Selasa, November 26Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Karya

Duka (Ridha) Sedalam Cinta

Duka (Ridha) Sedalam Cinta

Karya, Opini
Di antara yang membekas dalam benak penonton film Duka Sedalam Cinta adalah salah satu OST-nya, berjudul Jalan yang Kupilih. Lagu ini diaransemen oleh Dwiki Dharmawan dari puisinya Helvy Tiana Rosa. Lalu disenandungkan langsung oleh Hamas Syahid selaku pemeran Mas Gagah. Bagi saya, "Jalan yang Kupilih" telah cukup menyimpulkan pesan yang hendak diantarkan oleh film Duka Sedalam Cinta. Yaitu tentang Cinta dan Keridhaan. Bahkan bukan tentang duka itu sendiri sebagaimana tertera pada judul filmnya. Benar bahwa hidup ini tentang cinta, dan karena cintalah kita harus memilih. Memilih untuk bermakna. Sebab bila sungguh cinta, maka mestinya dapat bermakna. Dan cinta sejati akan menghantarkan ridha. Benar. Semua dalam diri dan dunia ini akan pergi. Yang abadi hanya iman dan amal diri. Inilah ya...
Menulis Selera Dunia Rasa Akhirat

Menulis Selera Dunia Rasa Akhirat

Opini
Sebentar lagi FLP akan mengadakan Munas yang keempat. Ini munas perdana bagi saya. Di tengah ingar bingar calon ketua FLP yang baik mencalonkan diri, diam-diam dicalonkan, atau mau nyalon tapi malu, dan ada niat nyalon tapi tidak untuk sekarang. Apapun itu yang melatarbelakangi, saya berharap semua berangkat dari niat yang suci nan tulus. Bukan sebagai jalan melancarkan misi pribadi, efeknya akan terlihat pencitraan yang dibuat-buat. Dan akan sangat merugikan, walau secara biografi sangat potensial. FLP sekarang ini, tidak hanya memerlukan leader yang bisa menjadi contoh dalam karya-karyanya. Jauh lebih dari itu yang bisa membawa angota-anggotanya sebagai insan-insan literasi yang membumi dengan akhlak baik sebagai penyeru kebaikan atau da'i bertinta emas. Di sebuah cabang, pelosok sekali ...
Menonton Film Baik Sebelum Memusyawarahkan Kebaikan

Menonton Film Baik Sebelum Memusyawarahkan Kebaikan

Karya, Opini
Semacam catatan menyambut penyangan Duka Sedalam Cinta dan Munas FLP ke-4 Hujan renyai ketika mobil kami merangkak meninggalkan Serpong menuju Tebet bakda ashar. Meskipun tiba dua jam lebih lambat dari yang diperkirakan informan Google Maps yang gemar meralat prediksi waktu tempuh saban kemacetan memerangkap kami plus salah jalan yang sempat kami ambil, tapi tetap, Rabu, 18 September 2017, pukul 21.35 itu, kepenasaran atas kelanjutan film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) itu akhirnya siap saya tuntaskan di XXI Kota Kasablanka Mall. Kepenasaran itu sebenarnya lebih mewujud kelegaan, sebab saya yang sudah menungggu-nunggu jadwal penayangan Duka Sedalam Cinta (DSC), demikian sekuel KMGP ini dijuduli, belum juga mendapatkan informasi akurat terkait jadwal tayangnya di XXI, meskipun berbagai aku...

Minat Baca dan Mudik Buku

Karya, Kritik Sastra
Bicara soal minat baca masyarakat Indonesia, kita punya cukup koleksi data yang bikin prihatin. Sebut saja, misalnya, yang sering jadi rujukan, yaitu survei Unesco pada 2012 yang menyebutkan bahwa dari 1.000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang membaca serius. Survei terbaru yakni, sebagaimana dirilis Central Connecticut State University, Amerika Serikat, pada Maret 2016, dengan tajuk Most Literate Nations in the World, tingkat kemampuan membaca dan menulis masyarakat Indonesia berada diurutan ke-60 dari 61 negara yang disurvei (jpnn.com, 13 April 2016). Masih berdasarkan laporan tersebut, terkait keberadaan perpustakaan atau infrastruktur literasi, Indonesia diurutan ke-36, di atas Korea Selatan (42), Malaysia (44), Jerman (47), Belanda (53), bahkan Singapura (59). Artinya, bangunan perp...
[Review Film] Bulan Terbelah di Langit Amerika 2

[Review Film] Bulan Terbelah di Langit Amerika 2

Karya, Pilihan Editor, Resensi
Review film ini ditulis oleh Nurbaiti Hikaru pada tanggal 4 November 2016 dan bisa dibaca versi aslinya di sini . Kemarin malam, saya mewakili teman-teman FLP menghadiri premier film Bulan Terbelah di Langit Amerika 2 (BTdLA 2). Film ini merupakan sekuel film BtdLA yang tayang tahun lalu. Sebagai penikmat karya-karya Hanum Rais, saya tentu punya ekspektasi lebih. Dengan tagline pada poster “Apakah Muslim Penemu Amerika?” tentu membuat saya penasaran. Harapan semacam itu muncul bukan saja karena reputasi film-film sebelumnya. Tapi juga karena saya pernah membaca penelitian para ilmuwan DNA bahwa Cherokee, suku Indian asli yang menghuni Amerika sejak 10 ribu tahun lalu berasal dari Timur Tengah. Dalam sebuah literatur saya juga sempat membaca bahwa di perpustakaan kongres Washington DC terda...
Membincang Status Buku Mengubah Paradigma

