Melodrama Hamka dalam Raun Sebalik
Rinai Kabut Singgalang (RKS) karya Muhammad Subhan terbit pada Januari 2011 menyemarakkan dunia sastra Indonesia. Novel ini seperti gabungan antara novel semibiografis dan novel islami, hanya saja menggunakan gaya bahasa klasik, seperti karya sastra Indonesia paruh pertama abad 20. Novel ini membawa ingatan saya pada gaya tutur roman Siti Nurbaya atau pun Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck; gaya bahasa yang mendayu-dayu seperti puisi dan cenderung menggunakan kalimat inversi—predikat mendahului subjek.
Muhammad Subhan secara tidak langsung telah memberi sinyal bahwa novelnya ini memang sangat terinpirasi—atau terobsesi?—dengan karya-karya Buya Hamka. Di awal buku, kita disuguhkan kutipan buku Hamka, “Seni tidak ada kalau cinta tidak ada. Apa sebabnya ada keindahan? Sebabnya ialah kare...