Namanya Asri Istiqomah. Lebih sering disapa Mbak Asri, atau beberapa juga ada yang memanggilnya Bu Asri. Sore ini di depan kamera yang dijepretkan Mas Tyo tampak wajahnya memancarkan cahaya berseri-seri seakan ada beban berat yang baru saja diletakkan dari pundaknya. Ya, baru saja dia menyelesaikan amanah yang diberikan padanya sebagai Ketua Umum Forum Lingkar Pena (FLP) Cabang Solo Raya. Karena hari ini, Ahad 27 Oktober 2013 adalah hari bersejarah bagi FLP Solo Raya dengan digelarnya Musyawarah Cabang (Muscab) di Komplek SDII Al Abidin Banyuanyar Surakarta.
Selepas laporan pertanggungjawaban yang disampaikannya pagi hingga siang ini diterima oleh seluruh peserta Muscab, otomatis habis pula masa kutukan Bu Asri sebagai Ketua periode 2011-2013. Paska pendemisionerannya, sebenarnya masih besar peluang Bu Asri kembali memimpin FLP dua tahun kedepan. Tapi (seperti yang diungkapkannya sendiri) karena dirinya sudah menanggung amanah yang lebih tinggi di kepengurusan FLP Pusat, maka terpaksa harus ada orang lain yang menggantikannya sebagai Ketua di FLP Solo. Meski dia juga berjanji setelah tidak menjabat nanti dirinya tetap akan menjalin komunikasi dengan pengurus baru untuk bersama memajukan FLP Solo.
Dari 25-an anggota FLP Solo Raya yang hadir pagi hingga sore itu sebenarnya juga ada banyak kandidat yang pantas dan mampu memimpin FLP periode selanjutnya. Namun banyak dari mereka tidak bersedia dicalonkan, seperti halnya dua orang sesepuh bernama Pakde Ranu Muda (yang sudah beranjak tua) dan Kang Aris Eldurra. Sebagian yang lain tidak hadir saat Muscab, semacam penulis terkenal Norma Keisya Aviccena, Ustadzah Tetra Azkiya Mumtaz dan Mbak Ungu Lianza. Ada juga yang meninggalkan arena Muscab lebih dulu sebelum pemilihan dimulai, semisal Ukasah Habibi, juga ada salah satu penulis produktif bernama Erni Ratna. Sebagian yang lain lagi belum bisa dicalonkan karena belum memenuhi salah satu syarat menjadi ketua yang mengharuskan level penulis madya, diantara mereka adalah Mas Tyo dan Mas Fuad Hasan yang baru sibuk mengerjakan skripsi. Ada juga yang tidak bersedia dicalonkan karena (katanya) ada amanah sebagai ketua ditempat lain, termasuk golongan ini adalah Mbak Faqih Anisa. Karena banyaknya kendala tersebut, maka otomatis urung pula niat untuk mencalonkan mereka sebagai ketua.
Setelah beberapa saat dilalui akhirnya para para peserta Muscab yang hadir memilih tiga peserta Muscab sebagai formatur yang kemudian diberi tugas untuk memusyawarahkan siapa Ketua Umum yang baru, ketiganya adalah Mas Trimanto, Mas Taufik dan Mbak Diah Cmut. Saat peserta yang lain break untuk sholat ashar, ketiga formatur bermusyawarah untuk memilih ketua yang baru. Tampaknya musyawarah tidak begitu alot sehingga tidak lebih dari 15 menit terpilihlah Ketua Umum FLP yang baru untuk periode kedepan, dia adalah Mas Trimanto, mantan Ketua FLP Cabang Depok yang sekarang bermukim di Boyolali.
Ada banyak tugas berat menanti kepengurusan FLP yang baru nanti. Seperti pengaktifan kembali beberapa ranting yang dibentuk pada akhir periode Mas Aries Adenata, penyelesaian kurikulum kepenulisan yang katanya sudah mencapai sembilanpuluh persen, pensolidan kepengurusan dan lain-lain. Kita tunggu gebrakan apa yang akan diambil oleh kepengurusan yang baru nanti, kolaborasi Mas Trimanto sebagai Ketua Umum, Mas Taufik sebagai Sekretaris Jenderal, Mas Ibudh sebagai Bendahara Umum dan Mbak Diah Cmut sebagai komandan Kaderisasi penulis. Mari kita doakan saja semoga kepengurusan yang akan datang dapat berjalan lebih baik dari sekarang. Wallahul Musta’an