Membincang Status Buku Mengubah Paradigma

Karya, Pojok
Setiap penulis, pasti berharap bukunya best seller atau laris manis di pasar. Bila royalti 1 buku 10 % dan harga buku Rp50.000 misalnya, maka penulis mendapat Rp5.000  per buku. Kalau buku terjual  3000 eksemplar, wah, dalam satu periode pembayaran royalti mendapatkan Rp15.000.000. Maka, penulis yang bukunya best seller biasanya dapat membeli laptop, komputer, sepeda motor, bahkan mobil dan rumah. Dapat naik haji dan umroh, melakukan perjalanan keluar negeri dan seterusnya. Senang ya? Kapan buku disebut best seller? Berbincang tentang best seller tentu tidak mudah. Sebab, best seller belum tentu sama dengan best quality. Ada buku-buku yang menang lomba, sangat bagus tema dan idenya, cantik diksinya, namun buku tersebut tidak begitu laku dipasaran. Penyebabnya bermacam-macam. Mulai cover...
Menghidupkan Ekosistem Perbukuan di Indonesia (Bagian 2-Selesai)

Menghidupkan Ekosistem Perbukuan di Indonesia (Bagian 2-Selesai)

Karya, Opini, Pojok
Baca juga: Bagian 1 Menghidupkan Ekosistem Perbukuan di Indonesia - Berbagai Permasalahan Dunia Perbukuan Berbagai Usulan Solusi Secara umum, dunia perbukuan di Indonesia memang sedang dipayungi awan tebal. Agar buku tak lenyap dari negeri ini, para pelaku perbukuan harus segera mengambil langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, langkah dari pemerintah. Saat masih menjabat sebagai Mendikbud, Anies Baswedan menggencarkan ekosistem perbukuan sekolah. Buku-buku harus masuk ke sekolah sehingga terjadi interaksi yang baik antara siswa dengan pelaku perbukuan. Sejumlah aturan diterbitkan, misalnya Permendikbud No 23 Tahun 2015 yang mengatur tentang kegiatan sehari-hari di sekolah yang harus diterapkan, di antaranya membaca buku non-pelajaran 15 menit sebelum jam pelajaran dimulai, disusul de...
Menghidupkan Ekosistem Perbukuan di Indonesia (Bagian 1)

Menghidupkan Ekosistem Perbukuan di Indonesia (Bagian 1)

Karya, Opini, Pojok
"Buku adalah jendela dunia," kata Bung Hatta. "Aku rela dipenjara asalkan bersama buku, karena dengan buku aku bebas." Kamis 11/8 lalu, bertempat Hotel Megaland Solo, sejumlah penerbit anggota Ikapi (Ikatan Penerbit Indonesia) se-Jawa Tengah menyelenggarakan Musyawarah Daerah (Musda) Ke-8. Ir. H. Tomy Utomo Putro, MM (Intan Pariwara) yang sebelumnya menjabat sebagai ketua DPD Ikapi Jateng, terpilih sebagai ketua masa bakti 2016-2020, menggantikan ketua sebelumnya, H. Siswanto (Tiga Serangkai). Selamat bertugas, Pak Tomy! Tentu tak ringan menjadi ketua Ikapi di masa-masa suram dunia perbukuan dan literasi seperti saat ini. Tapi saya yakin, dengan semangat membangun ekosistem dunia perbukuan yang kuat dan berakar, berbagai masalah yang mendera akan terselesaikan. Berbagai Permasalahan Dun...
Oleh-oleh dari Celebes! Mau Tahu 3 Kesalahan Umum Calon Penulis?

Oleh-oleh dari Celebes! Mau Tahu 3 Kesalahan Umum Calon Penulis?

Berita, Karya
JAKARTA, FLP.or.id -- Diselenggarakan berkat kerjasama dengan Masjid Darul Istiqomah Maros, Forum Lingkar Pena (FLP) Sulawesi Selatan sukses menggelar acara pelatihan menulis selama 2 hari 1 malam. Tak hanya pemaparan materi, acara yang diberi nama Training of Writing and Recruitment (ToWR) FLP Sulsel itu juga diisi oleh bedah karya para peserta. "Peserta memplotting idenya, bisa juga dengan langsung menuliskan sinopsis cerpennya," kata Daeng Gegge, salah seorang pemateri, menerangkan proses awal sebelum bedah karya. Menurut Daeng Gegge, dari sekian banyak plotting ide, sinopsis, dan karya yang masuk serta dibedah, ditemukan sejumlah kesalahan umum. 1. Penggunaan di dan di- "Kesalahan umum dalam pembedahan, peserta masih banyak yang tak bisa membedakan 'di' sebagai imbuhan awalan dan 'di' ...
Oleh-oleh dari Celebes! Ini 4 Tips Menulis Lokalitas Menurut Gegge Mappangewa

Oleh-oleh dari Celebes! Ini 4 Tips Menulis Lokalitas Menurut Gegge Mappangewa

Berita, Karya
JAKARTA, FLP.or.id — Lokalitas, lokalitas, lokalitas. Tema lokalitas seperti makin menarik untuk dieksplorasi. Seorang penulis FLP yang dikenal rajin menggarap tema tersebut ialah S. Gegge Mappangewa. Dalam kesempatan Training of Writing and Recruitment (ToWR) FLP Sulsel pada akhir Juli 2016 lalu, selain membagikan materi menulis cerpen, Daeng Gegge juga menyampaikan tips mengenai tema lokalitas. Menurut pria yang biasa dipanggil Daeng Gegge tersebut, ada 4 tips dalam menulis cerita yang mengangkat lokalitas. 1. Sorry, Google Observasi atau riset atau penelusuran, dikenal lazim dalam proses penulisan. Kehadiran akses internet, mempermudah observasi sehingga lebih hemat waktu dan hemat ongkos. Tetapi Daeng Gegge menegaskan catatan penting, justru "observasi jangan hanya via Google." Poin-po...

Pin It on Pinterest