Pagi yang cerah, saatnya membuka mata.
“Hoaaam,” aku menguap lebar. Aku bersemangat sekali hari ini, hari terakhir liburan kelas tiga. Aku beranjak dari kasur empukku dan berlari menuju kamar mandi. Untuk apa? Jelas untuk mandi, hehehe.
Selesai mandi, aku memakai baju dan mukena, lalu menunaikan shalat subuh. Setelah itu, aku berjalan bersama adikku Rama ke kamar Ummi, Abi dan Ifan. Di sana hanya ada Ummi dan Ifan. Abi sedang mandi, sementara Ifan minum susu pakai dot, dan Ummi membenarkan jilbab hitamnya.
Tak lama Abi keluar dari kamar mandi. Kami semua siap berangkat ke Kalisoro. Di perjalanan, adikku Ifan melakukan hal-hal yang aneh seperti mengatakan begini, “Ummi, Ummi… ada holis-holis enggak?”
“Holis-holis itu apa?” tanyaku.
“Holis-holis itu kayu,” katanya. Kami tertawa. Aneh, darimana Ifan mendapatkan kata-kata itu.
* * *
Beberapa jam kemudian….
“Sampai!” kata Abi.
Aku membuka pintu mobil. Udara sejuk langsung terasa di Kalisoro. Kata Abi, pagi dan malam akan terasa sangat dingin. Sementara, saat siang dan sore, udara sejuk. Itu karena Kalisoro dekat dengan Gunung Lawu. Abi menyewa vila. Vila itu jika dilihat dari luar seperti sangat sempit. Tetapi jika dilihat dari dalam cukup luas. Ada wastafel, bath-tub, TV, sofa dan lain-lain. Aku diajak Abi membantu mendirikan tenda. Aneh, ya, masa sudah sewa vila masih juga mendirikan tenda?
Yaa, kata abi, nanti kita tidur di tenda bertiga. Maksudnya Abi, aku dan Rama akan tidur di tenda merah itu. Sedangkan Ifan, Ummi dan Mbak Gini tidur di dalam villa. Asyiiik!
Selesai mendirikan tenda aku minum susu coklat hangat buatan Ummi. Setelah itu aku tidur siang. Eits, sebelum tidur siang, aku memakan mie goreng di tenda. Aku makan dengan lahap sekali. Aku, Ifan dan Rama berebutan mie goreng, aku dapat paling banyak, sebab aku sangat suka mie.
* * *
Sorenya…
Aku melihat kuda poni berkeliaran di bawah sana. Ya, villa yang Abi sewa ada di dataran yang sangat tinggi. Jadi jika turun ke bawah, aku seperti terdorong. Aku memohon kepada Ummi untuk meminta menaiki kuda poni. Awalnya Ummi tidak membolehkanku. Tetapi setelah kubujuk-bujuk, akhirnya Ummi mau. Soalnya, Rama dan Ifan juga kepingin. Itu membuat Ummi luluh dan mengizinkanku.
Aku menaiki kuda poni berwarna putih dan poni pink. Aku pun difoto Umi saat naik kuda. Lalu kuda turun ke bawah. Aku takut, tetapi aku disuruh majikan kuda yang kunaiki untuk tegak dan tidak melihat ke bawah. Aku melihat ke belakang. Ada Ifan dan Abi yang menaiki kuda poni berwarna putih dengan poni kream. Sedangkan Rama bersamaku di kuda berwarna putih berponi pink. Ternyata kuda yang kunaiki ini kuat juga menampung dua anak, aku dan Rama.
Setelah naik kuda, aku mandi di bath tub lalu shalat asyar. Malamnya aku shalat maghrib dan isya’ dijamak, aku tidur di dalam tenda.
* * *
Keesokan harinya….
Pagi yang cerah. Semalam, benar kata Abi, cuaca sangat dingin. Aku shalat subuh, lalu sesudahnya aku diajak Ummi dan Mbak Gini berjalan-jalan. Aku sih setuju. Rama tidak ikut karena sedang asyik bermain game Angry Bird.
Dingin sekali di luar. Ifan yang ikut minta digendong terus. Sedang aku merapatkan jaketku karena sangat kedinginan. Sekitar setengah jam aku berjalan-jalan. Aku pun pulang ke villa. Di villa, Abi membuat nasi goreng. Ummi meledek Abi, “Abi, nasi gorengnya enak, nggak? Ani cicipin, dong!”
Aku pun mencicipi nasi goreng buatan Abi. Ternyata rasanya sangat… “ENAK!” Aku sampai berteriak.
Lalu kami berjalan-jalan lagi. Kali ini dengan Rama. Ummi memotret-motret keindahan alam. Setelah itu kami kembali ke villa, mengemasi barang lalu pulang….
TAMAT
Syahidah D. Nisa
Lahir di Solo, 17 November 2004. Sekolah di kelas 3 SDIT Nurhidayah. Hobi membaca, nonton film kartun dan bersepeda. Senang menulis sejak kecil. Cerpennya “Akibat Buang Sampah Sembarangan” yang ditulis saat kelas 1 SD terbit dalam Kumpulan Cerpen Penulis Cilik Indonesia (PECI) Lintang Indiva berjudul “Semua Sayang Daisy.”