FLP.or.id,- Kamis, 12 Desember 2018. Biasanya di berbagai daerah, aktivis Forum Lingkar Pena selalu dihiasi jatuh bangun dalam perjuangan dakwah bil qalam sebagaimana banyak kisah dalam Matahari Tak Pernah Sendiri (2004). Namun di Batam, Ketua FLP Cabang-nya disangka mendapat fasilitas rumah dinas dari organisasi ini. Ya, disangka. Karena sebenarnya yang dimaksud ‘rumah dinas’ tersebut adalah rumah pribadi sang ketua di Beverly Park Blok L2 Nomor 17 Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota yang dijadikan sekretariat dan tempat diskusi rutin. Saking militan, rumah tersebut dikira fasilitas organisasi karena kuncinya ditempeli gantungan kunci berlogo FLP.
Demikianlah yang dialami Choiriyah, Ketua FLP cabang Batam periode 2015 hingga saat ini ketika saya silaturrahim ke Batam. Choiriyah ini sebelumnya pernah mengurus FLP Johor di Malaysia pada kurun 2011-2014, pengalaman itulah yang turut membuat ibu rumah tangga kelahiran Malang ini cukup tahan banting.
FLP di Batam khususnya dan Kepulauan Riau umumnya, sebenarnya telah ada sejak tahun 1999. Itu artinya hanya berselang 2 tahun setelah berdirinya Forum Lingkar Pena. Saat itu, FLP melakukan rekrutmen terbuka di Majalah Annida. Di antara pendaftarnya, ada yang dari kawasan Kepulauan Riau yang saat itu secara administratif masih merupakan bagian dari Provinsi Riau. Pendaftar dari kawasan Kepulauan Riau ini tepatnya dari Batam dan Tanjungpinang. Maka, kemudian didirikanlah FLP Riau di bawah kepemimpinan Rinawati yang menghimpun semua pegiat literasi di tanah Melayu ini.
Sayang, struktur FLP wilayah Kepri yang sempat eksis itu kini vakum. Tercatatlah nama Andri Harris sebagai Ketua terakhirnya. Di Kota Tanjungpinang, FLP juga sempat memiliki nama besar tapi sekarang tak terdengar lagi kiprahnya. Itulah sebabnya dalam program perapihan organisasi, Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena (BPP FLP) dalam waktu dekat akan membentuk kembali FLP wilayah Kepri yang berbasis di Kota Batam. Pasalnya, FLP cabang Batam yang dinakhodai Choiriyah terbilang aktif.
Di provinsi yang 95% wilayahnya merupakan lautan ini, terdapat 2 kota dan 5 kabupaten. Ada kota Batam dan Tanjungpinang, serta kabupaten Bintan, Karimun, Lingga, Natuna dan Kepulauan Anambas. Didukung Rihanu Alifa, Koordinator Divisi Rumah Cahaya BPP FLP (2017 – 2019) yang bermukim di Batam, insyaAllah FLP wilayah Kepulauan Riau siap bergeliat kembali. Apalagi di kawasan ini punya sejarah kesusasteraan yang amat kuat karena adanya Pulau Penyengat tempat Raja Ali Haji berkarya dan dimakamkan. Raja Ali Haji merupakan ulama, sejarahwan dan pujangga keturunan bangsawan Riau-Lingga yang kini sudah mendapat gelar Pahlawan Nasional. Namanya dikenal sebagai peletak dasar tata bahasa Melayu yang menjadi cikal bakal Bahasa Indonesia. Karyanya Gurindam Dua Belas pun tak asing lagi di telinga kebanyakan masyarakat Indonesia.
Selain besarnya sejarah sastra di Kepulauan Riau, dalam internal FLP sendiri, Batam sesungguhnya pernah memiliki seorang penulis FLP terbaik yaitu almarhumah Nurul F. Huda. Generasi pembaca majalah Annida pasti akrab dengan novelis yang dikenal dengan serial Kafe Gaul 1: Latansa Male Cafe dan serial komik Double Ef Team ini. Dan hari ini, dengan bekal kekuatan jejaring ke berbagai komunitas pemuda dan mahasiswa, serta hubungan baik dengan sejumlah instansi pemerintah dan swasta, Choiriyah dan teman-teman di Batam optimis dapat membangkitkan dunia literasi di Kepri hingga ke pulau-pulau terluar. InsyaAllah.
Binjai, 9 Januari 2019
Anugrah Roby Syahputra
PJ Teritori Sumatra – Divisi Jarwil BPP