Selasa, November 26Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

20 Tahun Forum Lingkar Pena

Dalam rangka Munas Forum Lingkar Pena (FLP) ke-4 tahun 2017, Pengurus Pusat FLP mengadakan “Talkshow 20 tahun FLP” yang diadakan di Gedung Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Jawa Barat, Bandung (26/02).

Sesi “Panggung ide dan orasi literasi” dibawakan oleh beberapa penulis seperti Sinta Yudisia (“Sikap FLP di Era Digital”), Gol A Gong (“Sinergi antara TBM dan Komunitas Literasi”), Boim Lebon (“Berkarya untuk Kaum Muda”), Maimon Herawati (“Jurnalistik di Era Digital”), Pipiet Senja (“Perempuan dan Literasi”), Robi Afrizan Saputra (“Pemuda dan Produktivitas Menulis”), Halfino Berry (Penerbit Sygma, “Penerbitan di Era Digital”), Benny Ramdhani (Editor in Chief Mizan, “Naskah-Naskah Paling Diincar Penerbit”, Anita Hairunnisa (CEO Penerbit BITREAD, “Tren Baru Penerbitan Buku”) serta perwakilan dari UC News.

Sementara itu, pada sesi Workshop Menulis “FLP, Buku, dan Film” menghadirkan Helvy Tiana Rossa (Founder FLP, Sastrawan, Penulis Cerita & Produser Film “Ketiga Mas Gagah Pergi”), M. Irfan Hidayatullah (Penulis, Dosen FIB Unpad) dan Masaji Wijayanto (Aktor film Ketika Mas Gagah Pergi/Duka Sedalam Cinta) yang dipandu oleh moderator Topik Mulyana (Penulis, Editor, Dosen Universitas Muhammadiyah Tangerang).

Dalam materinya, Helvy memulai dengan otokritik kepada FLP yang belum berhasil dalam mengangkat para penulis baru. Hal itu terbukti dari artikel salah satu mahasiswa Doktoral di Australia yang menulis sejarah dan aktivitas FLP yang tokohnya hanya beberapa nama saja. Menurutnya, hal itu terjadi karena kurangnya data penulis FLP yang dibagikan ke publik, atau karena tidak tidak semua penulis bisa “jual diri” agar namanya dikenal di publik.

Menurut Helvy lagi, FLP memiliki lingkaran dahsyat yang hanya satu di dunia, yaitu: pembacara, penulis, penerbit, dan pasar. Keempat lingkaran ini menjadikan budaya literasi dan karya terjaga di lembaga ini. Bahkan, beberapa tahun terakhir karya-karya FLP juga telah diadaptasi ke layar lebar seperti Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih (Habiburrahman El Shirazy), Surga Yang Tak Dirindukan (Asma Nadia), serta Ketika Mas Gagah Pergi (Helvy Tiana Rosa) yang kini akan merilis lanjutannya dengan judul Duka Sedalam Cinta.

FLP yang kini telah berusia 20 tahun telah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia serta beberapa cabang di luar negeri dengan anggota yang terus mempublikasinya karya-karya terbaiknya. Pada November 2017 ini FLP akan mengadakan Musyawarah Nasional (Munas) FLP yang ke-4 di Kota Bandung. Hingga kini, FLP Pusat telah dipimpin oleh beberapa ketua yaitu Helvy Tiana Rosa, Irfan Hidayatullah, Setiawati Intan Savitri, dan Sinta Yudisia.

Pada perayaan 20 tahun FLP ini, para peserta bersepakat bahwa semua konten-konten positif harus didukung bahkan diperjuangkan. Lewat jejaring yang tersebar luas dan semangat berbagi yang tak surut, kader-kader FLP diharapkan dapat berkontribusi lebih pada penyebaran konten-konten positif dan pembudayaan semangat berkarya di Indonesia.

Rangkaian acara menuju Munas FLP ke-4 pada bulan November masih berbaris menunggu giliran. Agenda terdekat yang akan diadakan setelah talkshow adalah Nonton Bareng dan Diskusi Film Cinta Laki-laki Biasa bersama Asma Nadia pada tanggal 26 Maret 2017 mendatang.*

*Yanuardi Syukur. Pengurus Divisi Karya FLP Pusat/Mahasiswa S3 Antropologi FISIP UI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Share This