FLP.or.id,- Saat serius baca tulisan tentang persaingan Amerika vs China di Foreign Affairs, sayup-sayur terdengar dua anak perempuanku bersenandung:
“Aisyah.. romantisnya cintamu dengan Nabi
Dengan Baginda kau pernah main lari-lari
Selalu bersama.. hingga ujung nyawa.”
Awalnya, saya kira itu lagu biasa saja yang lagi trending di Instagram atau Tiktok. Tapi, pada suatu malam setelah mengisi materi soal “lockdown” di Whatsapp Group menggunakan voice note dan mengetik, saya menemukan ternyata banyak banget yang cover lagu ini.
Nasib Karya
Lagu ini awalnya dibuat oleh Projector Band, yang kemudian diubah dalam versi yang islami oleh Mr. Bie–keduanya dari Malaysia–dan kemudian di masa Corona ini lagu tersebut jadi trending di Indonesia setidaknya oleh Syakir Daulay, Nisa Sabyan, Ria Ricis feat Shindy, Tri Suaka, dan lain sebagainya. Tak terkecuali, beberapa kawanku di Facebook juga ada yang mencover lagu tersebut.
Secara lengkap, lirik lagunya sebagai berikut:
Mulia indah cantik berseri..
Kulit putih bersih merah di pipimu
Dia Aisyah, putri Abu Bakar
Istri Rasulullah..
Sungguh sweet Nabi mencintamu..
Hingga Nabi minum di bekas bibirmu
Bila marah.. Nabi kan bermanja
Mencubit hidungnya..
Aisyah.. romantisnya cintamu dengan Nabi
Dengan Baginda kau pernah main lari-lari
Selalu bersama.. hingga ujung nyawa
Kau di samping Rasulullah..
Aisyah.. sungguh manis
Oh sirah kasih cintamu..
Bukan persis novel mula benci jadi rindu
Kau istri tercinta..
Ya Aisyah Humairah
Mulia indah cantik berseri..
Kulit putih bersih merah di pipimu
Dia Aisyah, putri Abu Bakar
Istri Rasulullah..
Sungguh sweet Nabi mencintamu..
Bila lelah Nabi baring di jilbabmu
Seketika.. kau pula bermanja
Mengikat rambutnya..
Aisyah.. romantisnya cintamu dengan Nabi
Dengan Baginda kau pernah main lari-lari
Selalu bersama.. hingga ujung nyawa
Kau di samping Rasulullah..
Aisyah.. sungguh manis
Oh sirah kasih cintamu..
Bukan persis novel mula benci jadi rindu
Kau istri tercinta..
Ya Aisyah Humairah
Lagu ini mulai muncul pada 2017. Tapi jadi trending tiga tahun kemudian, 2020. Terlihat di sini bahwa “nasib” sebuah karya itu beda-beda. Ada karya yang cepat banget trending, booming, tapi ada juga yang lama, bahkan mungkin tidak dikenal dari peredaran, namun tiba-tiba pada saatnya yang tepat karya itu jadi melejit!
Itulah “nasib” dari lagu “Aisyah Istri Rasulullah” tersebut. Nasib lainnya, tidak semua orang yang men-cover lagu tersebut menulis kata cover, sebagai tanda bahwa lagu ini bukan orisinal dari sang pen-cover itu. Video terbaru Manji (4/4) misalnya selain takjub bahwa lagu ini menjadi trending di Youtube, namun trending nomor 1, yaitu Syakir Daulay tidak menulis kata “cover”, sebagai tanda bahwa ini lagu adalah “adaptasi” dari karya lainnya.
Youtube Syakir menulis: “Official Music Video” yang seakan-akan ingin mengatakan bahwa ini lagu resmi darinya. Jika yang dimaksud oleh manajemen Syakir Daulay adalah video musiknya itu diproduksi sendiri, itu tidak ada masalah. Namun, secara etis seharusnya tetap menulis kata “cover” sebagai pernyataan bahwa ini barang aslinya bukan punya saya tapi saya berupaya adaptasi.
Kenapa kata “cover” itu perlu? Karena, dampak dari banyaknya pengunjung video tersebut juga akan ke kantong yang berasal dari Youtube. Semakin banyak yang view, pastinya pemasukan sang pemilik akun Youtube makin banyak. Itu yang membuat Youtuber Indonesia seperti Atta Halilintar atau Ria Ricis tidak pernah berhenti produksi konten. Sehari pastinya tidak hanya satu konten yang harus jadi oleh sebuah tim yang solid.
Penghiburan
Apa dampak lagu trending ini di tengah wabah coronavirus? Tentu saja ada, bahkan banyak. Dampak pertama misalnya, makin tersebarnya kisah hidup Rasulullah saw terutama sisi romantisnya bersama istrinya Aisyah.
