Senin, November 25Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Tak Malukah Kita?

Sumber: siasat.pk
Sumber: siasat.pk

Pukul berapakah setiap pagi kita bangun? Apakah pada saat adzan berkumandang ataukah pada saat matahari mulai memancarkan cahayanya? Semoga kita telah terbangun dari ‘mati sesaat’ maksimal pada saat adzan subuh berdengung memecah keheningan waktu subuh.. aamiin..

Bersyukurlah jikalau kita termasuk dari golongan orang-orang yang minoritas yakni orang-orang yang mau beranjak dari kasur untuk segera mengambil air wudhu demi bersegera melaksanakan sholat Subuh.

Jikalau kita seorang lelaki pantanglah bagi kita untuk sholat Subuh tidak secara berjamaah di rumah-Nya yang mulia sebab sungguh telah disediakan bagi orang-orang yang mau berjalan dikegelapan waktu subuh pahala yang sangat berlimpah tiada taranya.

Adapun jika kita seorang perempuan pantanglah bagi kita untuk sholat Subuh tidak diawal waktu. Itulah godaannya para kaum lelaki digoda untuk tidak sholat Subuh secara berjamaah di masjid sedangkan kaum perempuan digoda untuk tidak mengerjakan sholat Subuh diawal waktu yakni pada saat adzan telah usai berkumandang.

Sebagaimana kita ketahui bersama sholat yang paling sedikit jumlah rakaatnya adalah sholat Subuh tetapi paling besar pahalanya diantara sholat-sholat wajib lainnya karena tersimpan misteri yang tak semua orang mengetahuinya.

Alhamdulillah, jika kita bisa mengerjakan sholat Subuh tepat diawal waktu. Walaupun terasa berat melawan diri untuk tetap terlelap dalam mimpi yang indah. Tapi, demi mengapai keridhoan-Nya dan mengharapkan limpahan kasih sayang-Nya kita memang harus memberontak diri agar kuasa melaksanakan sholat Subuh.

Seusai sholat Subuh, apakah aktivitas yang akan kita kerjakan? Inilah tantangan kedua yang terberat yang harus kita hadapi. Setelah lulus tantangan pertama yakni melawan diri untuk bisa bangkit mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat Subuh. Kini, tantangan kedua menghadang di hadapan kita.

“Tidur yang paling enak itu adalah tidur setelah sholat Subuh”, ucap salah seorang teman.

Apakah benar pernyataan diatas? Tak bisa kita pungkiri, ternyata memang benar tidur setelah sholat subuh sesuatu hal yang begitu enak dirasakan oleh diri kita. Tapi, apakah itu yang dianjukan kepada umat Islam setelah melakukan sholat Subuh?

Tak pernah ada dalil yang menganjurkan kaum muslimin untuk tidur setelah sholat Subuh. Sebaliknya, berbagai dalil menganjurkan kepada kita untuk mengisi aktivitas ibadah sunnah setelah kita melaksanakan sholat Subuh seperti tilawah quran, berzikir, belajar, membaca buku, menulis, menuntut ilmu dengan hadir ke berbagai majelis ilmu ataupun aktivitas lainnya yang beraromakan kebaikan selain dari tidur.

Salah satu dalil  yang menganjurkan kita untuk tetap beraktivitas setelah sholat Subuh dan berbuahkan pahala yang sangat besar yakni seperti pahala orang berhaji dan umrah

“Barang siapa shalat Shubuh berjamaah, kemudian duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lalu shalat dua rakaat, maka ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah secara sempurna, sempurna, sempurna.” (Shahih; Shahih Al-Jami’ hadits no. 6346).

Akankah kita masih ingin tidur ketika usai melaksanakan sholat Subuh? Dari perkataan baginda Nabi di atas secara jelas kita ketahui beliau menegaskan dengan mengucapkan kata sempurna sebanyak tiga kali, sempurna sempura sempurna.

Kalaupun kita masih merasa malas dan berkeinginan untuk tidur kembali ketika selesai mendirikan sholat Subuh. Alangkah lebih baiknya sesekali kita berjalan-jalan dipagi hari setelah selesai melaksanakan sholat Subuh. Apakah jalanan di sekitar tempat tinggal kita masih sepi ataukah sudah mulai terlihat orang-orang beraktivitas? Jika masih sepi. Mari kita menuju pasar terdekat. Kita lihat bersama suasana pasar ketika dipagi hari. Apakah sepi? Ataukah sebaliknya ramai dengan berbagai kegiatan seputar persiapan menjajakan dagangan yang akan mereka jual?

Tak malukah diri kita setelah mengetahui fenomena tersebut? Disaat orang-orang pasar beraktivitas sepagi mungkin. Semoga saja mereka juga sudah melaksanakan sholat Subuh. Kita hanya bisa berbaik sangka kepada mereka. Kita yang masih muda, seusai sholat Subuh kembali melanjutkan mimpi indahnya. Tak malukah kita?

Anugerah terbesar yang kita miliki selaku pemuda yakni kekuatan dan pemikiran yang cemerlang tak bisakah kita menggunakannya secara maksimal ketika selesai sholat Subuh? Kenapa kita kalah dengan orang-orang yang berada di pasar? Sebagian dari mereka ada yang tak sanggup mengecap pendidikan atau bahkan tak merasakan kehidupan perkuliahan memulai aktivitas lebih awal daripada kita? Tak malukah diri kita ini?

Berbagai hal positif dapat kita lakukan seusai sholat Subuh. Namun, kembali kepada diri kita masing-masinglah memanfaatkan waktu luang sebelum matahari naik.

Memang susah mengubah sebuah kebiasaan. Tetapi, itu hanya berlaku diawal. Ketika kita sudah terbiasa dengan kebiasaan baru maka kebiasaan lama itu akan hilang dari dalam diri kita.

Sama halnya kita melawan diri untuk tidak tidur kembali setelah sholat Subuh. Pada awalnya ketika kita belum terbiasa maka kelihatanya amatlah susah. Tetapi, itu hanya bertahan beberapa hari. Jika kita terus berusaha dan berusaha untuk merubahnya tidak ada kata mustahil akan tercipta suatu perubahan.

Sebuah perubahan yang menjadi lebih baik dan semakin mendekatkan kita kepada-Nya bukan sebaliknya perubahan yang menjadikan kita lebih buruk dan semakin menjauhkan atau semakin berani melawan-Nya.

Semoga semakin hari kita semakin sadar dengan keberadaan diri kita di dunia yang fana ini agar kita dari sekarang sudah mempersiapkan bekal yang akan kita bawa kekal menuju tempat yang abadi.

Rasa malu kita pun semakin tertanam. Malu jika tidak bisa berbuat kebaikan. Malu jika kita berani menetang perintah-perintah-Nya. Dari rasa malu itulah yang akan membuat kita berubah menjadi lebih baik.

“Hari ini harus lebih baik dari kemarin dan besok harus lebih baik dari hari ini” [ar]

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Share This