Oleh: Aulia Rahim
Di era milenial sekarang ini, kita semua dibanjiri oleh arus informasi yang sangat besar. Arus informasi yang datang dari berbagai tempat, terlebih dari berbagai akun media sosial yang kita miliki. Mulai dari Whatapps, Facebook, Twiter, Instagram, Path, dan media sosial lainnya.
Sebaiknya tidak semua informasi yang masuk ke media sosial kita terima mentah-mentah tetapi harus kita seleksi terlebih dahulu, sebelum kita baca, sebarkan ataupun amalkan. Sikap selektif memilah dan memilih informasi yang diperlukan sekarang ini untuk mengantisipasi hoaks yang kita terima. Di Kamus Besar Bahasa Indonesia, hoaks memiliki arti tidak sesuai dengan hal (keadaan dan sebagainya) yang sebenarnya, dusta, bukan yang sebenarnya atau palsu.
Ada beberapa tips untuk mengantisipasi hoaks yang beredar di sekeliling kita, antara lain:
Pertama, cek judul berita. Judul berita yang sensional dan provokatif merupakan ciri khas hoaks. Berita tersebut disebarkan untuk mencari sensasi dan memberikan pengaruh yang buruk untuk orang-orang agar terpengaruh dan ikut terbawa arus berita.
Kedua, cek alamat situs. Jika di berita tersebut tercantum alamat situs maka kita bisa langsung menuju ke alamat situs tersebut. Perlu kita perhatikan bersama alamat situs yang resmi memiliki kekuatan tersendiri daripada alamat situs yang tidak resmi, misalnya dari blog.
Jika di berita tersebut tidak tercantum alamat situs maka kita bisa langsung mengecek berita itu di Google dengan memasukan dua atau tiga kata dari judul berita, kemudian kita bubuhi dengan kata hoaks atau hoax. Jika berita itu memang hoaks maka di Google kita akan menemukan berbagai informasi yang menyatakan berita itu memang hoaks.
Ketiga, cek keaslian berita. Keaslian berita bisa kita cek dengan cara mencari fakta dari sumber utama. Misalnya dari sebuah institusi atau nama subjek penulis. Apakah berita itu hanya sebuah opini ataukah sesuai dengan fakta yang terjadi yang disertai dengan bukti-bukti?
Keempat, cek keaslian foto. Keaslian foto bisa kita cek dengan menelusuri mesin pencarian google images. Dengan cara memasukan kembali dua atau tiga kata dari judul berita tersebut, maka bisa kita ketahui apakah berita tersebut memiliki nilai kebenaran yang sesungguhnya?
Jika salah satu atau beberapa dari empat tips tersebut kita temukan pada sebuah berita. Maka, bisa kita pastikan bahwa berita tersebut tidak bisa dipercaya keasliannya ataupun kebenarannya. Hal yang paling sederhana yang bisa kita lakukan adalah membuang atau membiarkan berita tersebut berada tanpa harus ikut menyebarkannya ataupun ikut mengamalkan isi kandungan yang ada di dalam berita tersebut.
Dengan cara tidak ikut menyebarkan berita tersebut, kita sudah membantu banyak orang agar bisa mengantisipasi hoaks yang sekarang ini berkembang semakin cepat. Jika berita hoaks itu disebarkan di sebuah grup media sosial yang kita ikuti, kemudian kita cek kebenarannya ternyata setelah kita telusuri memang benar-benar hoaks, kita bisa memberikan komentar ataupun informasi bahwa berita itu adalah hoaks. Komentar kita itu akan menjadi pemutus rantai hoaks yang awalnya akan disebarkan oleh anggota grup. Setelah mengetahui adalah hoaks, maka mereka tidak jadi menyebarkannya. Nilai kebaikan kita peroleh dari menelusuri dan memberikan informasi tentang hoaks kepada rekan-rekan yang ada di grup sosial media. Guna mengantisipasi menyebarnya hoaks.
Aulia Rahim
Kaderisasi FLP Wilayah Kalimantan Selatan
Penulis & Trainer
Dosen Fakultas Farmasi Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjary Banjarmasin