Selasa, Februari 4Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Penulis Harus Merekatkan Ikatan Kebangsaan

LUWUK, FLP.or.id – Dalam kesempatan mengisi diskusi literasi budaya dan kewargaan di Luwuk, Sulawesi Tengah, Koordinator Divisi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) FLP Pusat Yanuardi Syukur menyampaikan bahwa tugas mulia para penulis saat ini adalah merekatkan ikatan kebangsaan.

Menurut Yanuardi, saat ini ada gejala di masyarakat yang mudah terhasut oleh berbagai berita dan informasi hoax dan fitnah yang viral dalam waktu yang cepat.

Yanuardi Syukur

“Dalam Islam, ketika mendapatkan berita kita harus mendahuluan tabayyun atau memperjelas berita atau informasi tersebut agar kita tidak mudah dikendalikan oleh berita dan informasi yang menyesatkan,” kata Yanuardi dalam diskusi literasi di Jie Cofree & Resto, Kompleks Luwuk Shopping Mal, Luwuk, Sulawesi Tengah (20/5).

Untuk itu, maka diperlukan literasi budaya dan kewargaan, yaitu kecerdasan untuk menerima perbedaan yang ada dalam Indonesia yang majemuk dengan tetap berpegang pada identitas masing-masing dan bersikap toleran kepada orang lain.

“Selain itu, hak dan kewajiban konstitusional sebagai warga masyarakat juga harus diketahui agar kita menjadi warga masyarakat yang pro-aktif untuk menjaga dan merawat ikatan kebangsaan yang telah dibangun oleh para pendiri bangsa,” lanjutnya lagi.

Tugas mulia para penulis saat ini, kata Yanuardi yang menjadi tim penyusun Panduan Praktis Pembelajaran Literasi Budaya dan Kewargaan untuk Masyarakat Kemendikbud, haruslah menuliskan ide-ide dan gagasan yang dapat menyatukan segenap potensi yang ada dalam masyarakat.

Potensi itu, katanya lagi, perlu digali oleh para penulis dari berbagai modal sosial yang telah ada dan disajikan dalam bentuk gagasan untuk menciptakan Indonesia yang adil dan damai untuk semua warganya. *

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Share This