Selasa, Desember 3Literasi Berkeadaban - Berbakti, Berkarya, Berarti

Cinta Suci Adinda dan Tahun Kebangkitan Novel Indiva

FLP.or.id – Keberadaan Penerbit Indiva sebenarnya tidak bisa dilepaskan dengan novel. Di awal berdirinya, Indiva telah menggebrak dunia perbukuan dengan berbagai novel yang khas, seperti De Winst (Afifah Afra), Livor Mortis (Deasylawati P), Rose (Sinta Yudisia) dan Jasmine (Riawani Elyta). Namun, beberapa tahun terakhir ini, Indiva mulai agak jarang menerbitkan novel. Ternyata, hal ini cukup dikeluhkan oleh pembaca. Beberapa pembaca setia Indiva mengaku rindu dengan hadirnya novel-novel inspiratif Indiva.

“Kok Indiva jarang cetak novel baru, novelnya masih itu-itu saja,” keluh mereka.

Menanggapi keluhan tersebut, CEO Penerbit Indiva, Afifah Afra, kemudian merespon dengan menjadikan tahun 2018 sebagai “Tahun Kebangkitan Novel Indiva.”

Di awal tahun, dua novel baru pun terbit, yaitu Cinta Suci Adinda (Afifah Afra) dan Sabda Luka (Gegge Mappangewa. Saat ini, di dapur Indiva sedang digodok novel-novel lainnya. Pada artikel ini, akan dibahas tentang novel Cinta Suci Adinda.

Novel bercover pink ini mungkin berbeda dengan novel-novel Afifah Afra pada umumnya yang cenderung serius. Ya, novel ini lumayan easy reading. Namun, tentunya, sebagaimana novel Indiva dan Afifah Afra pada umumnya, novel ini tetap inspiratif dan sarat hikmah.

Sebenarnya, novel ini pernah terbit sekitar 12 tahun yang lalu. Edisi Indonesia berjudul Cinta Adinda, dan edisi Malaysia berjudul Kasih Adinda. Namun, karena sudah tidak beredar di pasaran, Afifah Afra pun mengajak Indiva untuk bekerja sama merepublish novel ini. Tentu novel edisi baru sangat berbeda dengan novel edisi lama. Afifah Afra merasa butuh memperbaiki novel ini sehingga lebih sesuai dengan ‘zaman now’, logika cerita lebih rapi, konflik lebih tertata. Jadilah novel ini menjadi “menggemuk” sampai setebal 368 halaman.

Cinta Suci Adinda bertutur tentang Adinda, perawat sederhana yang bekerja di sebuah Rumah Sakit Jiwa. Di RSJ tersebut juga terdapat seorang dokter spesialis kejiwaan yang tampan, terkenal dan sangat cerdas, yakni dr. Irhamuddin Prasetyo, Sp.Kj. Seorang lelaki dengan tipe “the most wanted.”

Sebenarnya, Dokter Irham sudah memiliki calon istri yang selevel dengannya, seorang doktor hukum lulusan Perancis. Namun, hubungan mereka berantakan karena perbedaan prinsip. Sebelumnya, Irham pun pernah memadu kasih dengan seorang dokter cantik, namun juga berantakan karena si dokter itu memilih menikah dengan seniornya yang jauh lebih mapan.

Karena itulah, hingga usia 30-an, Dokter Irham tetap membujang?

Adinda sendiri berasal dari keluarga miskin. Dia pernah menjadi pembantu di keluarga Brata Kusuma yang kaya raya dan sangat terpandang. Karena kebaikan Brata Kusuma, Adinda pun disekolahkan hingga berhasil menjadi perawat. Ya, perawat, bukan dokter, padahal Adinda adalah bintang kelas, dan sang majikan sanggup membiayai untuk sekolah semahal apapun.

Ketika Brata Kusuma terpuruk dan didiagnosis skizofrenia (gila), Adinda berusaha keras mengobati sakit sang majikan, justru ketika keluarga besar Brata justru membiarkannya. Sayang, usaha Adinda justru dianggap melanggar etika oleh keluarga Brata. Adinda pun diusir dari rumah tersebut. Brata sendiri dikurung dalam sebuah vila mewah di pegunungan.

Diam-diam, Adinda berusaha terus mengajak Brata berobat. Dia bahkan berani mengeluarkan biaya besar untuk membayar jasa dr. Irhamuddin.

Awalnya hanya interaksi antara dokter dengan perawat di RSJ, kemudian berubah menjadi dokter yang diminta mengobati majikan Adinda, Irham melihat banyak kejanggalan dari kedekatan gadis itu dengan Brata Kusuma. Benarkah kedekatan itu hanya sekadar balas budi Adinda kepada lelaki tua itu? Dan, mengapa keluarga Brata bersikeras melawan usaha Adinda menyembuhkan ayah mereka?

Data Buku

Judul: Cinta Suci Adinda
Penulis: Afifah Afra
Tebal: 368 hlm
Ukuran: 13 x 19 cm
Penerbit: Indiva Media Kreasi
Harga: Rp 75.000

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Pin It on Pinterest

Share This