Selasa, November 26Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Dari Serang hingga Musi; Bincang Karya Bareng Gola Gong

PALEMBANG, FLP.or.id – “Balada Si Roy”, novel remaja karya Hendrayana Harris, atau lebih dikenal dengan nama pena Gola Gong kini telah berusia 30 tahun. Di usia dewasa sosok imajier Si Roy kian memikat penikmat cerita, terbukti dalam waktu dekat novel dengan setting Serang tempo dulu ini akan diadaptasi ke film layar lebar Indonesia.

Maka, bertatap muka langsung dengan orang yang melahirkan tokoh Si Roy adalah sebuah keberuntungan. Bukan sekedar fans berjumpa dengan idola. Namun dengan mengulik “Balada Si Roy” ini diharapkan dapat menginspirasi para penulis Forum Lingkar Pena (FLP) yang hadir dalam acara silaturahmi Gol A Gong dan Generasi Jaguar dengan FLP Palembang, Ahad lalu, (15/7/18) di kediaman pembina FLP Palembang di Jalan Demang Lebar Daun.

Meraih sukses tentu tak semudah membalik telapak tangan. Demikian pun, Gol A Gong. Di balik nama besarnya, ia harus melalui proses panjang hingga karyanya abadi mampu melintasi beberapa generasi. Bahkan “Balada Si Roy” beberapa kali gagal dilamar production house (PH) atau rumah produksi film. “Udah empat kali ditawar PH, mudah-mudahan yang sekarang lebih baik,” kata suami Tias Tatanka ini.

Diceritakan Gong, tokoh fiksi Roy yang merupakan sosok remaja bandel gemar berpetualang terinspirasi dari novel “Roy Roy” (Sir Walter Scott). “Roy Boy” kemudian jadilah Si Roy walau awal mulanya judulnya bukan Balada Si Roy,” jelasnya. Selanjutnya, ia membuat family tree (pohon/bagan keluarga) di atas karton yang ditempel di dinding kamar. Artinya, dalam menghasilkan karya besar tentu tak sembarang. Perlu riset, perenungan dan terstruktur dengan baik.

Sebab, menurutnya, kualitas menentukan keberhasilan dari sebuah karya. Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk menulis dengan ilmu. “Menulislah dengan ilmu maka pembacamu akan meninggikan derajat karyamu,” katanya.

Begitu pun dengan kunjungannya ke bumi Sriwijaya. Tak semata untuk bertamasya. Dengan bertajuk Gempa Literasi Generasi Jaguar, Gong dan keluarga terus menebar kebaikan dengan menularkan virus-virus literasi di tanah Andalas. Melainkan juga, Gong bakal kembali menguncang dunia literasi dengan menulis novel dengan mengangkat sungai Musi sebagai latar.

“Beberapa kali datang ke Palembang itu juga untuk riset. Menulis kehidupan di tapi Musi dari Hulu ke Hilir, saya pikir sangat bagus,” ujarnya. (Ratih Dian Utami, anggota FLP Palembang)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Share This