Tarim – FLP Hadhramaut periode 2014-2016 kembali bangkit dan mulai melangkah sedikit demi-sedikit. Kali ini, Jum’at (26/12) FLP Hadhramaut menggelar acara perkenalan antara pengurus baru dan para anggota (FLP-ers) sebagai gebrakan awalnya.
Acara yang dikemas dalam tajuk “PDKT FLP-ers Hadhramaut” ini berlangsung disalah satu ruangan kelas Fakultas Syari’ah Universitas Al-ahgaff, Tarim, Hadhramaut. Adly Al-Fadlly selaku Ketua Umum tampak optimis membakar semangat para penulis Hadhramaut yang sempat layu beberapa waktu lalu, agar bisa menelurkan buah karyanya kembali. Acara tersebut dihadiri lebih dari 50 anggota baru FLP Hadhramaut yang kini menginjak periode ketiga.
Ricky Faishal – bendahara FLP Hadhramaut yang didaulat menjadi pembawa acara pada malam itu – resmi membuka rangkaian acara tepat pukul 20:07 KSA. Setelah pembacaan surah Al-Fatihah, acara kemudian dilanjutkan dengan Salam Pena yang pada kali ini disampaikan oleh Arul Chairullah, Lc, Ketua Umum FLP Hadhramaut periode pertama sekaligus peraih juara I event Internasional Bilik Sastra Award 2013.
Mahasiswa jebolan Al-Ahgaff tahun 2013 ini memaparkan tentang Sejarah Forum Lingkar Pena Hadhramaut yang berdiri bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda, tanggal 28 Oktober 2012. Beliau berharap para penulis Hadhramaut memiliki semangat membara seperti semangat sumpah pemuda dalam berdakwah melalui pena. Selain itu beliau juga memaparkan fungsi dan tujuan berdirinya FLP Hadhramaut.
“Salah satu fungsi dari berdirinya FLP Hadhramaut adalah agar para penulis Hadhramaut bisa menusantarakan pesan-pesan dari para ulama Hadhramaut ke tanah air,” ungkapnya. Sebenarnya ada satu Salam Pena lagi dari Ketua FLP Yaman, Mas Mulyadi Ramelan. Hanya saja beliau berhalangan disebabkan tengah menghadapi ujian.
Memasuki sesi berikutnya, Adly Al-Fadlly selaku Ketua Umum berhasil mengubah suasana ruangan menjadi lebih hangat dan bersahabat. Dengan di awali dengan pemaparan tentang sejarah Forum Lingkar Pena secara global, beliau menyampaikan tentang tujuan penting dari Forum Lingkar Pena. Dalam pemaparannya, beliau menceritakan tentang perjalanan novel “Ketika Mas Gagah Pergi” karya pendiri FLP, Bunda Helvy Tiana Rosa yang berkali-kali dilamar oleh beberapa produser ternama, namun ditolak dengan tegas oleh Bunda Helvy. Alasannya sangat jelas dan tegas. Adanya ketidaksesuaian antara visi dan misi antara Bunda Helvy dan produser film, salah satunya niat produser menghapus sebagian pesan-pesan yang disampaikan Bunda Helvy dalam novelnya. Padahal inti dari novel itu adalah pada bagian yang akan dihapus oleh produser.
Kini, Forum Lingkar Pena dan berbagai elemen masyarakat, memasuki tahap mewujudkan novel ini menjadi film seperti pada novelnya. Hal ini menunjukkan karakter dari Forum Lingkar Pena yang digagas beliau. Bahwasannya tujuan berdirinya Forum Lingkar Pena adalah agar bisa menjadi media berbagi kebaikan dalam bentuk tulisan, bukan sekedar bisa menulis bahkan hanya mencari pamor ketenaran.
Dalam kesempatan ini, Adly Al-Fadlly juga menyuntik semangat FLP-ers Hadhramaut agar semangat FLP Hadramaut kembali melejit dan menunjukkan taringnya di kancah dunia literasi. Berkaca pada periode-periode sebelumnya, FLP Hadhramaut berhasil menggondol banyak penghargaan dalam berbagai event besar kepenulisan.
Dalam acara ini juga dilakukan launching buku Modul FLP Hadhramaut yang berisi sejarah Forum Lingkar Pena dan kiat-kiat menulis dalam berbagai bentuk genre/jenis tulisan.
Setelah pemaparan dari Ketua Umum, acara dilanjutkan dengan dialog. Keaktifan dan antusiasme anggota menjadi langkah awal yang baik bagi FLP Hadhramaut di masa-masa berikutnya. Satu jam setengah bergulir, tepat pukul 21:35 waktu Yaman, acara PDKT pun berakhir. Abdurrahman Malik, selaku Wakil Ketua menutup rangkaian acara dengan pembacaan surah Al-Ashr. Acara kemudian dilanjutkan dengan foto bersama. (Nizar\red).