Sabtu, September 27Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Penulis: admin

Memahami Proses Kreativitas, Epigonisme dan Plagiasi

Memahami Proses Kreativitas, Epigonisme dan Plagiasi

Pojok
PENDAHULUAN Plagiarisme yang berasal dari kata plagiat, menurut kamus KBBI pengambilan karangan (pendapat dan sebagainya) orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan (pendapat dan sebagainya) sendiri, misalnya menerbitkan karya tulis orang lain atas nama dirinya sendiri; jiplakan. Sementara itu, epigonisme berasal dari kata dasar epigon, yang artinya orang yang tidak memiliki gagasan baru dan hanya mengikuti jejak pemikir atau seniman yang mendahuluinya; peniru seniman atau pemikir besar: (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Proses Kreativitas, Epigonisme dan Plagiasi  sepertinya akan menjadi bahasan yang tidak akan pernah berhenti ketika ada sebagian pegiat literasi yang terjebak dalam bayang-bayang popularitas, ingin mendapatkan pengakuan dari publik, malas mencari bahan, terburu deadli...
Sastra yang Menggerakkan; Proses Kreatif: Dimensi Penulisan | Helvy Tiana Rosa

Sastra yang Menggerakkan; Proses Kreatif: Dimensi Penulisan | Helvy Tiana Rosa

Senandika
JAKARTA, FLP.or.id -- Proses kreatif saya dalam menulis karya sastra bukanlah kisah hebat, namun barangkali dapat menjadi inspirasi bagaimana sastra bisa membawa kita pada suatu perubahan, berawal dari diri dan kemudian masyarakat. [ Baca juga bagian sebelumnya: Sastra yang Menggerakkan; Pendahuluan dan Sastra yang Menggerakkan; Dimensi Pembaca ] Saya jatuh cinta pada cerpen sejak saya bisa membaca. Bukan hanya cerpen sebenarnya, tapi pada semua jenis tulisan, terutama fiksi. Saya takjub bahwa seorang pengarang bisa menciptakan realitas lain dari imajinasi, perasaan dan wawasannya. Maka sejak duduk di sekolah lanjutan, saya putuskan: itulah dunia saya. Setiap hari saya berkunjung ke perpustakaan sekadar meminjam buku karya sastrawan terkemuka Indonesia dan dunia. Saya tercengang membaca ...
4 Sasaran dalam Menulis Argumentasi Menurut Gorys Keraf

4 Sasaran dalam Menulis Argumentasi Menurut Gorys Keraf

Referensi
JAKARTA, FLP.or.id -- "Di samping prinsip-prinsip dasar yang harus diperhatikan, penulis selalu berusaha pula untuk membatasi persoalannya," demikian menurut Gorys Keraf. Untuk mengetahui prinsip dasar dimaksud, sila baca 2+3 Prinsip Dasar Mencipta Tulisan Argumentatif. Selain itu, penulis juga perlu "menetapkan di mana terletak titik atau sasaran ketidaksesuaian pendapat antara pengarang atau pembaca. Dengan demikian, ia dapat mengubah keyakinan atau mempengaruhi sikap dan tindakan pembaca atau hadirinnya."   Untuk membatasi persoalan dan menetapkan titik ketidaksesuaian, maka sasaran yang harus ditetapkan untuk diamankan oleh setiap pengarang argumentasi adalah:   1. Argumentasi itu harus mengandung kebenaran untuk mengubah sikap dan keyakinan orang mengenai topik yang akan...
Sastra yang Menggerakkan; Proses Kreatif: Dimensi Pembaca | Helvy Tiana Rosa

