Alhamdulillah. Serah terima donasi Gaza tahap 1, dari Forum Lingkar Pena (FLP) untuk Palestina telah dilakukan pada hari kamis, (7/8/14) di markas Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI), Jl. Condet raya no 8, Jakarta Timur. Pihak FLP dalam hal ini diwakili oleh Nur Baiti (Hikaru), selaku divisi dana usaha FLP dan tim FLP Peduli Umat. Sedangkan dari pihak BSMI diwakili oleh Sekjen BSMI, Dr. Muhammad Rudi. Jumlah dana yang disalurkan di tahap 1 ini berjumlah 24,045,970 rupiah. Sedangkan bantuan tahap 2 saat ini masih berlangsung.
Di sela-sela koordinasi dengan tim relawan, Dokter Rudi memaparkan kondisi terakhir usaha penyaluran ke kota Gaza.
“Belum ada relawan dari lembaga mana pun yang berhasil masuk. Pihak Mesir menutup perbatasan dan membuat aturan-aturan yang tidak memungkinkan masuknya bantuan ke Gaza,” jelas beliau. “Pemerintah Asisi bukan hanya tidak membantu, tapi justru menghambat bantuan dari dunia internasional,” tambahnya lagi.
Saat ditanya kemungkinan masuknya bantuan lewat jalur lain, Dokter Rudi menjelaskan. “Satu-satunya jalan masuk yang memungkinkan hanya lewat Mesir. Sebab jalur darat lainnya harus melewati Israel. Sedangkan lewat laut, bisa jadi akan diserang seperti yang sudah pernah terjadi pada kapal Mavi Marmara.”
Jika bantuan dikirim lewat pemerintah Mesir, Dokter Rudi mengatakan, kemungkinan besar bantuan tersebut tidak akan sampai kepada rakyat Palestina.
Ketika dikonfirmasi adanya 5 orang asal Uni Emirat Arab (UEA) yang berhasil masuk ke Mesir, Dokter Rudi memberikan penjelasan. “Mereka bukan membawa bantuan. Mereka menyamar sebagai tim medis dari UEA dan diizinkan masuk oleh pemerintah Mesir, namun ternyata mereka mata-mata UEA yang bekerja sama dengan pemerintah Asisi dan intelejen Israel. Mereka sudah dideportasi dari Palestina.”
Lebih lanjut Dokter Rudi memaparkan, sambil terus berkoordinasi dengan berbagai pihak, BSMI telah menyalurkan sebagian dana dari donatur ke relawan lokal. “Kami baru mentransfer seperempat dana yang ada ke orang lokal di Gaza. Abir al barakan, namanya. Orang Gaza asli. Bantuan yang diterima telah dipergunakan untuk keperluan logistik di sana, sembako-lah, kalau bahasa kita,” jelasnya.
“BSMI selama ini mengirim bantuan dalam bentuk obat-obatan, dan dibawa langsung dari Indonesia sebagai barang pribadi. Jika lewat mobil atau truk, biasanya lebih sulit lagi untuk masuk.”
Lebih lanjut beliau menjelaskan, selain program responsif seperti bantuan kemanusiaan. BSMI juga punya program lainnya berupa bea siswa ke Indonesia. Saat ini sudah ada 6 orang asal Gaza yang mendapat bea siswa ke Indonesia. Selain itu, BSMI juga bekerja sama dengan RS Jantung Harapan Kita, dalam bentuk program training selama 3 bulan untuk tim medis dari Gaza.
“Tahun 2013 lalu, kami dari BSMI yang ke Gaza memberikan training medis untuk regenerasi sel,” tambahnya lagi.
Saat ditanya rencana BSMI selanjutnya. Dokter Rudi menjelaskan pihaknya sedang mengusahakan relawan advance, yang bukan atas nama tim medis. “Kami mohon doa, supaya rencana ini berhasil,” [nb]