Senin, November 25Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

7 Benda Penunjang dalam Menulis

Flp.or.id – Bagi penulis, tentu kita membutuhkan berbagai benda yang menunjang untuk menulis. Baik benda yang secara langsung kita butuhkan, maupun benda yang menunjang semangat kita dalam menulis. Berikut tujuh benda yang seringkali menjadi penunjang dalam menulis:

Pertama, laptop atau computer. Laptop atau komputer serasa benda yang wajib dimiliki oleh para penulis. Bagaimana tidak? Di zaman teknologi seperti ini, banyak penerbit, media, atau perlombaan yang mewajibkan penulis untuk mengirim tulisan melalui email. Mau tidak mau, penulis harus membuat tulisan di laptop. Namun, keberadaan benda ini memang semakin memudahkan penulis untuk menghasilkan karya. Hasil tulisan penulis pun menjadi lebih mudah untuk diarsipkan dan dibukukan, jika sewaktu-waktu kita ingin membukukannya.

Kedua, buku catatan. Saat ini memang banyak penulis yang sudah beralih ke laptop atau komputer sebagai media untuk menulis. Namun, ada juga beberapa penulis yang masih memanfaatkan buku catatan sebagai media untuk menulis. Sebab, mereka beranggapan jika esensi menulis lebih terasa saat menggunakan buku catatan.

Ketiga, pena. Bagi para penulis yang masih menulis di buku catatan, benda ini tentu sangatlah penting. Jika tidak ada benda ini tentu akan kesulitan untuk menuangkan ide dalam buku catatan.

Keempat, ponsel. Selain laptop atau komputer, perkembangan teknologi saat ini juga memudahkan penulis untuk menulis di ponsel. Baik menuliskan ide yang selintas muncul, maupun satu tulisan utuh. Apalagi saat ini ponsel menjadi benda yang tidak bisa lepas dari genggaman kebanyakan penulis. Selain itu, banyak sekali platform menulis yang mudah diakses di ponsel, di mana pun dan kapan pun. Hal itu membuat para penulis tidak lagi perlu menenteng laptop ke manapun untuk menulis.

Kelima, referensi. Ketika akan menulis pengalaman yang baru saja kita alami, mungkin kita tidak membutuhkan referensi menulis. Sebaliknya, jika kita menulis sesuatu yang serius, seperti tulisan nonfiksi, kita tentu membutuhkan banyak referensi menulis, seperti buku. Tujuannya agar menguatkan tulisan kita sehingga tidak terasa seperti sekadar opini tanpa bukti yang kuat. Bahkan dalam menulis satu buku nonfiksi, referensi yang dibutuhkan setidaknya ada sepuluh buku. Hal itu menandakan kita harus membaca lebih banyak buku dahulu sebelum menulis satu tulisan, apalagi satu buku. Selain penulis nonfiksi, penulis fiksi tetap harus menggunakan referensi dalam membuat ceritanya. Hal itu untuk menguatkan karakter, alur, dan ide cerita.

Keenam, makanan dan minuman. Dibanding lima benda yang sudah disebutkan sebelumnya, mungkin ini bukanlah “benda” yang secara langsung menunjang untuk menulis. Namun, tanpa “benda” ini, penulis juga kurang semangat dalam menulis. Bayangkan saja ketika kita menulis dalam kondisi lapar atau haus, tentu akan menyulitkan kita menuangkan ide dalam tulisan. Pun ketika kita sudah berjam-jam menulis, tentu akan membutuhkan makanan dan minuman untuk mengembalikan tenaga dalam menulis. Jadi, makanan dan minuman sangatlah penting bagi para penulis.

Ketujuh, meja. Benda ini juga bukanlah penunjang utama dalam menulis. Namun, tanpa benda ini, penulis akan merasa kesulitan dalam menulis. Bayangkan jika menulis tanpa meja, tentu kita akan mudah merasa lelah. Dari segi kesehatan juga tidak baik jika menulis dengan posisi tengkurap. Posisi yang baik adalah tangan kita sejajar dengan laptop atau membentuk sudut 90°. Jadi, mau tidak mau, agar nyaman saat menulis, menulislah di atas meja.

 

Biodata Penulis:

Apriastiana Dian Fikroti. Kepala Subdivisi Multimedia Center Divisi Karya FLP Yogyakarta. Penulis dan blogger. Sedang menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga yang menulis. Saat ini berdomisli di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Mari berkunjung ke www.riasrise.com. You can’t read my mind, but you can ‘read’ my mind.

NRA : 119/D/011/001

  

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Share This