Jumat, November 14Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Pojok

Menjadi Penulis, Tak Sekadar Royalti (2)

Menjadi Penulis, Tak Sekadar Royalti (2)

Kepenulisan, Pojok, Senandika
Emang, punya duit royalti dosa? Ya, enggak lah. Malah, dapat pahala karena membantu kemandirian. Dari royalti disisihkan infak, dapat memberi hadiah kepada orang tua dan saudara, dapat membantu teman yang kesulitan. Plus membeli barang yang dibutuhkan. Tapi kalau royalti satu-satunya tujuan, cepat sekali impian ini menjadi redup. Pasalnya, royalti yang dibayar per 3 bulanan, 4 bulanan, 6 bulanan atau malah ada yang per tahun; baru terasa besarannya bila buku terjual sekitar 2000 eksemplar. Eit, jangan keburu senang mendengar buku kita terjual 2000 eksemplar, sebab buku itu telah terjual tetapi boleh jadi uang yang beredar dari toko buku dan distributor belum masuk seluruhnya ke kas keuangan penerbit sehingga bisa jadi royalti yang terbayar ½ atau ¼ dari total buku terjual. Bicara masalah r...
Menjadi Penulis, Tak Sekadar Royalti (1)

Menjadi Penulis, Tak Sekadar Royalti (1)

Kepenulisan, Pojok
Punya passive income secara periodik. Nama yang dikenal. Orang-orang yang respect akan ide yang digulirkan. Dikejar-kejar penerbit. Sesekali ditampilkan media. Menerima permintaan pertemanan setiap pekan. Ada saja yang jadi follower di twitter. Ditakuti teman jika bersamaan ikut lomba menulis. Aaaah, enaknya! Maka banyak sekali orang yang bilang: aku mau jadi penulis! Aku punya banyak ide, lho. Aku sudah buat cerita ratusan halaman. Aku kepingin nulis cerita cinta, horor, detektif, petualangan, sains fiksi dan banyaaaak lagi. Semangat membara untuk melihat cover buku dengan nama kita tercetak di sampul depan. Biografi singkat di halaman belakang ditambah foto terakhir ukuran close up dengan senyum paling manis. Lalu beranjak 6 bulan. 1 tahun. 2 tahun. Impian itu meredup. Semangat layu. Cer...
Syarat Sukses Menulis (2)

Syarat Sukses Menulis (2)

Kepenulisan, Pojok
Ada enam syarat kesuksesan penulis. Sebelumnya telah dijelaskan dua syarat kesuksesan penulis, yaitu, tsabat dan sabar. Apakah makna syarat yang lainnya? Syarat berikutnya adalah taat kepada Allah dan RasulNya Sejak zaman dahulu kala, baik orang Jawa, China, Barat dan orang manapun dari belahan dunia mengenal prinsip “Untung. Hoki. Lucky”. Ada banyak orang kaya, cerdas di dunia ini. Jadi kaya dengan bekerja, Jadi cerdas dengan belajar. Jadi untung dengan…? Hoki atau keberuntungan seseorang itu sesuatu yang gaib. Sesuatu yang mirip tulisan saya yang sebelumnya “Rezeki 600 juta dan 62 M”. Kadang tidak bisa ditafsirkan. Lho, penulis itu karyanya biasa-biasanya saja, baru juga 5 buku keluar, kok sudah difilmkan? Kok sudah bisa beli mobil dan rumah? Sementara karya saya sudah 30 lebih masih beg...
Syarat Sukses Menulis (1)

Syarat Sukses Menulis (1)

Kepenulisan, Pojok
Gagal menulis? Ditolak berkali-kali? Buku jeblok di pasaran? Bosan jadi penulis? Mungkin sedikit nasehat ini dapat membantu. Awalnya, hanya mendengar penjelasan dari QS 8: 45-47. Tapi sungguh, Al Quran itu memang obat yang makjleb di hati. Sungguh langsung mengena pada diri seorang penulis seperti saya yang kadang dihantui rasa lelah. InsyaAllah, tidak ingin meninggalkan dunia kepenulisan (karena saya cinta dan merasa menulis adalah katarsis). Tapi, salah satu kekalahan kita adalah semakin malas dan jauh dari target-target menulis. Apa sih sebetulnya isi QS 8 : 45 -47? Sebetulnya surat ini banyak berisi penjelasan peperangan di zaman Rasulullah. Kalau begitu, apa relevansinya dengan zaman sekarang? Kita sudah tidak punya musuh Belanda, Portugis, Jepang lagi. Coba deh, baca lagi dan akan se...
Memahami Kembali Syariat Islam

Memahami Kembali Syariat Islam

Hikmah, Pojok
Penulis pernah mendapat pertanyaan, kenapa dalam Islam banyak sekali ajaran yang membingungkan, kerap terjadi perbedaan pendapat. Bahkan dalam ritual ibadahnya sendiri ada beberapa yang berbeda, semisal ada yang qunut ada yang tidak. Juga masih banyak yg lain. Bukankah dengan ini Islam itu tampak sebagai suatu agama yg sepertinya ambigu, satunya melarang, satunya membolehkan. Ulama'-nya tidak satu suara. Pertanyaan di atas jika digiringkan kepada muslim yang awam tentu saja akan menimbulkan kebingungan bahkan bisa jadi keraguan (tasykik). Dan secara logika, muslim yang awam yang tidak tahu dengan jelas peta syariat (kecuali hanya mengikut saja), pertanyaan di atas cukup "masuk". Namun, benarkah ajaran Islam seperti itu? Ambigu sebab banyaknya perbedaan pendapat bahkan madzhab-madzhab? "Isl...
Hukum Menulis Cerpen

