Selasa, November 26Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Ketua Dewan Pertimbangan FLP Hadiri Peluncuran Album “Terima Kasih Penjara”

BANDUNG, FLP.or.id – Penjara bukan hanya masalah ruang. Ia adalah persepsi, mental, dan ideologi. Hal tersebut disampaikan Ketua Dewan Pertimbangan Forum Lingkar Pena (FLP) M. Irfan Hidayatullah, saat peluncuran album “Terima Kasih Penjara”, Minggu (3/6/2018), di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Sukamiskin, Bandung, Jawa Barat.

“Album Terima Kasih Penjara ini mengantarkan saya pada perenungan mendalam tentang hakikat kebebasan,” ujarnya.

Penjara, menurut penyair yang puisinya termuat di Ada Titik Menari Samar Sekali itu, bukan hanya masalah ruang. Ia adalah persepsi, mental, dan ideologi. Di luar lapas Sukamiskin, bahkan banyak sekali individu-individu dan kelompok masyarakat yang sesungguhnya terpenjara sehingga membuat negeri kaya ini semacam miniatur sebuah lapas besar. Yang tersingkap dan terbebaskan justru bisa jadi adalah mereka yang secara fisik terpenjara, tetapi secara mental terbuka cakrawalanya.

Irfan kemudian bercerita tentang proses kreatif pembuatan album. Ia memulainya dengan merenungi hakikat kebebasan. Perenungan itu kemudian melahirkan lirik dan nada untuk beberapa lagu di album tersebut.

“Sejak ditawari untuk terlibat dan berproses kreatif dalam pembuatan album ini, perenungan-perenungan tentang hakikat kebebasan itulah yang menjadi energi. Melalui perenungan itu pula lirik demi lirik dan balutan demi balutan nada mengalir deras. Bahkan, pada satu titik tertentu saya sempat membisu dan berkaca-kaca saat mengingat energi jiwa tersebut,” kenangnya.

Irfan, yang juga merupakan personal grup nasyid Mupla, mengungkapkan kebahagiaannya atas diluncurkannya album Terima Kasih Penjara. Ia berharap album ini bisa diterima dan dinikmati oleh masyarakat. Ia mengatakan bahwa salah satu lagu dalam album ini, yaitu Mendekap Cahaya, akan digunakan sebagai soundtrack sebuah film.

“Alhamdulillah, album ini telah diluncurkan. Saya ucapkan terima kasih kepada kalapas Sukamiskin dan jajarannya, Mas Didit, ustadz LHI, dan semua yang hadir. Terima kasih atas kepercayaannya kepada saya untuk membuat beberapa lagu di album ini. Insya Allah lagu Mendekap Cahaya rencananya akan dipakai sebagai soundtrack film,” pungkasnya.

Kalapas Sukamiskin Bangga

Di saat yang sama, Kalapas Sukamiskin Wahid Husen mengaku bangga atas terselenggaranya acara peluncuran album Terima Kasih Penjara. Dia menilai bahwa album ini merupakan tanda kreativitas.

“Saya ucapkan terima kasih, saya bangga kepada penggagas acara ini. Ini merupakan kreativitas yang luar biasa, sehingga bisa diluncurkannya album Terima Kasih Penjara,” ungkapnya.

Terima kasih penjara, lanjut Wahid, akan berujung pada terima kasih Allah. Rasa syukur itu akan membawa manusia pada arti dan tujuan hidup.

“Terima kasih Allah, mengingatkan kita di lapas ini, sehingga kita tahu artinya hidup, tahu kita akan ke mana, dan kita harus menjadi apa. Saya kira itu,” terangnya.

Acara bertema “Bahagia Bersama Al-Quran” ini berlangsung sejak ashar hingga magrib. Acara ini dimeriahkan oleh penampilan sejumlah musisi dan penyanyi, seperti Kikan Namara, Raden Agung, Genya, BW Rockstar, Alga The Panasdalam, Komunitas Musisi Mengaji (Komuji), dan grup nasyid Mupla. (Dedi Setiawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Share This