Aisyah adalah istri Nabi yang dinikahi dalam usia yang masih muda. Dia juga dikenal cerdas, bahkan banyak hadis yang diriwayatkan oleh beliau.
Penyebaran lagu ini akan berdampak juga pada semakin meningkatnya rasa cinta kepada Rasulullah, sosok agung yang telah berjuang untuk umat manusia. Keteladanannya yang luar biasa seperti pemaaf, penyabar, dan murah hati memberikan inspirasi luar biasa tidak hanya bagi umat Islam akan tetapi bagi umat lainnya yang mempelajari kisahnya.
Di tengah ketidakpastian dunia akibat wabah coronavirus ini, lagu “Aisyah Istri Rasulullah” menjadi salah satu mekanisme penghiburan kepada umat manusia, khususnya bagi Indonesia-Malaysia untuk mempelajari lebih jauh tentang sosok Rasulullah dan salah satu istrinya, yaitu Aisyah putri Abu Bakar yang bergelar ash-Shiddiq, artinya “yang berkata benar.”
Ceritanya, sepulang dari perjalanan Mekkah ke Palestina kemudian naik ke langit, Rasulullah bercerita kepada Abubakar tentang peristiwa itu. Abu Bakar langsung percaya. Itulah kenapa Nabi memberi beliau gelar tersebut.
Abu Bakar termasuk orang pertama yang masuk Islam, yang percaya dengan wahyu yang turun kepada Nabi Muhammad. Dia juga lelaki pemberani yang menemani Rasulullah ketika berhijrah dari Mekkah ke Madinah dan singgah di gua tsur yang bersembunyi dari pengejaran orang Quraisy yang hendak membunuhnya.
Sebelum berangkat hijrah, Ali bin Abi Thalib adalah pemuda pemberani tidur di tempat tidur Nabi. Para intel Quraisy melihat bahwa sang Nabi masih tertidur. Padahal, Nabi dan Abu Bakar dalam perjalanan ke gua tsur. Di gua tsur Abu Bakar sempat khawatir jangan sampai ada yang masuk.
Ceritanya, waktu Nabi dan Abu Bakar di dalam gua itu, ada orang yang mendekat. Abu Bakar khawatir mereka akan masuk. Ia rada cemas dalam situasi itu. Tapi, laba-laba kemudian membantu keduanya–dengan izin Allah–dengan membuat sarang di mulut yang secara logika berarti: tidak ada orang di dalam. Karena, kalau ada orang berarti sarang itu tidak mungkin ada. Pasti sarangnya itu tidak ada jika ada yang masuk.
Kepada Abu Bakar, Rasulullah yang mulia berkata: “La tahzan, innallaha ma’ana” (Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita). Ini ungkapan yang sangat powerful dari seorang Nabi–sebuah keyakinan bahwa Allah pasti tolong mereka yang berjuang untuk menyebarkan ajaran-Nya.
Aisyah binti Abu Bakar adalah anak yang lahir dari sosok sehebat, sejujur, dan seberani Abu Bakar. Orang terbaik memang selalu melahirkan generasi terbaik. Umumnya seperti itu, dengan pengecualian untuk beberapa kasus tentu saja.
Maka, tersadarlah kembali bagi kita bahwa kemuliaan Aisyah tidak terlepas dari kemuliaan ayahnya, seorang pemberani yang menjadi khalifah pengganti sepeninggal Nabi. Ketika jadi khalifah, Abu Bakar mengeluarkan kebijakan yang tidak jauh berbeda dengan Rasulullah. Dia juga memadamkan pemberontakan suku-suku Arab yang tidak mau tunduk, serta tidak memecat panglima besar Khalid bin Walid.
Tak berapa lama setelah terpilih, Abu Bakar menyampaikan pidato sambutannya sebagai berikut: “Hadirin sekalian, kini aku telah menjadi khalifah, meski bukan berarti akulah yang terbaik di antara kalian. Sebab itu, jika nanti aku mengeluarkan kebijakan yang baik, maka dukunglah. Jika kebijakan itu kurang tepat, maka luruskanlah. Bagiku, orang lemah adalah kuat hingga aku mengembalikan haknya. Dan, orang kuat adalah lemah sehingga aku mengambil hak darinya.” Luar biasa, seorang pemimpin yang sangat terbuka dan berbesar hati.
Di masa wabah seperti sekarang, kehadiran lagu ini merupakan berkah agar kita mengkaji kembali kisah keteladanan orang terbaik di dunia, Rasulullah al-Musthafa, istrinya seperti Khadijah, Aisyah, dan yang lainnya, serta bagaimana kisah luar biasa dari orang-orang terdekatnya.
Depok, 4 April 2020
Oleh Yanuardi Syukur
Koordinator Divisi Litbang BPP
Founder Rumah Produktif Indonesia.