Ketua umum Forum Lingkar Pena (FLP) periode 2021-2025, S. Gegge Mappangewa, memiliki agenda rapat kerja dengan BPP FLP pada tanggal 8 dan 9 Desember 2021 lalu di Sidoarjo. Kesempatan emas itu dimanfaatkan pula oleh para pengurus FLP Sidoarjo untuk menggelar acara bersama daeng Gegge pada Jumat, 7 Januari 2022. Dalam acara upgrading anggota FLP Sidoarjo tersebut, daeng Gegge membagikan tips menulis dan tips menang lomba menulis.
Pada sesi yang digelar selama dua jam itu, daeng Gegge menceritakan pengalamannya saat mengikuti lomba dan menjadi juri lomba. Menurut ketua umum Forum Lingkar Pena ini, tips menang lomba menulis yang paling penting adalah menuangkan ide yang unik dibandingkan yang lain. Selain itu, S. Gegge Mappangewa juga mengingatkan agar penulis tidak meremehkan kerapian naskah, PUEBI, tenggat waktu, dan juknis umum lomba.
“Dalam sebuah lomba yang diikuti 2000-3000 peserta, sebenarnya yang kita lawan itu bukan sebanyak itu, tetapi hanya sekitar 50-an orang. Banyak peserta yang tidak mematuhi juknis lomba sehingga sudah gagal duluan di seleksi administrasi. Kalau naskah kita sudah lengkap dan rapi, untuk mengalahkan sisa peserta lomba harus dengan ide yang tak biasa,” kata daeng Gegge menjelaskan pengalamannya.
“Ketika menulis, selain konflik, ada pengetahuan baru yang disisipkan seperti budaya atau kearifan lokal. Sebab, 50-an sisanya itu teknik menulisnya sudah bagus. Ketika sering menulis, teknik kita akan terasah. Meskipun tidak menang lomba, jam terbang yang semakin banyak akan memengaruhi teknik menulis,” lanjutnya.
S. Gegge Mappangewa mengaku lebih banyak menulis tema terkait pendidikan, literasi, dan budaya. Menurutnya, selain Faisal Oddang, masih jarang penulis yang menuliskan tentang budaya Sulawesi.
Meskipun pertemuan yang digelar di Oiku Coffeetory, Buduran, Sidoarjo itu sudah dua bulan berlalu, tips menulis yang dibagikan oleh S. Gegge Mappangewa masih sangat relevan untuk kita simak. Berikut rangkumannya!
Target
Tips menulis yang pertama adalah berkaitan dengan upgrade target. Tentukan tujuan kita menulis. Jangan hanya sekadar sampai selesai. Kalau bisa sampai terkirim ke media, dimuat di media, atau memenangkan lomba.
Motivasi
Tips menulis yang kedua tentang motivasi menulis. Daeng Gegge mengatakan bahwa ia senang mengikuti lomba karena ada deadline yang harus dipatuhi sehingga novel yang ditulisnya bisa selesai. Dalam menulis, sangat penting untuk menentukan deadline kapan tulisan itu akan selesai. Kemudian, mulai tulislah selembar demi selembar hingga menjadi satu novel. Jika gagal, teruslah latihan.
Banyak Membaca
Lalu, penulis harus rajin membaca sebab menulis tanpa membaca sama dengan nol. S. Gegge Mappangewa sendiri mengatakan bahwa beliau membaca buku yang disukainya sampai berkali-kali untuk menandai hal-hal yang menarik dari buku tersebut. Daeng Gegge juga belajar teknik bercerita para penulis dari buku karya mereka. Salah satunya adalah buku The Alchemist karya Paulo Coelho.
“Saya baca beberapa novel Tere Liye dan kemudian saya tahu bagaimana gaya berceritanya. Saya belajar dari novel “Hafalan Sholat Delisa” tentang bagaimana melukiskan konflik batin seorang anak kecil. Seperti Laskar Pelangi itu, bab 1, 2, 3 tidak ada hubungannya, baru di bab 4 berhubungan. Ada juga novel Azzura Dayana yang menggunakan POV aku, saya, dan gue di bab 1-3, kemudian di bab 4, ketiganya bertemu,” ujar daeng Gegge menceritakan pengalaman bacanya.
Sumber Ide
Tips menulis selanjutnya ala S. Gegge Mappangewa adalah sumber ide. Sumber ide ini bisa diambil dari kisah pribadi, curhatan yang dibumbui, bacaan, tontonan, dll.
Penulisan Judul
Dalam menulis judul, perhatikan jumlah kata. Selain itu, judul juga tidak boleh mati (contohnya Plafon atau satu kata nama orang) dan tidak boleh bocor (sudah tahu endingnya, contohnya Pesan Terakhir Ayah).
Daeng Gegge memberi contoh judul-judul yang menang lomba seperti “Nenek Malomo, Lelaki Itu, dan Sepotong Kayu yang Bersandar” dan “Keris, Melati, dan Apa-Apa yang Kamu Tidak Ketahui tentang Itu”. Judul-judul tersebut panjang, tetapi penuh tanda tanya.
Mengembangkan Ide
Tips menulis selanjutnya adalah mengembangkan ide. Saat menuliskan sesuatu, kita harus fokus pada ide. Tulis yang dikerjakan, dilihat, didengar, dirasakan, dan diimajinasikan. Selain itu, tumbuhkan wawasan pembaca mengenai kearifan lokal, profesi tokoh, dan latar.
Latar yang Bagus
Latar yang bagus adalah latar yang tidak bisa ditukar. Misalnya, Ayat-Ayat Cinta dengan latar di Mesir. Lebih lanjut, latar yang bagus memuat unsur sosial budaya, tereksplorasi, dan kurang tersedia di Google. Daeng Gegge sendiri lebih suka bertanya tentang legenda dan adat-istiadat pada kakek-neneknya atau memasukkan pengalaman pribadinya di masa kecil.
Membuka Paragraf
Tips menulis yang terakhir adalah membuka paragraf. Untuk membuka paragraf, bisa dimulai dengan adegan, deskripsi latar, tokoh, atau dialog. Yang terpenting adalah memulai tanpa tekanan.
Demikian tips menulis ala S. Gegge Mappangewa. Semoga bermanfaat! (EA)
***
Ditulis oleh Mega Anindyawati, anggota FLP Sidoarjo. Tulisan-tulisan Mega dapat dibaca di blog pribadinya meganindya.blogspot.com