Mataram – NTB. Ahad, 3 Mei 2015, suasana cerah menyelimuti kota Mataram, NTB. Suasana cerah di hari itu senada dengan cerah dan semangat yang memenuhi dada. Saat tiba-tiba gemuruh semangat peserta workshop menulis buku Anak menimpali trainer yang meneriakan “Are you ready!” Para peserta serempak menjawab “Ready!” Workshop yang diselenggarakan di Aula Balai Diklat Koperasi NTB itu dipenuhi oleh peserta dari berbagai utusan. Dari Anak-anak SD hingga Dosen dari perguruan tinggi di Mataram. Satu keinginan mereka bersama yaitu memperoleh ilmu dari trainer dan menerapkannya untuk berkarya menginspirasi anak negeri.
Adalah Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah NTB, yang menyelenggarakan agenda workshop tersebut sehari penuh. “Acara ini adalah salah satu bentuk sumbangsi kami, untuk memeriahkan hari pendidikan nasional tahun 2015. Juga sebagai upaya menebar virus menulis di NTB,” ujar Alimin Samawa, Ketua FLP NTB. “Follow-up acara ini adalah diterbitkan karya bersama peserta berbakat, sebagai bacaan alternatif di dunia perbukuan,” demikian disampaikan pria yang juga menjabat sebagai salah satu tim BPP FLP Pusat.
Workshop ini menarik dan inspiratif karena diisi oleh penulis nasional yang telah menelurkan kurang lebih 176 karya. Penulis kawakan yang telah berpengalaman dalam memberikan pelatihan atau acara serupa di berbagi wilayah di Indoesia bahkan di berbagai daerah di dunia. Beliau adalah Bunda Pipiet Senja. Dalam workshop ini beliau berbagai pengalaman dan tips menulis yang telah ditekuninya selama ini.
Sesi yang cukup berkesan dan membuat peserta antusias, adalah praktik menulis berkelompok yang dipandu oleh ketua FLP NTB. Setelah itu sesi presentasi karya kelompok, serta ulasan karya oleh Bunda Pipiet Senja semakin membuat semangat peserta membuncah.
Hal yang tidak bisa dilupakan peserta, adalah Workshop dan praktik menulis individu yang diberikan Pipiet Senja. Peserta diminta membuat cerita bebas dalam waktu 25 menit. Sembari menunggu Ashar usai, seluruh karya peserta dibaca oleh pemateri. Dari hasil praktik menulis, terpilih 5 karya terbaik. Dan yang membuat takjub adalah karya terbaik didominasi oleh anak-anak SD. “Terimakasih FLP NTB, telah memberikan workshop yang sangat bermanfaat bagi kami,” ujar Ibu Dian, seorang guru dari salah satu SMP di Mataram. “Ini luar biasa, terutama game menulis kelompoknya, saya akan praktikan di sekolah mendongeng kami!” ucap Kak Wawan sang juara 1 Dongeng Indonesia.
Menutup workshop, Pipiet Senja memberikan tugas kepada seluruh peserta untuk membuat kisah inspiratif tentang Lombok. Beliau berjanji untuk membantu proses penerbitannya. “Sebelum Puasa kita upayakan terbit, dan tunggu kedatangan saya kembali di salah satu surga tersembunyi ini,” tuturnya menutup acara. (Aal)