Selasa, Oktober 21Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Penulis: admin

Sastra Islam dan FLP

Sastra Islam dan FLP

Karya, Opini
Apakah Sastra Islam benar-benar ada? Kalau ada seperti apa batasannya? Apakah sama Sastra Islam dengan Sastra Islami? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu masih menjadi polemik dalam dunia kesusasteraan Indonesia Selama ini istilah Sastra Islam masih disebut secara “malu-malu” dan terselubung oleh para sastrawan Islam. Taufik Ismail menyebut Sastra Dzikir, Kuntowijoyo memakai istilah Sastra Profetik, Danarto menggunakan istilah Sastra Pencerahan, M. Fodoli Zaini  menyebutnya sebagai Sastra yang terlibat dengan dunia dalam, sementara Sutardji Caloum Bachri memberi istilah Sastra Transenden dan Abdul Hadi W.M. mengistilahkan Sastra Sufistik, untuk karya-karya mereka yang berakar dari wacana keimanan atau religiusitas yang dibawanya. Namun selain Abdul Hadi W.M. tak satupun sastrawan di atas yan...
Perempuan dalam Syariah (Bag 3)

Perempuan dalam Syariah (Bag 3)

Hikmah, Pojok
Wanita Lebih Religius Dibanding Pria Secara umum, sebenarnya wanita lebih care terhadap urusan agamanya dibanding pria. Fitrah penciptaan wanita yang memang berkarakter penuh kasih sayang, lembut dan selalu menggunakan perasaan dalam bersikap yang sepertinya membuat mereka secara naluriah lebih dekat dengan ritual keagamaan dan membuat mereka lebih religius daripada laki-laki. Maka tak mengherankan jika Majelis-Majelis ta'lim, atau pertanyaan-pertanyaan seputar religi yang banyak mengisi dan mengirim adalah kaum wanita. Dan sangat tampak sekali kesemangatan mereka untuk belajar dan tahu lebih banyak tentang agama yang dipeluknya, di samping rasa takut mereka pada kehidupan berikutnya yang lebih kuat dibanding pria. Hal ini juga yang membuat sebagian besar para Pengajar dan Pendidik kehidu...
Rakernas Yang Bernas

Rakernas Yang Bernas

Berita
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena sukses diselenggarakan pada 15-16 November di Vila Tentrem, Tawangmangu, Karanganyar. Di kaki Gunung Lawu yang sejuk, sekitar 20 pengurus berkumpul dengan membawa ide-ide segar. Ternyata rihlah kecil dengan mengunjungi Grojokan Sewu yang lokasinya sangat berdekatan dengan tempat Rakernas sebelum acara dimulai, telah menimbulkan semangat baru, yang membuat para peserta nyaris tak terjeda oleh istirahat. Tancap gas terus, membicarakan program-program untuk 4 tahun ke depan. Rakernas dibuka dengan pengarahan dari Ketua Umum, Sinta Yudisia. Lalu dilanjutkan dengan pembentukan komisi yang terdiri dari Komisi PHT (Ketum, Sekjen, Bendahara, Sekretaris dan Humas), Komisi Internal (Divisi Kaderisasi, Karya dan Jarwil) dan Komis...
Menanti Wajah Baru FLP Solo

Menanti Wajah Baru FLP Solo

Berita
Namanya Asri Istiqomah. Lebih sering disapa Mbak Asri, atau beberapa juga ada yang memanggilnya Bu Asri. Sore ini di depan kamera yang dijepretkan Mas Tyo tampak wajahnya memancarkan cahaya berseri-seri seakan ada beban berat yang baru saja diletakkan dari pundaknya. Ya, baru saja dia menyelesaikan  amanah yang diberikan padanya sebagai Ketua Umum Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Solo Raya. Karena hari ini, Ahad 27 Oktober 2013 adalah hari bersejarah bagi FLP Solo Raya dengan digelarnya Musyawarah Cabang (Muscab) di Komplek SDII Al Abidin Banyuanyar Surakarta. Selepas laporan pertanggungjawaban yang disampaikannya pagi hingga siang ini diterima oleh seluruh peserta Muscab, otomatis habis pula masa kutukan Bu Asri sebagai Ketua periode 2011-2013. Paska pendemisionerannya, sebenarnya masih b...
Hukum Menulis Fiksi dan Ilustrasi

Hukum Menulis Fiksi dan Ilustrasi

Breaking News
Oleh: Awy' A. Qolawun (Staf BPP FLP Divisi Rumah Cahaya) Sebagai penulis dan aktivis FLP saya pernah mendapat pertanyaan bagaimana hukum menulis fiksi. Begitu pula beberapa pertanyaan lain yang berhubungan dengan media salah satunya perihal detail hukum ilustrasi dalam Islam. Suatu pertanyaan yang wajar sebab memang sebagian besar karya para penulis anggota FLP adalah sastra dan lebih banyak di fiksi semisal cerpen dan novel. Mungkin bisa jadi bahwa latar belakang pertanyannya (tashowwurul mas'alah) adalah sebab fiksi itu kan bukan kisah nyata, apa tidak membohongi? Dan lagi pula apa tidak membuang waktu? Belum juga fiksi bergenre epik yang menggabungkan antara fakta sejarah dan kisah fiktif (rekaan) hasil imajinasi penulis. Tentu saja suatu pertanyaan yang menarik. Sebelum saya jawa...
Perempuan dalam Syariah (Bag 2)

