Taipei (Minggu, 10/4/16), bertempat di National Museum Nan Men Park, FLP Taiwan bersama Perpustakaan Asia Tenggara (Brilliant Time) dan PPI (Persatuan Pelajar Indonesia) Taiwan menggelar acara workshop kepenulisan. Menghadirkan penulis senior, Pipiet Senja, acara berlangsung mulai pukul 11 siang hingga pukul 4 sore.
Acara Workshop yang mengambil tema; Kiprah Migran dalam Dunia Sastra, itu dibagi menjadi dua sesi, yakni sesi pagi dan sesi siang. Sesi pagi diisi beberapa acara, di antaranya pembacaan puisi oleh anggota FLP, Umi Sugiharti, tips dan trik mengikuti Lomba Sastra Migrant yang dibawakan oleh ketua FLP Taiwan, Justto Lasoo, serta bedah karya oleh Pipiet Senja dan FORMMIT (Forum Mahasiswa Muslim Indonesia di Taiwan).
Kumpulan cerpen karya salah satu pengurus FLP Taiwan, Ryan Ferdian, yang berjudul NGASAG, berkesempatan dibedah dan dikupas oleh senior Pipiet Senja. Sementara, satu lagi karya anggota FLP Taiwan, Jauh Dipeluk Didekap Haram, novel karya Uci Zahra dibedah oleh tim dari FORMMIT.
Setelah jeda ishoma, sesi siang dimulai dengan tour di National Museum bersama seluruh peserta workshop yang dipandu oleh petugas dari Museum. Selama satu jam peserta dikenalkan dengan salah satu Museum tertua di Taiwan tersebut.
Setelah tour Museum berakhir, Pipiet Senja sebagai pemateri pada hari itu segera membuat para peserta serius mendengarkan dan menyimak sesi bengkel menulis. Dengan segudang pengalaman di dunia sastra sejak puluhan tahun lalu, Pipiet memberikan trik-trik bagaimana bertahan dalam dunia literasi. Pipiet Senja juga mendorong agar para peserta menjadi penulis yang benar-benar menulis, serta menjadi penulis yang tahan banting.
Sesi bengkel menulis diakhiri dengan tanya-jawab yang dipandu langsung oleh Pipiet Senja.
Acara yang diselenggarakan dengan tujuan agar para WNI, di Taiwan khususnya, semakin lebih mencintai dunia literasi, dan juga untuk mengetahui sejauh mana kontribusi migran dari Indonesia di Taiwan ditutup dengan acara pembagian doorprize serta foto bersama.
Acara yang disponsori oleh Nasional Museum ini, dihadiri sebanyak lima puluh peserta yang terdiri dari pekerja, mahasiswa dan masyarakat Indonesia yang tinggal di Taiwan.