Hukum Menulis Cerpen

Kepenulisan, Pojok
Sebagai penikmat sastra –dan kadang-kadang iseng menulis karya sastra– pernah terlintas di benak saya bagaimana hukum menulis cerpen (apalagi novel)? Bukankah ada seperti unsur membohongi gitu? Menulis cerpen itu kan mengarang (insya') dan mengarang itu kan mengada-ada –heheh–, apa nggak "ngapusi", membohongi? Kan tokoh-tokohnya, kejadiannya, latar belakangnya, tempat kejadiannya; bias jadi rekaan semua,walau diangkat dari kejadian sehari-hari dengan merubah pelakunya. Hal ini pernah merisaukan pikiran saya lumayan agak lama, sebelum saya mendiskusikannya dengan beberapa Guru-Guru Besar saya yang masing-masing memberikan jawaban berbeda sesuai dengan wijhah nadhor (sudut pandang) masing-masing, meski inti jawaban adalah sama. Cerpen, dalam istilah Arab disebut "Riwayah" atau "qisshoh qos...
Perempuan dalam Syariah (Bag 3)

Perempuan dalam Syariah (Bag 3)

Hikmah, Pojok
Wanita Lebih Religius Dibanding Pria Secara umum, sebenarnya wanita lebih care terhadap urusan agamanya dibanding pria. Fitrah penciptaan wanita yang memang berkarakter penuh kasih sayang, lembut dan selalu menggunakan perasaan dalam bersikap yang sepertinya membuat mereka secara naluriah lebih dekat dengan ritual keagamaan dan membuat mereka lebih religius daripada laki-laki. Maka tak mengherankan jika Majelis-Majelis ta'lim, atau pertanyaan-pertanyaan seputar religi yang banyak mengisi dan mengirim adalah kaum wanita. Dan sangat tampak sekali kesemangatan mereka untuk belajar dan tahu lebih banyak tentang agama yang dipeluknya, di samping rasa takut mereka pada kehidupan berikutnya yang lebih kuat dibanding pria. Hal ini juga yang membuat sebagian besar para Pengajar dan Pendidik kehidu...
Perempuan dalam Syariah (Bag 2)

Perempuan dalam Syariah (Bag 2)

Hikmah, Pojok
Wanita Karir,  Benarkah Menjadi Fitnah Masa Kini? Saya pernah mendapat cerita dari Orang tua saya tentang pemuda yang hendak menikah dan dia bermusyawarah dengan seorang Guru Spiritualnya perihal gadis yang akan dinikahinya. Oleh Sang Guru, pemuda tadi disarankan untuk shalat istikharah, apakah gadis idamannya itu baik untuknya atau tidak. Beberapa saat setelah istikharah, si pemuda mendapat isyarat dengan bermimpi melihat seekor monyet! Tentu saja pemuda tadi sedih dan masygul, mendapat mimpinya tentang sang gadis idaman seperti itu. Si pemuda menceritakan apa adanya kepada Sang Guru tentang mimpinya, yang dia yakin akan ditafsiri buruk oleh Sang Guru sebab melihat monyet. Tetapi jawaban Sang Guru ternyata berbeda dengan prasangka si pemuda; dengan penuh sumringah Sang Guru bilang, bahwa ...
Perempuan dalam Syariah (Bag 1)

Perempuan dalam Syariah (Bag 1)

Hikmah, Pojok
Mungkin tak diketemukan dalam Syariat Islam sebuah permasalahan yang sering –sengaja– dijadikan polemik sehingga menyebabkan terjadinya keambiguan antara kebaikan dan keburukan, bercampur menjadi tidak jelas antara yang benar dan yang salah, bahkan berkembang menjadi kekurangtepatan dalam bersikap antara yang ekstrem ataupun yang terlalu bebas; seperti permasalahan apapun yang berhubungan dengan wanita. Selalu terjadi polemik dan kemelut sejak dahulu kala. Terlebih permasalahan ini memang sengaja dijadikan target oleh yang tidak suka syariah untuk melancarkan kritik sekaligus menyerang segala kebijakan dan perundang-undangan syariah terhadap kaum wanita. Inti serangannya adalah propaganda palsu dan penuh kebohongan yang menyatakan bahwa syariah Islam bersikap semena-mena dan tak adil terha...
Mengadili Pembaca

Mengadili Pembaca

Kepenulisan, Pojok
Apakah Anda pernah menulis dan tulisan Anda mengundang komentar buruk dari pembaca? Jika Anda seorang penulis yang sering mempublikasikan karyanya di media (cetak, internet, dll), tentu komentar—baik maupun buruk—merupakan keniscayaan yang Anda peroleh. Jika komentar itu positif, tentu kita sangat berbahagia. Namun, bagaimana jika komentar itu negatif? Apa yang harus kita lakukan sebagai penulis? Sebagai penulis, tentu kita tak mungkin melakukan apa-apa. Karena begitu karya tulis itu dipublikasi di ruang publik, maka penulis gugur seketika itu. Saya tidak sedang mengatakan bahwa teks itu otonom seperti yang dipahami para strukturalis. Sebab sebuah teks yang dikarang manusia tentu saja merupakan refleksi realitas yang telah terintepretasi oleh pengarangnya. Sehingga untuk menilai sebuah k...

Pin It on Pinterest