Perempuan dalam Syariah (Bag 2)

Hikmah, Pojok
Wanita Karir,  Benarkah Menjadi Fitnah Masa Kini? Saya pernah mendapat cerita dari Orang tua saya tentang pemuda yang hendak menikah dan dia bermusyawarah dengan seorang Guru Spiritualnya perihal gadis yang akan dinikahinya. Oleh Sang Guru, pemuda tadi disarankan untuk shalat istikharah, apakah gadis idamannya itu baik untuknya atau tidak. Beberapa saat setelah istikharah, si pemuda mendapat isyarat dengan bermimpi melihat seekor monyet! Tentu saja pemuda tadi sedih dan masygul, mendapat mimpinya tentang sang gadis idaman seperti itu. Si pemuda menceritakan apa adanya kepada Sang Guru tentang mimpinya, yang dia yakin akan ditafsiri buruk oleh Sang Guru sebab melihat monyet. Tetapi jawaban Sang Guru ternyata berbeda dengan prasangka si pemuda; dengan penuh sumringah Sang Guru bilang, bahwa ...
Tantangan Penulis Muslim

Tantangan Penulis Muslim

Opini, Senandika
SAAT INI, dunia Melayu—yang termasuk dalam benua Asia—tengah bangkit. Kebangkitan ini terjadi dalam banyak hal, tidak hanya masalah ekonomi, tapi juga kebudayaan. Kishore Mahbubani, pemikir kebijakan publik dari Singapura, dalam bukunya The New Asian Hemisphere, menulis, “Dulu, bangkitnya Barat mengubah dunia. Bangkitnya Asia sekarang akan membawa perubahan signifikan yang serupa.” Dalam buku tersebut, Mahbubani mengutip sebuah narasi dari Larry Summers yang menulis, “Kebangkitan Asia, berikut semua ikutannya akan menjadi kisah-kisah sukses dalam buku-buku sejarah yang akan ditulis 300 tahun dari sekarang, dengan Perang Dingin dan bangkitnya Islam sebagai kisah-kisah pengiringnya.” Kata ‘bangkitnya Islam’ yang disinyalir Larry Summers itu tidak bisa dilepaskan dari bangkitnya sastra dan b...
Perempuan dalam Syariah (Bag 1)

Perempuan dalam Syariah (Bag 1)

Hikmah, Pojok
Mungkin tak diketemukan dalam Syariat Islam sebuah permasalahan yang sering –sengaja– dijadikan polemik sehingga menyebabkan terjadinya keambiguan antara kebaikan dan keburukan, bercampur menjadi tidak jelas antara yang benar dan yang salah, bahkan berkembang menjadi kekurangtepatan dalam bersikap antara yang ekstrem ataupun yang terlalu bebas; seperti permasalahan apapun yang berhubungan dengan wanita. Selalu terjadi polemik dan kemelut sejak dahulu kala. Terlebih permasalahan ini memang sengaja dijadikan target oleh yang tidak suka syariah untuk melancarkan kritik sekaligus menyerang segala kebijakan dan perundang-undangan syariah terhadap kaum wanita. Inti serangannya adalah propaganda palsu dan penuh kebohongan yang menyatakan bahwa syariah Islam bersikap semena-mena dan tak adil terha...
Pesta Kematian

Pesta Kematian

Breaking News
1980 Usianya kini 60 tahun, dan ia ingin menyiapkan pesta kematian yang meriah. Dengan peti mati yang sangat indah, penuh ukiran berselera tinggi dan terbuat dari kayu jati yang terbaik di negeri ini. Ia mendambakan kain kafan yang sejuk untuk membaluti sekujur tubuhnya yang senantiasa dirawat dengan teliti. Ia ingin sebuah foto besar berpose wajah diri yang rupawan, serta karangan bunga raksasa dengan diameter yang menjebol buku rekor dunia, melengkapi upacara pemakamannya, selain seluruh petugas yang berseragam elok. Ia ingin saat kematiannya, orang-orang berduyun-duyun meramaikan upacara persemayamannya. Itulah ending yang agung dari kebesaran yang pernah ia miliki selama menempuh kehidupan di dunia. Dan ia begitu sibuk dibuatnya. “Kau harus membuat makamku seindah istana, Nak!” uja...
Kemerdekaan Sastra dalam Politik

Kemerdekaan Sastra dalam Politik

Senandika
Selalu saja ada yang ingin menyeret Forum Lingkar Pena (FLP) ke salah satu partai politik, acap-kali dan didaur ulang terus menerus tanpa henti. Seakan menjadi pembenaran bahwa FLP dinisbatkan ke Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Saya menjadi gusar dengan tulisan Danang Muchtar Syafi`i yang dimuat di Solopos pada kolom Gagasan, Jumat Pon, 15 November 2013 dengan judul “Kemerdekaan Santri dalam Politik”, lewat tulisan tersebut, Danang membangun opini ke khalayak ramai bahwa FLP adalah bagian dari PKS. Bahkan menjadi salah satu mesin untuk rekrutment kader PKS. Membaca Sejarah Danang tampaknya belum atau bahkan tidak membaca sejarah berdirinya FLP. Di dalam buku “Segenggam Gumam” (halaman 42) yang ditulis oleh Helvy Tiana Rosa, pendiri FLP, bahwa FLP lahir pada 1997 karena melihat minat mem...

Pin It on Pinterest