Oleh SRI WIDYASTUTI, FLP.or.id -Konde dan Syariah agama. Tidak ada yang salah pada konde. Pun pada kebaya. Bertahun lalu, nenekku memakainya setiap hari. Konde kecil dari gelungan rambutnya yang panjang yang semakin menipis. Diselendangkannya sehelai kerudung menutupi rambutnya yang mulai memutih. Dia duduk di tempat tidurnya sambil menghadap al qur’an usai shalat duha. Kebaya dan kain batik mempercantik tubuhnya yang renta.
Nenekku setiap hari membaca Al Quran dengan berpakaian kebaya dan konde kecil di kepalanya. Dibalut kerudung panjang berhias sulaman tangannnya. Setiap tiga hari khatam al quran.
Nenek tak pernah benci suara adzan sebab itulah suara yang paling disukainya. Adzan semacam penjaga yang senantiasa mengingatkannya pada waktu waktu bertemu dengan Tuhannya.
Kidung nenek, kidung yang paling kami tunggu. Kidung shalawat yang senantiasa meninabobo. Tidak ada satu kalimat nista pun dari lisannya kepada orang yang taksehaluan dengannya sebab dia tak perlu melakukannya.
Ceritanya selalu diulang kisah jaman perjuangan. Nenek tak bersekolah formal tapi bisa menulis dan membaca karena jasa ustazah yang mengajarnya mengaji.
Nenek sekarang telah tiada. Tapi ingatan padanya tak pernah usai.
Nenekku seorang ibu Indonesia yang teguh memegang tradisi dan taat kepada perintah Tuhan-nya.
Tak ada yang salah pada konde dan kebaya. Pun kidung dan adzan. Ia taklebih dari gumaman seorang ibu yang resah tak tahu syariat agama.
#menjawabsukma
#janganadasaradiantarakita