste URL Youtube musikalisasi puisi ke akun Facebook dan Twitter peserta. Untuk Facebook, peserta men-tag minimal 20 teman, untuk Twitter mention @helvy dan @sahabathelvy serta hashta...

Pin It on Pinterest