Reportase oleh Retno Puspitasary
Setelah Umar, Nayla, dan Lusi menjalani proses edukasi persiapan menjadi Relawan FLP Depok sejak Oktober – November 2022, yang merupakan program kolaborasi FLP Wilayah Jakarta Raya 2020-2022 dan Pelatihan Skill di kelas Community Development, tercetuslah sebuah program bertema Literasi Bersama Alam untuk acara “BABERPEN (Baca Buku Bareng Forum Lingkar Pena) dan Silaturahmi Penulis Depok“.
Sebuah agenda yang berangkat dari kolaborasi permasalahan yang disampaikan oleh Relawan FLP Depok dalam agenda brainstorming pada 11 Desember 2022. Permasalahan tersebut seperti minat baca yang rendah di Indonesia, rasa kurang percaya diri penulis untuk memperkenalkan karya mereka, kurangnya inspirasi ketika menulis, serta permasalahan lingkungan di Kota Depok.
Dalam pelaksanaan kegiatan yang dilaksakan pada hari Minggu, 08 Januari 2023, beberapa partner kolaborasi pun turut memeriahkan acara, seperti Cahyaloka dan Komunitas Ciliwung Depok (KCD). Selain mereka, Penerbit Buku Deepublish juga turut berpartisipasi dalam acara tersebut.
Gerakan Zero Waste Dalam Acara BABERPEN dan Silaturahmi Penulis Depok
Dalam setiap agenda pertemuan, sering kali kita meninggalkan bungkus makanan atau pun sampah plastik di lokasi pertemuan. Namun, dalam agenda BABERPEN (Baca Buku Bareng Forum Lingkar Pena) dan Silaturahmi Penulis Depok yang mengusung tema “Literasi Bersama Alam”(08/01) ini, justru para peserta tidak diperbolehkan meninggalkan atau membawa bungkus makanan berbahan plastik di sana.
Hal ini merupakan salah satu edukasi lingkungan yang dilakukan oleh Komunitas Ciliwung Depok sebagai partner kolaborasi FLP Depok kepada setiap peserta untuk meminimalkan penumpukan sampah plastik di sekitar sungai.
Karena tak jarang, begitu banyak masyarakat yang menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah akhir mereka. Trisna Rengganis selaku pengurus KCD menyampaikan pesan yang cukup mendalam.
“Dalam waktu lama, sampah plastik akan menjadi mikro plastik, dan mikro plastik tersebut akan mencemari tanah atau pun makhluk hidup di dalamnya. Ketika sungai tercemari oleh sampah plastik, sampah tersebut akan berakhir di laut. Setibanya di laut, sampah tersebut tidak hanya akan mengotori laut, tetapi juga akan termakan oleh ikan. Selanjutnya ikan tersebut akan dikonsumsi oleh manusia. Maka, ketika kita mencemari sungai, sama saja dengan kita membahayakan diri sendiri, ” tuturnya ketika menyampaikan materi tentang Eco-brick.
Sebagai panitia penyelenggara yang turut mendukung gerakan “Zero Waste City“, Relawan FLP Depok mengarahkan para peserta untuk membawa tumbler (botol minum) dari rumah pada agenda tersebut. Selain itu, panitia juga mengedukasi peserta untuk membawa pulang bungkus makan siang yang diberikan panitia untuk didaur ulang oleh para peserta.
Hasilnya setelah mereka tiba di rumah, beberapa di antaranya menceritakan daur ulang sampah tersebut di rumah mereka. Harapan panitia sepulang dari agenda ini, bahwa semakin banyak orang-orang yang peduli terhadap lingkungan.
***
Tentang Penulis
Retno Puspitasary merupakan anggota FLP Cabang Depok.
Email : puspitasaryretno@gmail.com
No Handphone : 089639484034