MAKASSAR, FLP.or.id – Masih untuk bahan bacaan anak, kita beralih ke Sayembara Penulis Bahan Bacaan untuk Sekolah Dasar yang diselenggarakan oleh Dirjen Dikdas Kemendikbud, penganugerahan kepenulisan yang diselenggarakan di Solo ini, mencatat dua penulis FLP yang naik podium yakni Dwi Supriyadi (Juara II) dari FLP Jawa Tengah dan Fitrawan Umar (Juara III) dari FLP Sulawesi Selatan. Sementara untuk Penghargaan Anugerah PAUD Kemdikbud, Wylvera Wendayana dari FLP Jawa Barat lagi-lagi menyumbangkan prestasi dengan judul karya Senangnya Bekerja Sama. Dari FLP Sulawesi Selatan, juga ada Baharuddin Iskandar sebagai pemenang kedua Lomba Penulisan Naskah Buku bagi Guru Pendidikan Menengah, dengan judul bukunya Memburu Gurilla.
Tahun 2018 ini memang tahun bacaan anak bagi penulis FLP karena di tingkat provinsi pun, di ajang Lomba Penulisan Bahan Bacaan Balai Bahasa, ada tiga penulis FLP yang berhasil angkat piala. Dari Balai Bahasa Jawa Barat ada Wylvera Wendayana yang untuk ketiga kalinya mengangkat piala di 2018, kali ini karyanya berjudul Kuliner Persahabatan. Dua penulis lain yang berkibar di lomba Balai Bahasa Sulawesi Selatan adalah Hendra (Pesan Nenek Lijah) sebagai pemenang pertama dan Baharuddin Iskandar sebagai pemenang kedua.
Tahun 2018 ini, FLP mengadakan lomba internal bekerja sama dengan INOVASI- Program Kemitraan Pemerintah Australia dan Indonesia Bidang Pendidikan. Lomba penulisan buku anak ini memilih sepuluh penulis FLP untuk mengikuti pelatihan menulis di Yogyakarta sekaligus menyelesaikan penulisan buku bacaan anak. Buku bacaan anak ini akan dibagikan ke sekolah-sekolah di Lombok. Sepuluh penulis tersebut diwajibkan menulis 2 hingga 4 judul buku anak. Beberapa penulis yang terjaring adalah: Amiris Sholeha (FLP Jawa Timur), Aslul Khitan (FLP NTB), Deki Zulkarnaen (FLP NTB), Dwi Supriyadi (FLP Jawa Tengah), Fitri Hasanah Amhar (FLP D.I. Yogyakarta), Lita Lestianti (FLP Jawa Timur), Riyanti (FLP D.I. Yogyakarta), S. Gegge Mappangewa (FLP Sulawesi Selatan), dan Sri Widiastuti (FLP Bogor). Seluruh karya pemenang dalam bentuk buku akan dibagikan di sekolah-sekolah dasar di Lombok.
Masih di 2018, tiga penulis FLP mendapat undangan Kemendikbud sebagai finalis lomba Pendidikan Keluarga. Nurdiansyah Lakawa (FLP Sulawesi Tengah) dan S. Gegge Mappangewa (FLP Sulawesi Selatan) untuk kategori opini. Sementara untuk kategori blog ada Nurul Ilmi Abdullah, blogger dari FLP Sulawesi Selatan. Selain di tingkat nasional, blogger FLP Sulsel ini juga menjadi pemenang pertama kompetisi blog yang diselenggarakan Sulawesi Community Foundation dengan tulisan “Aroma Kisah Inklusi dalam Secangkir Kopi Kahayya”.
Di Event lain, Fathul Khair Tabi, mahasiswa Sastra Asia Barat Universitas Hasanuddin yang tahun ini menjadi pemenang pertama Lomba Esai di Universitas Brawijaya dan Universitas Indonesia untuk event yang berbeda. Selain itu, penulis muda ini berhasil masuk istana negara sebagai delegasi Sulsel dalam Indonesia Millenial Movement oleh Maarif Institute. Terakhir, dia juga menjadi delegasi Sulsel dalam Writingthon Asian Games oleh Kominfo. Untuk event Writingthon kategori blogger ada Lucky dari FLP Bandung dan Bai Ruindra dari FLP Aceh, yang juga menjadi delegasi di event Asian Games ini.