MAKASSAR, FLP.or.id – Ajang lomba menulis beberapa tahun belakangan semakin menggiurkan. Fasilitas berupa tiket perjalanan ke acara penganugerahan, akomodasi hotel, hadiah uang tunai, bahkan uang saku selama acara penganugerahan menjadi daya tarik penulis untuk mengikuti lomba. Penyelenggaranya pun beragam, mulai dari media, komunitas, hingga kementerian.
Jika kita kilas balik ke tahun 90-an, lomba menulis hanya diselenggarakan media yang oplahnya tinggi dan mampu membayar hadiah pemenang. Jangan heran, jika untuk mengikuti lomba, penulis harus membeli majalah atau korannya dulu untuk mengisi formulir. Jika lomba bersponsor, penulis pun biasa diwajibkan membeli produk sponsor lalu mengirimkan kemasannya bersama tulisan yang dilombakan. Kirim karyanya pun, harus melalui pos yang tentu saja juga mengeluarkan biaya. Sekarang, beberapa lomba hanya mempersyaratkan mengisi formulir yang tak dibeli dan surat pernyataan keaslian naskah, lalu kirim lewat email.
Tinggal klik, naskah tiba di titik tujuan. Selanjutnya menunggu email atau telepon dari panitia lomba. Karena kemudahan persyaratan lomba dan tingginya hadiah, tentu saja membuat semakin banyak penulis yang mengikuti lomba. So, harus benar-benar mengirim karya yang high quality, bukan iseng-iseng berhadiah.
FLP sebagai organisasi kepenulisan yang kepengurusan kali ini mengusung tema literasi berkeadaban, anggotanya tak mau ketinggalan dalam mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan dari level provinsi hingga level nasional. Divisi Karya Badan Pengurus Pusat FLP mendata beberapa penulis yang sempat naik podium untuk menerima penghargaan kepenulisan sepanjang tahun 2018.
Tahun 2018 diawali dengan prestasi Sinta Yudisia, ketua Umum FLP periode sebelumnya, mengangkat piala di ajang Islamic Book Fair, sebagai Penulis Buku Islam Terbaik Kategori Fiksi Dewasa, dengan judul novel Reem. Penulis-penulis FLP yang pernah mengangkat piala di ajang ini adalah Kang Abik, Asma Nadia, Afifah Afra, Azzura Dayana, S. Gegge Mappangewa, dan masih beberapa lagi.
Beralih ke Sayembara Penulisan Bahan Bacaan Anak yang menjadi program Gerakan Literasi Nasional yang dilaksanakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud. Tahun ini, penulis FLP yang terjaring masuk sebagai pemenang adalah Fitrawan Umar (Ramang) dari FLP Sulawesi Selatan, Wylvera Wendayana (Kain Songket Mak Engket) dari FLP Jawa Barat, Mustika Desi H (Berguru kepada Anak Laut Suku Bajo) dan Lita Lestianti (Jelajah Pulau Borneo) dari FLP Cabang Malang, dan Winarti dari FLP Sumatra Utara Bunga yang Berdoa). Dan, untuk jalur penulis undangan ada S. Gegge Mappangewa (Aku Anak Kajang) dari FLP Sulawesi Selatan. (bersambung)