Sastra yang Menggerakkan; Proses Kreatif: Dimensi Pembaca | Helvy Tiana Rosa

Senandika
JAKARTA, FLP.or.id -- Memang terdapat karya sastra tertentu yang dianggap memiliki kemampuan “menggerakkan”, seperti  beberapa karya Charles Dickens yang mendorong pemerintah Inggris mengeluarkan undang-undang memperbaiki kondisi kaum buruh di negara tersebut atau Uncle Tom’s Cabin yang membantu menghapus perbudakan negro di Amerika Serikat, misalnya. [ Baca juga bagian sebelumnya Sastra yang Menggerakkan; Pendahuluan ] Saat bertemu dengan Harriet Becher Stowe, penulis Uncle Tom’s Cabin, Presiden Lincoln berkata, “Wah, jadi ini ya nyonya mungil yang yang menimbulkan perang besar ini,” Namun sebelum masuk ke narasi besar tersebut, saya terlebih dahulu berpikir mengenai perubahan dalam diri saya. Adakah sastra telah mengubah saya? Saya meninjaunya pada beberapa hal. Terutama menyangkut k...
Manusia dan Usaha Mereka-reka Pengalaman; Sebuah Pemetaan Tradisi Bercerita

Manusia dan Usaha Mereka-reka Pengalaman; Sebuah Pemetaan Tradisi Bercerita

Senandika
Manusia dan Kehidupan             Kebudayaan yang merupakan representasi alur kehidupan manusia adalah sebuah makrokosmos bagi dunia ingatan manusia. Dunia ingatan yang kemudian memunculkan aksi penggumpalan-penggumpalan peristiwa dalam ruang lingkup memori dan cita-cita. Memori memunculkan aspek kesejarahan sedangkan cita-cita memunculkan aspek harapan dan imajinasi. Pada titik ini muncullah apa yang disebut mimesis[1]. Kebudayaan sebagai wacana alam semesta dalam hal ini dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi. Setelah terbentuknya wacana kemudian akan muncul pula sebuah penggumpalan-penggumpalan selanjutnya yang lebih kecil ruang lingkupnya. Penggumpalan yang diambil dari sebuah konflik pada alur makro tersebut. Manusia yang fana di dunia mempunyai berbagai macam konflik yang akan mem...
Ketika Huruf Luluh Tak Selamanya Luluh, 3 Catatan tentang t, p, k, s

Ketika Huruf Luluh Tak Selamanya Luluh, 3 Catatan tentang t, p, k, s

Referensi
JAKARTA, FLP.or.id -- Empat huruf dalam khazanah bahasa Indonesia dikenal memiliki sifat luluh. Keempatnya ialah huruf t, p, k, dan s. Misalnya, huruf t dalam kata dasar tulis akan luluh jika dikenai awalan me- menjadi meNulis. Huruf p dalam kata pikir luluh jadi meMikirkan. Namun ada beberapa keadaan yang menunjukkan bahwa terkadang keempat huruf itu tak selamanya luluh. Berikut ini 3 catatan tentang itu:   Konsonan t, p, k, s tidak melebur mendapat awalan meN- maupun peN-, bila:   a. Konsonan-konsonan tersebut mengawali kata dasar kedua.   Contoh: lihat - perlihatkan - memperlihatkan tawa - tertawa - mentertawakan jajar - sejajar - mensejajarkan sulit - persulit - mempersulit   b. Konsonan-konsonan tersebut mengawali kata dasar yang masih terasa asing.  ...
Ketika 17 Orang Penulis Lampung Jalan-jalan …

Ketika 17 Orang Penulis Lampung Jalan-jalan …

Berita
JAKARTA, FLP.or.id -- "Jika ingin hidupmu berwarna, lakukanlah perjalanan. Jelajahi kotamu atau pergi ke negara lain. Lalu tuliskanlah. Ini adalah cara agar kamu selalu menjadi manusia pembelajar dan tahu cara dan arti bersyukur. Dengan melakukan perjalanan, kita sebetulnya sedang membaca diri kita," demikian ungkapan travel writer Gol A Gong yang menghiasi sampul belakang buku antologi para penulis Lampung. Buku yang berstempelkan pula "Lampung Traveler" itu diberi judul "17 Kisah Perjalanan dari Lampung hingga Canberra". Di dalamnya terkumpul karya dari 17 orang penulis Lampung. Belasan penulis tersebut merupakan anggota Forum Lingkar Pena di Wilayah Lampung. Ketujuhbelas orang itu ialah Fetra Akriani, Trisia Riadewi, Yandigsa, Tri Sujarwo, Destiani, Firman Junaedi, Nova Nur Azizah, Am...
Bagi Kamu Generasi Muda Lampung! Mari Sambut Seruan “Lampung Menulis, Terbitkan Karya Berseri!”

