Senin, 10 Juni 2024, Forum Lingkar Pena (FLP) Kalimantan Barat melakukan kunjungan ke sekolah dalam rangka revitalisasi bahasa daerah Kalimantan Barat.
Bahasa dan sastra daerah merupakan kekayaan budaya suatu suku atau masyarakat tertentu sebagai aset bernilai tinggi bagi pemiliknya. Kehilangan salah satunya, apalagi keduanya, adalah kerugian besar yang tidak bisa dibayar dengan materi. Kehilangan bahasa, sastra lisan/daerah, merupakan kehilangan jati diri pemilik, penutur bahasa, dan sastra daerah tersebut.
Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan bimbingan teknis Pengimbasan Revitalisasi Bahasa Daerah Kalimantan Barat Tahun 2024 untuk guru dan komunitas literasi Kalbar beberapa waktu lalu.
Hasil kegiatan tersebut mengupayakan peserta menjadi koordinator komunitas masing-masing untuk mengimplementasikan materi yang telah didapat kepada siswa-siswi sekolah, baik SD, SMP, maupun SMA.
Harapannya, pelestarian bahasa daerah tetap terjaga dan dipraktikkan anak-anak di kehidupan sehari-hari, termasuk dalam pencapaian bakat.
Satu di antara komunitas yang melakukan Pengimbasan Revitalisasi Bahasa Daerah adalah FLP Kalimantan Barat. Pada kesempatan ini, FLP Kalbar mengunjungi SD Negeri 29 Pontianak Utara.
Dodi selaku Ketua FLP Kalbar menyatakan, “Kegiatan ini sangat memberikan nilai positif untuk perkembangan literasi bahasa daerah. Pada saat ini, kita dijejali dengan bahasa asing, namun sangat penting untuk tidak melupakan bahasa daerah kita.”
Materi yang disampaikan pada acara tersebut mencakup penulisan cerpen, pantun, tundang, pidato, melucu, dan dongeng.
Terdapat empat pemateri yang disiapkan oleh pengurus FLP Kalbar. Masing-masingnya membawakan dua materi. Ada Dodi, M.Pd. yang menyampaikan materi tentang cerpen dan pidato. Lalu Adi Kusuma, M.Pd. yang memberikan materi tentang dongeng dan melucu.
Materi tentang tundang dan dongeng disampaikan juga oleh Maspupah, S.Pd.I., Gr., dan terakhir, Herma, S.Pd. yang menyampaikan materi tentang cerpen dan pantun.
Antusias anak-anak SD Negeri 29 Pontianak Utara sangat tinggi. Mereka tidak hanya mendengar teori dari pemateri, tetapi juga langsung mempraktikkan apa yang telah mereka dengar. Kepala SD Negeri 29 Pontianak Utara, Beni, menyatakan dukungan penuh untuk kegiatan literasi bagi siswa-siswi di sekolahnya.
Praktik yang dilakukan oleh siswa mencakup penulisan cerpen menggunakan bahasa daerah, termasuk juga bahasa Melayu, lalu stand up comedy, mendongeng, berpantun, tundang, dan pidato.
Kegiatan ini menjadikan siswa SD tertarik untuk mengembangkan kemampuan sesuai bakat yang diminati, serta menambah wawasan untuk mengenali pelestarian bahasa daerah di lingkungan sekitar.
Selain kegiatan pengimbasan revitalisasi bahasa daerah, FLP Kalbar juga melaksanakan kampanye membaca dari divisi Rumah Cahaya FLP Kalbar guna membentuk kecintaan dan pembiasaan membaca bagi anak-anak.
Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap minggu dengan nama kegiatan Taman Baca Keliling Rumah Cahaya FLP Kalbar. Itu artinya, kegiatan ini dapat terlaksana di mana saja, baik di sekolah, taman, bahkan perpustakan mini di rumah-rumah anggota FLP Kalbar.