Senin, November 25Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Perempuan dalam Syariah (Bag 3)

Wanita Lebih Religius Dibanding Pria

Sumber: vimeocdn.com
Sumber: vimeocdn.com

Secara umum, sebenarnya wanita lebih care terhadap urusan agamanya dibanding pria. Fitrah penciptaan wanita yang memang berkarakter penuh kasih sayang, lembut dan selalu menggunakan perasaan dalam bersikap yang sepertinya membuat mereka secara naluriah lebih dekat dengan ritual keagamaan dan membuat mereka lebih religius daripada laki-laki.

Maka tak mengherankan jika Majelis-Majelis ta’lim, atau pertanyaan-pertanyaan seputar religi yang banyak mengisi dan mengirim adalah kaum wanita. Dan sangat tampak sekali kesemangatan mereka untuk belajar dan tahu lebih banyak tentang agama yang dipeluknya, di samping rasa takut mereka pada kehidupan berikutnya yang lebih kuat dibanding pria.

Hal ini juga yang membuat sebagian besar para Pengajar dan Pendidik kehidupan, para Murobbi merasa yakin bahwa serbuan pemikiran sekaligus peradaban dan kebudayaan Barat, yang memang menyerang langsung para wanita muslimah di tengah rumahnya sendiri, yang sedikit banyak merubah cara pandang, berpikir, bersikap, bahkan perilaku sehari-hari mereka, yang menggusur adat istiadat ketimuran selama ini, tidak sepenuhnya sukses gilang gemilang, dan tidak membuat wanita muslimah kehilangan sepenuhnya perasaan religius dalam dirinya, terlebih akidah dan karakter mereka.

Maka, peluang Islam untuk mengembalikan keadaan sesuai hukum alam (sunnatullah) pada akhirnya nanti masih sangat terbuka lebar, tentu saja dengan mengerahkan segenap kemampuan, pengaturan strategi, serta saling bahu membahu antar para Da’i dan pejuang muslim untuk membela agamanya dan melindungi kehormatan wanita muslimahnya dari penelanjangan yang dilakukan para musuh syariah.

Karena fakta di lapangan membuktikan bahwa semakin hari semakin banyak muslimah yang kembali kepada kesadarannya, dan dengan sukarela kembali ke pangkuan syariah. Mengenakan hijab yang belum pernah mereka coba untuk mengenakannya atau kembali mengenakannya setelah sempat beberapa waktu mencopotnya. Bukankah semakin banyak muslimah berjilbab saat ini di mana-mana dan menjadi pemandangan yang tak asing lagi di tempat-tempat umum? Lebih dari itu usaha apapun untuk melucuti hijab wanita muslimah selalu menemukan jalan buntu dan perlawanan keras, meski sampai diundang-undangkan segala di beberapa negara tertentu.

Inipun sebenarnya tidak aneh, karena terbukti banyak para muslimah yang masih belum mengenakan busana syar’i, yang masih mengikuti trend barat sekaligus masih belum bertatakrama Islami tetapi mereka tetap penuh semangat untuk menjalankan ibadah dan sebisa mungkin melaksanakan perintah agamanya dengan melaksanakan shalat, puasa, zakat, umrah, haji, serta melaksanakan perbuatan baik yang lain.

Artinya, bahwa sebenarnya bibit religius dalam dada mereka tidak mati dan tidak mengering, hanya butuh perawatan yang baik untuk membuatnya bertunas dan tumbuh berkembang lagi, lantas berbunga dan untuk pada akhirnya kemudian berbuah, dan akan memberikan buahnya yang ranum, segar dan manis itu dalam waktu dekat atas izin Tuhannya, serta terbebas dari belenggu dan mimpi buruk dalam kehidupannya selanjutnya.

Semuanya, hanya tinggal menunggu waktu saja. (*)

 

tulisan bag 1

tulisan bag 2

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Share This