Selasa, Desember 3Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Pidato Perdana Afifah Afra (Ketua Umum FLP ke-5, periode 2017 – 2021) Bandung, 4 November 2017

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaykum warahmatullah wabarakaatuh

Kepada seluruh Pimpinan Sidang yang saya cintai, dan seluruh peserta delegasi yang luar biasa telah berkorban begitu banyak. Kalau saya hitung-hitung mungkin hampir setengah milyar uang keluar. Dari biaya Munas ini yang ditanggung panitia, kemudian transportasi dari teman-teman semuanya datang ke sini, itu sudah hampir setengah milyar uang melayang. InsyaAllah tidak sia-sia.

Ada satu hal yang tadi sepanjang sekitar jam empat sore tadi, ada whatsapp masuk ke HP saya, dari anak saya. Dia bilang begini, ” Ummi lagi Munas ya?” Ya.

” Munas itu apa sih?” Memilih ketua.

” Ummi maju jadi Ketua?” Dimajukan.

” Jangan ambisi ya, Mi.”

Saya langsung menangis. Karena memang bagi saya, ini sesuatu yang sangat berat.

Mohon maaf, saya tidak bikin timses, saya tidak menggunakan popularitas saya. Kalau rekan-rekan di sini ngecek, apakah saya pernah kampanye? Padahal follower saya lumayan.

Tetapi, jangan mengecilkan teman-teman di sini. Mereka itu sedang memilih dirinya sendiri, karena saya adalah mereka. Dan itu adalah sebuah perjalanan yang dimulai sejak tahun 1999.

Jadi, sebagian dari teman-teman di sini sudah saya datangi ke lokasinya. Bahkan dengan keterbatasan fasilitas.

Mungkin teman-teman dari Lampung tahu ya. Dari Solo sampai Way Jepara, kami naik bis untuk menemui teman-teman di Lampung.

Saya membangun Jawa Tengah dari awal, dari nol. Dari FLP Semarang, FLP Purwokerto, kemudian FLP Solo. Jadi, itu adalah sebuah perjalanan panjang. Dan, inilah yang akan kita bangun.

Betapa ukhuwah yang indah di Forum Lingkar Pena inilah yang akan menjadi inti kekuatan kita di dalam bergerak. Rasa cinta itu telah menyatukan perbedaan-perbedaan. Dan itu saya rasakan, menjadikan khas FLP tidak terdapat di organisasi-organisasi lain.

Dan, rasa toleransi itu muncul, sehingga FLP ini harus menjadi rumah kita bersama. Yang harus kita jaga, kita rawat, kita perbaiki. Baru setelah rumah kita megah, terlihat indah, kita akan panggilkan tamu kita, untuk kita jamu.

Jangan pernah menjamu tamu ke rumah kita, kalau rumah kita masih bocor, jika kita belum bisa memasak masakan yang lezat untuk mereka.

Dan ini yang akan kita lakukan. Kita akan membangun Forum Lingkar Pena sebagai rumah yang layak untuk kita tempati, dan menimbulkan kesan yang indah bagi para tamu.

Teman-teman, saya tahu kelelahan di teman-teman. Pidato saya tidak akan panjang. Ada beberapa kabar gembira yang ingin saya sampaikan. Jadi, di kepengurusan ke depan, saya ingin menitik-tekankan pada beberapa hal.

Kita ingin FLP menjadi rumah kita. Maka, salah satu target dari kepengurusan yang akan datang adalah kita akan memfasilitasi gerakan pulang ke rumah. Kita akan membentuk sebuah forum untuk mengundang kembali teman-teman yang sudah pernah berjerih payah membesarkan FLP untuk bergabung kembali. Kita akan membentuk suatu forum anggota apalah namanya, kehormatan misalnya, yang mereka sudah sukses memiliki jaringan-jaringan, memiliki network yang baik, sudah menjadi orang yang cukup berpengaruh di bidangnya masing-masing, kita akan ajak mereka pulang. Dari situlah network akan terbangun. Riil, tidak perlu kita ke sana ke mari, walaupun ekspansi juga perlu. Tetapi sesungguhnya kita sudah memilikinya.

Seperti Doktor Khairul Anwar tadi, beliau bisa membuka akses ke Jepang. Kemudian Doktor Ganjar, teh Maimon, UK. Itulah yang akan bekerja membikin rumah kita ini menjadi rumah yang dikenal sebagai rumah yang mampu memberikan cahaya, menyebarkan cahaya.

Yang kedua, percepatan kaderisasi penulis. Saya berharap sistem kaderisasi yang kemarin itu sudah dibahas, ini akan menjadi program unggulan. Dan saya akan mengontrol perbulan, perminggu, perhari. Jangan khawatir, untuk yang seperti itu saya termasuk manajer yang ‘galak’. Ini akan menjadi program unggulan. Kenapa?
Percepatan pertumbuhan penulis ini harus segera dikejar. Jadi nanti, untuk kepengurusan ada banyak. Jangan Afra lagi Afra lagi. Saya sedih sebenarnya tadi dapat segitu, mestinya jangan telak banget. Karena jadi seolah-olah ini kegagalan kami sebagai BPP tidak bisa mengkader dengan baik. Kegagalan saya termasuk sebagai Sekjend. Masak kegagalan harus diketawain, kegagalan itu harus sedih. Jadi saya sedih melihat kemenangan yang telak ini.

Kemudian, pesantren literasi, ini juga kabar gembira. Karena beberapa waktu yang lalu ada pegiat, Direktur Yayasan Solo Peduli, namanya bapak Supomo. Itu mengontak saya.

Bagaimana kalau kita bersinergi? Kami mencari hardware-nya, FLP think-tanknya, sistemnya. Jadi yang disebutkan oleh mbak Dianti itu, besok bisa terealisasikan di sana. Mudah-mudahan bisa segera direalisir.

Menariknya lagi, mas Aries Adenata BPP, itu kemarin dapat wakaf sekitar tanah 2,5 hektar di lereng gunung Lawu, dan itu belum diapa-apakan. Dia juga meminta bantuan ke Forum Lingkar Pena untuk ikut bekerjasama.

Kemudian, satu lagi target adalah taklukkan google. Program taklukkan google itu maksudnya bagaimana FLP bisa eksis di dunia internet, sehingga setiap keyword yang berhubungan dengan literasi, maka FLP itu masuk di halaman pertama. Kalau perlu nomor satu.

Ini luas banget ya penjabarannya. Jadi saya kira itu saja beberapa program unggulannya, lainnya hanya melanjutkan-melanjutkan. Dan ketika kita fokus pada program-program tersebut, saya kira akan ada perubahan yang cukup rapi. Syaratnya, dukungan teman-teman sekalian. Dan khusus dari teman-teman Maluku dan Sulawesi, insyaAllah besok akan ada kunjungan ke sana.

Wassalamu’alaykum warahmatullah wabarakaatuh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Share This