Visi Ketuhanan dalam Berkarya (bag 3)
Sutardji Calzoum Bachri (lahir di Renggat, Riau, 24 Juni 1941) dalam khazanah kesusastraan Indonesia barangkali lebih terkenal dengan kredo puisinya yang kontroversial dan menghebohkan pada tahun 1970-an. Menurutnya, “Kata (dalam puisi) harus dibebaskan dari beban pengertian.” Tapi dalam perjalanan kepenyairannya ia terus melakukan pengembaraan dan pencarian spiritual. Tidak heran terdapat juga nada sufistik atau mistikal dalam sajak-sajaknya yang awal (terhimpun dalam buku O dan Amuk) yang cenderung nihilistik. Menurut Abdul Hadi WM, gejala itu semacam kerinduan penyair akan sastra transendental.
Dalam kumpulan puisinya ketiga, Kapak, kecenderungan sufistik semakin jelas. Kapak secara umum merupakan kumpulan puisi berisi renungan akan maut dan kefanaan manusia. Renungan yang mendalam akan...