BANDAR LAMPUNG, FLP.or.id – Penulis kenamaan Heri Hendrayana Harris atau yang lebih dikenal dengan Gol A Gong hadir di Lampung pada Selasa, 10 Juli 2018. Ia mengisi workshop “Gempa Literasi Generasi Jaguar” di lantai III Balai Keratun, kompleks Pemprov Lampung.
Pada malam sebelumnya, ia mengisi acara Diskusi Literasi di Woodstair Café di Jalan Urip Sumoharjo, Bandarlampung.
FLP Bandarlampung mendapat kesempatan bertemu Mas Gong pada siang hari di Lantai III Balai Keratun. Pada kesempatan kali itu, FLP Bandarlampung diwakili oleh Novriyanti (Kaderisasi) dan Desy Listhiana (Humas) serta ditemani Umi Naqiyyah Syam (Divisi Humas BPP FLP).
Pertemuan saat itu cukup singkat, namun sangat padat dengan obrolan yang ‘bergizi’ tentang dunia kepenulisan, khususnya mengenai perkembangan Taman Baca Masyarakat FLP Lampung.
Gol A Gong Apresiasi Literasi di Lampung
Mas Gong memberi masukan kepada FLP Lampung untuk terus berinovasi dalam mengembangkan TBM. Ia menyatakan bahwa perkembangan literasi di Lampung sudah cukup baik.
“Bagus literasi di Lampung, sudah cukup maju. Bahkan lebih unggul dari Banten yang lokasinya lebih dekat dengan Jakarta. Di Lampung, tradisi menulisnya sudah cukup kuat. Ada sejumlah nama penulis yang konsisten,”
“Di Lampung, ada ketua forum taman bacaan masyarakat. Saya juga lihat banyak taman bacaan,” ujarnya.
Ia berharap penggerak literasi di Lampung, khususnya aktivis Forum Lingkar Pena, bisa lebih fokus dan produktif dengan membuat karya-karya yang mencerahkan.
Gol A Gong dan Istri Latih Guru PAUD Membuat Buku Cerita
Tak hanya bincang santai dengan Mas Gong, FLP juga berkesempatan untuk mengobrol langsung dengan istri Mas Gol A Gong, Mbak Tias Tatanka.
Mas Gong dan istri sepakat bahwa literasi bisa diterapkan melalui berbagai media. Salah satunya buku cerita bergambar untuk anak-anak.
FLP Bandarlampung berkesempatan untuk melihat langsung proses pembuatan buku cerita bergambar yang dibuat oleh guru-guru PAUD. Yang spesial dari buku cerita bergambar tersebut ialah bahan baku yang digunakan berupa kardus yang sudah tak terpakai.
Selain menghemat biaya, guru PAUD juga bisa melatih kreatifitas dengan membuat buku cerita bergambar. (DesyListhianaA/FLPLampung)