Bulan Agustus yang lalu, rakyat Indonesia merayakan hari kemerdekaan. Banyak kegiatan yang dilaksanakan untuk memeriahkannya. Ada lomba-lomba, jalan sehat, karnaval, sampai panggung rakyat. Namun, semua kegiatan yang dilaksanakan tersebut semoga tidak hanya sekadar euforia semata. Melainkan sebuah bentuk dalam mengingat kembali perjuangan para pahlawan yang rela berkorban untuk merebut kemerdekaan.
Saat ini ada banyak hal yang bisa kita lakukan untuk mengisi kemerdekaan. Salah satunya adalah dengan menulis. Tingkat literasi tentunya berbanding lurus dengan tingkat kemajuan suatu bangsa. Dan salah satu bagian dari literasi adalah menulis. Sebagai anggota FLP, tulisan yang dihasilkan tentunya harus bermanfaat untuk masyarakat sesuai dengan visi dan misi FLP. Membawa sebuah perubahan ke arah yang lebih baik.
Seperti halnya tokoh yang akan diulas pada majalah digital edisi Oktober kali ini. Beliau bekerja di bidang riset pasar dan telah menulis puluhan buku anak. Semoga kehadiran buku-buku tersebut dapat meningkatkan literasi anak Indonesia dan memajukan bangsa. Selain rubrik penokohan, ada juga rubrik lainnya yang tak kalah menarik. Selamat membaca!
Kontennya sudah bagus, tapi layoutnya perlu dirapikan lagi.
– Gunakan font jenis San Serif (Times New Roman is a big no selain untuk karya ilmiah), apalagi untuk judul/rubrik. Gunakan maksimal 3 jenis font untuk keseluruhan majalah (selain cover). Di daftar isi saja sudah ada 4 font, bikin pusing dan agak tidak rapi.
– Perhatikan spasi antarbaris: Di rubrik Reportase, jarak baris dalam judul lebih renggang dibandingkan dengan jarak baris akhir judul dengan penulis dan fotonya.
– Identitas penulis cerpen dan puisi tidak perlu terlalu dominan dibandingkan cerpen/puisinya sendiri (sampai di-highlight hijau dan size tulisan yang sama dengan konten utama).
– Jangan sisakan ruang kosong dalam sebuah halaman di akhir artikel.
Mantap hehe