Bagi Kamu Generasi Muda Lampung! Mari Sambut Seruan “Lampung Menulis, Terbitkan Karya Berseri!”

Agenda
JAKARTA, FLP.or.id -- Bandar Lampung adalah ibu kota provinsi Lampung. Ia dikenal sebagai Kota Tapis Berseri. Slogannya terpampang di atas gapura kota: Tertib, Aman, Patuh, Iman, Sejahtera, serta Bersih, Sehat, Rapih, dan Indah. Mengusung tema "Lampung Menulis, Terbitkan Karya Berseri!", Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Lampung akan menyelenggarakan Talk Show Menulis dan Menerbitkan Buku pada Ahad, 4 September 2016 nanti. Tiga orang pembicara berkompeten dihadirkan untuk mengupas tema tersebut. Ketiganya ialah Sinta Yudisia, Izzah Annisa, dan Ikhsan Aura. Sinta adalah Ketua Badan Pengurus Pusat FLP (BPP FLP) dan juga penulis 50 judul buku fiksi maupun non-fiksi. Izzah Annisa ialah penulis wanita asal Lampung yang telah menelurkan karya best seller komik anak "10 Pahlawan Islam". Sedangk...
Sastra yang Menggerakkan; Pendahuluan | Helvy Tiana Rosa

Sastra yang Menggerakkan; Pendahuluan | Helvy Tiana Rosa

Senandika
JAKARTA, FLP.or.id -- Kegelisahan masyarakat akan menjadi kegelisahan para sastrawan. Begitu pula harapan, penderitaan, aspirasi mereka menjadi bagian dari diri dan jiwa  sastrawan (Jakob Soemardjo) Pendahuluan Karya sastra sebenarnya selalu berbicara mengenai hal yang sama, yaitu kehidupan, dan kehidupan itu sendiri adalah sebuah kenyataan sosial. Oleh karena itu baik karya sastra maupun pengarangnya tak akan pernah bisa menghindar dari berbagai problem sosial yang terdapat di dalam masyarakat, di mana sang pengarang adalah juga bagian dari masyarakat tersebut. Sebagaimana yang kita pahami, karya sastra sangat terkait dengan latar belakang sosiokultural sastrawannya, atau yang kita kenal dengan unsur ekstrinsik. Unsur-unsur ekstrinsik tersebut menyebabkan karya sastra memiliki tendensi...
Terbuka untuk Semua, Lomba Essay Ini Mengenai Kamu dan FLP; Iya, Kamu …

Terbuka untuk Semua, Lomba Essay Ini Mengenai Kamu dan FLP; Iya, Kamu …

Berita
JAKARTA, FLP.or.id -- Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena (BPP FLP) kembali menyediakan kesempatan lomba menulis. Uniknya, lomba ini terbuka untuk semua baik bagi anggota FLP maupun masyarakat pembaca pada umumnya. Melalui tema "Aku dan FLP", lomba essay kali ini mengajak kamu sekalian, untuk berbagi cerita ke dalam kata, menuang kenangan ke dalam tulisan, tentang pengalaman berinteraksi bersama FLP yang tak terlupakan. Interaksi di sini tentu tak dibatasi individu dengan organisasi, individu dengan individu, tapi juga interaksi kamu dengan karya-karya FLP. Kamu dapat segera memposting essay terbaikmu sebelum tenggat tanggal 30 Oktober 2016, pukul 23.59 WIB. Persyaratan selengkapnya yang wajib diikuti ialah sebagai berikut: Panjang tulisan sekitar 3000 sd 5000 karakter Mengguna...

Pin It on Pinterest