Survey Lokasi Syuting
20 September 2015, Umar (Ketua Bidang PSDM FLP Wilayah Maluku Utara) bersama Andi Cahyadi (CO Produser), Firman Syah (Sutradara), Dodon (Asisten Kameramen) dan Jeck (asisten Sutradara) berencana untuk mensurvey lokasi shooting Film Ketika Mas Gagah Pergi (KMGP) di Weda, Halmahera Tengah. Berhubung Lokasi yang dituju harus menyeberangi laut dan jarak tempunya agak jauh, begitu pula para Pengurus FLP Malut yang harus mejalani aktivitas mereka seperti Ngantor, Ngajar ataupun masih kulia maka Umar yang diutus oleh FLP Malut untuk menemani perjalanan mereka menuju Lokasi.
Bertolak dari pelabuhan Speed Boat yang Berada di samping Mesjid Almunawwar Ternate, Umar, Para Crew Film KMGP dan Juga Staf Dinas Pariwisata Provinsi Maluku menuju Sofifi dengan menumpangi speed boad milik Pemerinta Daerah (PEMDA). PEMDA Ternate sangat mendukung Shooting Film KMGP di Maluku Utara dan juga siap menfasilitasi lancarnya proses film ini.
Kurang lebih 1 jam berada di atas Laut Maluku Utara, para crew KMGP tak henti-hentinya memuji keindahan lukisan alam Maluku Utara. “Ternate ini Indah” Gumam Firmasn Syah saat dalam perjalanan. Desiran ombak yang sesekali menghantam dinding Speed Boat tidak membuat mereka berhenti takjub dengan pemandangan sekitar. Hanya Saja Jeck yang wajahnya agak pucatan dan berkeringat, beliau mual-mual “saya mabok ombak mas Umar” ungkapnya membuat semua Tertawa.
Tiba di sofifi, Umar dan lainnya sudah dinanti dengan sebuah Mobil yang akan mengantarkan mereka ke Weda. Kali ini mereka harus menempuh perjalanan yang memakan waktu + 3 jam. Selama perjalanan sebagian dari mereka ada yang tertidur pulas.
Tujuan perjalanan ini adalah ke Desa Wairoro, Weda. Mereka ingin mensurvey lokasi pesantren yang akan menjadi lokasi shooting dalam Film KMGP. Setibanya di Pesantren Salman Al Farisi, Umar dan lainnya telah disambut hangat oleh pimpinan pesantren tersebut. Kabarnya Pesantren itu milik Bupati Halmahera Tengah. Pesantren di Weda ini merupakan pesantren kesekian kalinya setelah pesantren yang ada di Ternate dan Tidore yang belum sesuai dengan kriteria dalam Film KMGP nanti. Dan Setelah berkeliling serta mempertimbangkan, Andi Chahyadi dan Firman Syah memutuskan bahwa pesantren tersebut belum sejiwa dengan apa yang tergambar dalam skenario Film KMGP. Mereka menginginkan Pesantren yang bangunnya lebih tradiosinal lagi.
Staf dari Pemerintah Kabupaten Halmahera Tengah kemudian mengajak kami ke lokasi Weda Resort, sebab menurut dia tempat itu mungkin cocok untuk lokasi pesantren. Akhirnya Umar dan Rombongannya menyetujuinya. Dan sesampai disana tempat itu memang sesuai dengan keinginan Pak Sutradara. Resortnya sangat indah, Bungalownya bertembok gaba (pelepah sagu), atapnya katu (dau sagu), makin terlihat cantik karena mengahadap laut dan membelakangi bukit. Akan tetapi ada permasalahan dengan izin lokasi sebab tempat tersebut pemiliknya adalah orang asing dan pemiliknya juga tidak berada di tempat.
*****
Keesokan Paginya selepas subuh, Umar dan rombongan menuju Desa Sagea, yang masih di Kab. Halmahera Tengah. Kali ini mereka mensurvey lokasi jatuhnya mas gagah dalam adegan nanti. Perjalanan sampai lokasi kurang lebih 4 jam dari weda dengan transportasi jalur darat. Setibanya disana. Subhanallah, gagah pemandangannya. Airnya Jernih. Namun sayang untuk menuju ke mulut goa itu masih sangat jauh. Apalagi masih hutan balantara. Akhirnya Tim memutuskan kembali ke Ternate. Alhasil tak ada satu pun lokasi di weda yang digunakan untuk shooting.
Setibanya di Ternate, akhirnya tim memutuskan untuk menggunakan lokasi danau Tolire Kecil sebagai pesantren kiyai Gufron. Dimana Gunung, Danau, Laut, Bahkan Sunset Dapat dinikmati bersamaan. Dan mereka kembali keesokan harinya. (IRA)
Sumber: Umar Juma Sau (Ketua Bidang PSDM FLP Wilayah Maluku Utara)