JAKARTA, FLP.or.id — Blogging atau nge-blog menjadi kian lumrah bagi netizen nusantara. Meski dulu sempat diramal bakal tenggelam, tapi itu tidak terbukti dalam kenyataan. Tak sedikit yang bermula dari postingan blog, kemudian malah postingannya berhasil dibukukan.
Lain padang lain belalang, lain blogger lain pengalaman. Salah satunya dialami Ketua FLP Cabang Bogor yang juga blogger di bangsyaiha.com.
“Menulislah untuk keabadian! karena kita nanti akan mati, tapi tulisan-tulisan kita tidak!” demikian terpampang di kepala blognya. Selain banyak bertutur kisah sehari-hari dan tentang kepenulisan, Bang Syaiha juga kerap mengulas tema pendidikan, pernikahan, dan dunia blogging itu sendiri.
Melalui postingan Facebook-nya, Bang Syaiha menyampaikan fragmen singkat, yang terjadi “gara-gara” aktivitas nge-blog-nya. Bagaimanakah persisnya fragmen itu terjadi, dan apa pesan yang bisa diresapi? Demikianlah ini …
Sore itu, ketika saya sedang bercengkerama hangat bersama istri, sebuah panggilan tak dikenal masuk ke ponsel, “Halo, benar ini dengan Bang Syaiha? Kami baru saja secara tidak sengaja membaca tulisan Abang di blog dan tertarik meliput kegiatan sehari-hari Bang Syaiha, Bisa?”
“Ini siapa?” saya penasaran.
“Saya reporter NET TV, Bang. Bagaimana, bisakah kami meliput semua kegiatan Bang Syaiha?”
“Oh, baik. Sialakan.”
Lalu, selama dua hari, itu si mbak-mbak reporter dan kameramannya mengekori saya. Mengikuti kemanapun saya berada untuk menghasilkan sebuah tayangan ini.
Pesan yang ingin saya sampaikan dari status ini: (1) Menulislah, apa saja. Dan biarkan tulisan kalian menemukan nasibnya sendiri, menemukan pembacanya sendiri pula. (2) Setiap orang punya kelemahan dan kelebihan masing-masing. Tapi mari fokus pada kelebihan kita saja. Lupakan kelemahan kita. Karena jauh lebih banyak yang harus kita syukuri.