Untuk ketiga kalinya FLP Hadhramaut periode keempat telah sukses mengadakan diklat kepenulisan. Pada diklat ketiga yang digelar pada hari Sabtu 6/6/2016, FLP Hadhramaut mengangkat tema “Mudahnya Menulis Buku”. Kali ini divisi PSDM FLP Hadhramaut menghadirkan narasumber yang sudah diakui kepiawaiannya dalam menulis buku fiksi dan non fiksi. Diantara karangan beliau adalah “99 Malaikat Madzhab” dan “Jejak Imam Syafi’i”. Beliau adalah Muhammad Fadlillah yang menyandang nama pena Adly Al Fadly.
Acara diklat kali ini bertujuan untuk mengenalkan FLPers bahwasanya menulis buku yang beratus halaman bahkan ribuan bukanlah hal yang sulit. “Diklat seperti ini sangat dibutuhkan sekali. Karena melalui diklat ini, kita dapat menunjukkan pada mereka (FLPers) bahwa mengarang sebuah buku sangatlah mudah. Cuma butuh modal serius dan kontinue,” demikian penuturan ketua FLP Hadhramaut Taufiq Ibnu Karim.
Acara yang rencananya dimulai pukul 09.30 waktu setempat, molor sekitar satu jam. Meskipun begitu, antusiasme FLPers masih membara. Terlihat dari banyaknya FLPers yang hadir dalam diklat kali ini. Acara bertempat di musholla bawah sakan dakhiliy, yang biasanya digunakan sebagai aula kedua jika aula utama di fakultas tidak bisa digunakan.
Acara dibuka oleh Zulaefi Amz selaku MC pada diklat kali ini. Selanjutnya acara diserahkan kepada moderator, Muhammad Rouf. Dengan khas jenakanya, moderator dapat mencairkan suasana.
Acara seperti biasa dimulai dengan Salam Pena. Pada kesempatan kali ini FLP Hadhramaut mendapat salam pena dari seorang penulis buku “Kalau Cinta, Bilang Aja!” dan anggota FLP Bekasi, Ernawati Lilys.
Kemudian setelah itu acara inti, yaitu pemberian materi oleh narasumber, Adly Al Fadly.
“Yang penting dalam menulis sebuah buku adalah metode dan teknik. Seperti membuat outline buku, itu hal yang sangatlah penting. Dengannya kita akan diantar untuk terus-menerus menulis tanpa keluar dari tema yang diangkat,” tegas narasumber pada diklat tersebut.
Tepat pada pukul 10.30 KSA acara berganti dengan sesi tanya jawab yang mungkin lebih dibutuhkan oleh FLPers ketimbang materi diklat. Karena dalam fikiran mereka banyak sekali masalah yang menggantung tanpa pemecahan. Mulai dari pertanyaan yang berkaitan dengan materi diklat maupun yang diluar dari materi. Dengan sigap narasumber menjawab satu per satu pertanyaan yang ditanyakan oleh peserta diklat.
Tepat pukul 11.15 KSA acara berganti dengan praktik membuat outline. Peserta dengan penuh semangat menuangkan tema-tema yang menjadi ide mereka dalam bentuk outline. Tema itu harus diruntutkan mulai dari awal hingga akhir. Harapannya dengan diklat ini, semoga outline yang sudah dibuat oleh peserta diklat pada hari itu akan berbuah buku. Acara ditutup tepat pukul 11.45 KSA. (ibnu rafek)