Kisah nyata yang dialami anggota Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Makassar, Azure Azalea, 16 November 2017 kemarin. Syahdu sekali. Sila disimak baik-baik. – Andi Batara Isra
Menyentuh sekali. Salah satu kebahagiaan tak terhingga itu, ketika bisa menjadi pintu kebaikan bagi orang lain. – Ibnu HS
Siang tadi, ketika matahari perlahan meredup, saya kedatangan seorang tamu di rumah. Supaya lebih dramatis, iya, ia memang seorang tamu lelaki.
“Di sini FLP?” Ia bertanya, sungkan.
Saya mengiyakan dan menyilakannya masuk. Memang alamat sekretariat FLP Makassar masih tercatat di alamat rumah, saya maklum. Kami mengobrol basa-basi, sebelum berkenalan secara resmi.
“Saya, sebenarnya, baru keluar rutan, beberapa waktu lalu.” Sampai di sini, mata saya justru berbinar. Terlebih setelah mendengar pengakuannya yang selanjutnya.
Ia mengaku jadi amat tergerak untuk menulis, setelah teman-teman FLP Makassar berkesempatan mengisi kelas pelatihan menulis di sana. Dari penuturannya pula, saya jadi tahu, setelah dibebaskan dari Rumah Tahanan (Rutan) Makassar bulan lalu, ia langsung mencari-cari informasi mengenai FLP. Hingga ketemulah alamat ini. Dan bertemulah kami di pucuk sore yang syahdu ini.
Kesyahduan itu bertambah, ketika ia menyodori saya flashdisk putih. Rupanya ia membawa naskah, meski bukan “naskah ijab” #eh. Itulah naskah yang telah ia tulis dan ia berharap agar dapat terbit. Demi Allah, haruuu sekali rasanya. Saya menulis ini, dengan mata berkaca, yang nampaknya bisa pecah, kapan saja.
Kepada teman-teman Forum Lingkar Pena tersayang, sungguh, kita tak pernah mampu menduga, di mana kebaikan itu mungkin bertandang dan menyentuh kehidupan di hati seseorang. Karenanya, tetaplah menebar manfaat, tanpa kenal lelah, menjadi lebih baik dan bermakna, menanam kembali dengan tulus, segala kebaikan yang telah Allah izinkan kita mengenalinya dan menikmatinya.
Teruslah menulis dan berbagi.
Sayang ki semua.
Pertama kali terbit di akun Facebook Azure Azalea, dimuat dengan penyuntingan seperlunya.