SERANG – Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Provinsi Banten menggelar curhat kepenulisan, Minggu (27/5) di salah satu rumah makan di Kota Serang. Kegiatan yang dibarengkan dengan agenda buka puasa bersama itu, diisi dengan berbagai pengalaman seputar dunia kepenulisan oleh para pengurus FLP.
Ahmad Wayang, ketua panitia acara, mengatakan kegiatan curhat kepenulisan sengaja dilakukan di Bulan Ramadan karena di bulan ini pula Allah menurunkan wahyu pertama kepada Nabi Muhammad Saw yaitu iqro. Membaca tidak hanya perintah yang harus dijalani melainkan juga harus menjadi kebiasaan sehari-hari seperti halnya makan.
“Dunia membaca dekat dengan dunia menulis, karena menulis juga sesunggunya membaca dengan cara lain,” kata Wayang.
Penulis novel “Cinta Jangan Marah” ini menyatakan bahwa dalam dunia kepenulisan tidak ada klasifikasi senior dan junior. Karena yang akan menentukan kualitas seorang penulis adalah karyanya, bukan umur atau lamanya dia belajar menulis. Penulis yang baru belajar pun bisa saja menjadi penulis hebat bila karyanya baik dan disambut hangat publik.
“Karena itu dalam curhat kepenulisan semuanya saling berbagi, tidak ada senior dan junior,” ujarnya.
Ketua FLP Serang, Yuni Astuti, menamai bulan Ramadan dengan bulan literasi dalam artikelnya di salah satu koran lokal di Banten. Menurutnya perintah iqro dari Allah yang turun saat Ramadan jelas merupakan bentuk perintah agar manusia menyelami literasi. Karena itu sudah seharusnya umat Islam banyak membaca karena membaca akan mendekatkan pada kemajuan.
“Umat Islam pada masa terdahulu, terutama pada masa Daulah Abbasiyah, literasi sangat maju karena masyarakatnya gemar membaca,” tulis Yuni.
Ketua FLP Wilayah Banten, Fey Chandra mengatakan bahwa di antara keutamaan Bulan Ramadan ini FLP ingin menjadikan Ramadan sebagai bulan literasi. Karena itu pada acara buka bersama ada acara sharing ilmu tentang kepenulisan, khususnya yang bisa dibagi dari pengurus FLP Banten yang sudah malang melintang di dunia kepenulisan. Sebab selain menjadi penulis cerpen, puisi, dan novel, ada juga pengurus FLP yang menjadi penulis skenario sinetron-sinetron yang ditayangkan di televisi swasta nasional.
“Supaya antar anggota saling mengisi,” katanya.